Bahaya Lidah ini diambil
dari buku berjudul “BAHAYA-BAHAYA LIDAH” dalam bahasa Arab berjudul “AAFAATUL LISAAN” salah satu bagian dari
“Ihya Ulumiddin” karya Imam Ghozali. Salah satu dari beberapa
bahaya lidah yang akan dikupas dibawah ini adalah “Dusta Dalam Kata dan
Sumpah”.
Berdusta dalam berkata, dan
bersumpah dengan sumpah palsu, itulah akibat yang ditimbulkan dari lidah yang
tidak dikontrol agama dan dikendalikan oleh iman dan taqwa.
Dusta dalam kata dan sumpah
adalah termasuk perbuatan yang sangat dicela agama, seperti ditegaskan oleh
Rasullullah dalam haditsnya:
Sabdanya:
“Sesungguhnya
berdusta itu adalah salah satu pintu dari beberapa pintu kemunafikan.”
(Diriwayatkan
oleh Ibnu ‘Adiy).
Dan Imam Bukhory meriwayatkan:
“Amat
besarlah penghianatan jikalau engkau mengatakan sesuatu percakapan kepada saudaramu
yang ia dapat mempercayai kata-katamu itu, sedang sengkau sendiri berdusta
padanya dalam kata-kata tadi”
Selanjutnya, bersumpah palsu
itu adalah buah atau akibat dari lidah yang tidak bertulang yang tidak
dikontorl oleg agama, lebih lagi didorong oleh kemauan hawa nafsunya. Apalagi
jika bersumpah dengan menggunakan nama Allah, tapi dibalik sumpahnya itu ia
berdusta, tidak sesuai dengan apa yang disumpahnya itu.
Sumpah palsu telah
dinyatakan oleh Allah sebagai perbuatan dosa yang akan membuahkan siksaan berat
di akherat. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Surat Ali Imron ayat 77:
Artinya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang
sedikit (murah), mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan
Allah tidak akan berkata-kata (memperhatikan) dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka.
Bagi mereka siksa yang amat pedih.”
Adapun sebab-sebab turunnya
ayat tersebut di atas adalah berkenaan dengan dua orang yang berselisih
dihadapan Nabi saw. Yang seorang menuduh teman lainnya telah mengambil haknya.
Karena itu maka Rasullullah meminta kepada orang yang dituduh itu agar
memberikan keterangan. Tetapi yang dituduh tetap menyanggah. Karena itu Nabi
memerintahkan kepada orang yang dituduh itu untuk bersumpah dengan menggunakan
nama Allah untuk menguatkan perbuatan palsunya, maka seketika itu Allah
menurunkan ayat tersebut diatas sebagai ancaman bagi orang yang bersumpah
palsu.
Pada suatu ketika Rasullullah
saw. berjalan dua orang yang berjual beli seekor kibas. Keduanya
bersumpah-sumpahan, yang seorang berkata; “Demi Allah saya tidak akan
mengurangi dari harga sekian.” Seorang yang lain berkata: “Demi Allah saya
tidak akan menambahkannya dari harga sekian-sekian.” Setelah itu beliau pergi
dan tidak lama kembali ketempat itu, ternyata bahwa kibas itu telah dibelia
oleh salah satu dari kedua orang tadi, maka Nabi saw. bersabda:
“Salah
seorang dari keduanya wajib dosa dan wajib pula membayar kafarah (denda karena
sumpahnya yang dilanggar).”
Adapun mengenai kafarat
(denda bagi sumpah yang dilanggar) itu, para fuqoha’ memberikan batasan, yang
harus dari salah satu dibawah ini:
a: Kafarat pertama adalah
memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang sah fitrah, tiap-tiap
orang seperempat gantang (kira-kira 3/4 liter).
b: Bila kafarat pertama
tidak bisa, maka kafarat kedua adalah memberi pakaian 10 orang miskin, pakaian
apa saja yang sesuai dengan keadaan mereka yang diberi.
c: Atau memerdekakan hamba sahaya. Apabila tiga
perkara itu tidak bisa dilakukan, maka ia harus berpuasa tiga hari.
Dibawah akan diketengahkan
beberapa hadits Rasullullah berkaitan dengan sumpah palsu, yang harus
dijauhiya:
1: Hadits riwayat Imam
Muslim:
Artinya:
“Tiga
golongan orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak
pula dilihat oleh-Nya, yaitu orang yang mengundat-ngundat apa yang telah
diberikan, orang yang membelanjakan barangnya disertai dengan sumpah dusta dan
orang yang melemberehkan sarungnya.”
2: Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhary dan Muslim.
Artinya:
“Barangsiapa
bersumpah atas suatu sumpah dosa (dusta) untuk merampas harta seseorang muslim
tanpa kebenaran, maka ia akan menemui Allah ‘Azza wa Jalla dan Allah marah
padanya.”
3: Hadits riwayat Imam
Bukhary:
Artinya:
“Dosa-dosa
besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada ibu bapak, membunuh manusia,
bersumpah palsu.”
4: Sabda Nabi saw. yang
diriwayatkan Imam Bukhary dan Muslim.
“Biasakanlah
olehmu berkata benar, karena sesungguhnya berkata benar itu dapat menuntun
kepada kebaikan dankebaikan ini akan menuntun ke syurga, dan selalu seorang itu
berkata benar, dan menjaga supaya tetap benar. Sehingga dicatat disisi Allah
sebagai seorang yang shiddiq (yang amat benar). Dan berhati-hatilah (jauhilah)
dusta, karena dusta itu dapat menuntun kepada curang dan selalu seorang hamba
berlaku curang sehingga tercatat disisi Allah sebagai pendusta”
5: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Bukhary, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan An-Nasa’i:
“Barangsiapa
dusta kepadaku (atas nama Muhammad) dengan sengaja, maka hendaklah ia
bersiap-siap untuk menduduki neraka.”
6: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abusy Syaikh:
“Jauhilah
olehmu dusta, karena sesungguhnya dusta itu menyalahi iman.”
7: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Bukhary dan Imam Muslim.
“Empat
macam sifat, siapa yang ada padanya keempat sifat itu, maka ia tergolong kaum
munafik tulen yang betul-betul, dan siapa yang ada padanya satu sifat dari
padanya, maka ia mempunyai sifat nifaq, sehingga meninggalkannya. Jika berkata
dusta, dan jika berjanji ia menyalahi, dan jika ia dipercaya khianat, dan bila
berdebat (bertengkar) curang.”
8: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud:
“Celaka
berat bagi orang yang bercerita lalu berdusta untuk mentertawakan orang-orang
sekali lagi celaka yang sangat berat baginya, dan celaka yang sangat berat
baginya (diulang sampai tiga kali)”
9: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
“Lima
macam dosa yang tidak ada tebusannya: 1). Syirik terhadap Allah. 2).Membunuh
orang tanpa hak. 3).Membuat tuduhan palsu terhadap seorang mu’min. 4).Lari dari
barisan muslimin dalam perang. 5).Sumpah palsu untuk mengambil hak orang lain.”
10: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhary:
“Yang
termasuk dosa-dosa besar itu adalah; menyekutukan Allah, durhaka terhadap
orang-tua, membunuh manusia dan bersumpah palsu.”
11: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Muslim:
“Barangsiapa
bersumpah atas suatu sumpah dosa (dusta) untuk merampas harta seorang muslim
tanpa kebenaran, maka ia akan menemui Allah ‘Azza wa Jalla dalam keadaan marah
sekali padanya.”
12: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Tiga
golongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat dan
tidak pula dilihat (diperhatikan) oleh-Nya, yaitu orang yang mengundat-ngundat
apa yang telah diberikan, orang yang membelanjakan barangnya disertai dengan
sumpah dusta, dan orang yang melemberehkan sarungnya.”
13: Nabi saw. bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhary:
“Barangsiapa
yang mengaku-ngaku bermimpi padahal ia tidak bermimpi, maka kelak ia disuruh
menyambung dua biji jagung, dan ia tidak akan dapat melakukannya. Dan
barangsiapa yang mendengarkan pembicaraan orang-orang padahal mereka tidak suka
ia mendengar, maka kelak akan dit uangkan
didalam telinganya cairan timah pada hari kiamat.”
Berikut kumpulan Ayat-ayat
Al-Qur’an Yang berhubungan Dengan Dusta dan Sumpah Palsu.
1). Surat Al-Baqoroh ayat
39:
WAL-LADZINA KAFARUU
WAKADZDZABUU BI-AAYATINA ULAA-IKA ASH-HAABUIN NAARI HUM FIIHAA KHOOLIDUUN.
“Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni
neraka; mereka kekal didalamnya.”
2). Surat Thaha ayat 61:
QOOLA LAHUM MUUSAA WAILAKUM
LAA TAFTARUU ‘ALALLAAHI KADZIBAN FAYUSHITAKUM BI-‘ADZAABIN WAQOD KHOOBA
MANIFTAROO.
“Berkata
Musa kepada mereka (kaumnya): “Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-ada
kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu siksa. Dan sesungguhnya
telah merugi orang mengada-ada kedustaan.”
3). Surat Al-Baqoroh ayat
10:
FII QULUUBIHIM MARODLUN FAZAADAHUMULLAAHU
MARODLON WALAHUM ‘ADZAABUN ALIIMUM BIMAA KAANUU YAKDZIBUUN.
“Dalam
hati mereka (kaum munafik) ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
4). Surat Az-Zukhruf ayat
25:
FANTAQOMNAA MINHUM FANDHUR
KAIFAKAANA ‘AAQIBATUL MUKADZDZIBIIN.
“Maka
Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan itu.”
5). Surat Al-Jatsiyah ayat
7:
WAILUN LIKULL AFFAAKIN
ATSIIMIN.
“Kecelakaan
yang sangat besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak
berdosa.”
6). Surat Al-Kahfi ayat 5:
MAALAHUM MIN ‘ILMIN WALAA
LI-AABAA-IHIM KABUROT KALIMATAN TAKHRUJU MIN AFWAAHIHIM. IN YAQUULUUNA ILLAA
KADZIBAA.
“Mereka
(kaum musyrikin) sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu,
begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari
mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali yang dusta.”
7). Surat Al-Qomar ayat 9:
KADZ DZABAT QOBLAHUM QOUMU
NUUHIN FAKADZDZABUU ‘ABDANAA WAQOOLUU MAJNUUNUN WAZDUJ
“Sebelum
mereka, telah mendustakan kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh)
dan mengatakan: Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”
8). Surat An-Nahl ayat 116:
WALAA TAQUULUU LIMAA TASHIFU
ALSINA TUKUMUL KADZIBA HAA DZAA HALAALUN WAHAADZAA HAROOMUN LITAFTARUU
‘ALALLAAHIL KADZIBA, INNAL LADZIINA YAFTARUUNA ‘ALALLAAHIL KADZIBA
LAAYUFLIHUUN.
“Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut oleh lidahmu secara dusta:
Ini halal dan ini haram, untuk mengada-ada kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung”
9). Surat Huud ayat 18:
WAMAN ADHLAMU MIMMANIFTAROO
‘ALAALLAHI KADZIBAN, ULAA-IKA YU’RODLUUNA ‘ALAA ROBBIHIM WAYAQUULUL
ASY-HAADUHAA-ULAA-IL LADZINA KADZABUU ‘ALAA ROBBIHIM, ALAA LA’NATULLAHI ‘ALADH
DHOOLIMIN.
“Dan
siapakah yang lebih dholim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap
Allah? Mereka itu akan dihadapkan terhadap Tuhan mereka, dan para saksi akan
berkata: ‘Orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka’. Ingatlah
kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dzalim”
10). Surat Al-An’am ayat 49:
WAL LADZIINA KADZDZABUU
BI-AAYAATINAA YAMASSUHUMUL ‘ADZAABU BIMAA KAANUU YAFSUQUUN.
“Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa
disebabkan mereka selalu berbuast fasiq.”
11). Surat Al-An’am ayat 39:
WAL LADZIINA KADZDZABUU
BI-AAYAATINAA SHUMMUM WABUKMUN FIDH DHULUMAATI MAN YASYA-ILLAAHU YUDL-LILHU,
WAMAN YASYAK YAJ’ALHU ‘ALAA SHIROOTHIN MUSTAQIIMIN.
“Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam
gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya
disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk),
niscaya Dia menjadikannya diatas jalan yang lurus.”
12). Surat Al-An’am ayat 31:
QOD KHOSIROL LADZINA
KADZDZABUU BILIQOO-ILLAHI HATTAA IDZAA JAA-ATHUMUSSAA-‘ATU BAGHTATAN QOOLUU YAA
HASROTANAA ‘ALAA MAAFARROTHNAA FIIHAA WAHUM YAHMILUUNA AUZAAROHUM ‘ALAA
DHUHUURIHIM, ALAA SAA-A MAA YAZIRUUN.
“Sungguh
telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan:
sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:
‘alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat
itu’, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah! Amatlah
buruk apa yang mereka pikul itu.”
13). Surat Al-An’am ayat 66:
WAKADZDZABA BIHI QOUMUKA
WAHUWAL HAQQU, QUL LASTU ‘ALAIKUM BIWAKIIL.
“Dan
kamu mendustakannya (adzab) padahal adzab itu benar adanya. Katakanlah: ‘Aku
ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu’”
14). Surat Al-An’am ayat 27:
WALAU TAROO IDZ WUQIFUU
‘ALAN NAARI FAQOOLUU YAALAITA NAA NURODDU WALAA NUKADZDZIBA BI-AAYAATI ROBBINAA
WANAKUUNA MINAL MUKMINIINA.
“Dan
jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka
berkata: ‘Kiranya kami dikembalikan (kedunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat
Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman. (tentulah kami melihat
suatu peristiwa yang mengharukan).’”
15). Surat Al-An’am ayat 86:
WAL LADZIINA KAFARUU
WAKADZDZABUU BIAAYAATINAA ULAAIKA ASH-HAABUL JAHIIM.
“Dan
orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka ialah penghuni
neraka”
16). Surat Ali-Imron ayat 78:
WA INNA MINHUM LAFARIIQON
YALWUUNA ALSINATAHUM BIL KITAA BI LITAHSABUUHU MINAL KITAABI WAMAA HUWA MINAL
KITAABI WAYAQUULUNA HUWA MIN ‘INDILLAAHI WAMAA HUWA MIN ‘INDILLAAHI
WAYAQUULUUNA ‘ALALLAAHIL KADZIBA WAHUM YA’LAMUUN.
“Sesungguhnya
diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab
supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagaian dari Al-Kitab, padahal ia
bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: ‘Ia (yang dibacanya) dari sisi
Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah,
sedang mereka mengetahui’”.
17). Surat Al-Imron ayat 77:
INNAL LADZIINA YASYTARUUNA
BI-‘AHDILLAAHI WA AIMAANIHIIM TSAMANAN QOLIILAN ULAA-IKA LAA KHOLAAQO LAHUM FIL
AAKHIROTI WALAA YUK ALLIMUHUMULLAAHU WALAA YANDHURU ILAIHIM YAUMAL QIYAAMATI
WALAA YUZAKKIIHIM WALAHUM ‘ADZAABUN ALIIMUN.
“Sesungguhnya
orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang
sedikit (murah), mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan
Allah tidak akan berkata-kata (memperhatikan) dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka.
Bagi mereka siksa yang amat pedih.”

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.