Translate

Saturday, October 1, 2016

DUSTA DALAM KATA DAN SUMPAH.

Bahaya Lidah ini diambil dari buku berjudul “BAHAYA-BAHAYA LIDAH” dalam bahasa Arab berjudul “AAFAATUL LISAAN” salah satu bagian dari “Ihya Ulumiddin” karya Imam Ghozali. Salah satu dari beberapa bahaya lidah yang akan dikupas dibawah ini adalah “Dusta Dalam Kata dan Sumpah”.

Berdusta dalam berkata, dan bersumpah dengan sumpah palsu, itulah akibat yang ditimbulkan dari lidah yang tidak dikontrol agama dan dikendalikan oleh iman dan taqwa.
Dusta dalam kata dan sumpah adalah termasuk perbuatan yang sangat dicela agama, seperti ditegaskan oleh Rasullullah dalam haditsnya:

“Takutlah kalian akan berkata dusta sebab dusta itu sama dengan kecurangan dan keduanya akan berada dalam neraka”. (Diriwatkan oleh Ibnu Majah dan Nasa’i).
Sabdanya:
“Sesungguhnya berdusta itu adalah salah satu pintu dari beberapa pintu kemunafikan.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy).

Dan Imam Bukhory meriwayatkan:
“Amat besarlah penghianatan jikalau engkau mengatakan sesuatu percakapan kepada saudaramu yang ia dapat mempercayai kata-katamu itu, sedang sengkau sendiri berdusta padanya dalam kata-kata tadi”

Selanjutnya, bersumpah palsu itu adalah buah atau akibat dari lidah yang tidak bertulang yang tidak dikontorl oleg agama, lebih lagi didorong oleh kemauan hawa nafsunya. Apalagi jika bersumpah dengan menggunakan nama Allah, tapi dibalik sumpahnya itu ia berdusta, tidak sesuai dengan apa yang disumpahnya itu.

Sumpah palsu telah dinyatakan oleh Allah sebagai perbuatan dosa yang akan membuahkan siksaan berat di akherat. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Surat Ali Imron ayat 77:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata (memperhatikan) dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka siksa yang amat pedih.”

Adapun sebab-sebab turunnya ayat tersebut di atas adalah berkenaan dengan dua orang yang berselisih dihadapan Nabi saw. Yang seorang menuduh teman lainnya telah mengambil haknya. Karena itu maka Rasullullah meminta kepada orang yang dituduh itu agar memberikan keterangan. Tetapi yang dituduh tetap menyanggah. Karena itu Nabi memerintahkan kepada orang yang dituduh itu untuk bersumpah dengan menggunakan nama Allah untuk menguatkan perbuatan palsunya, maka seketika itu Allah menurunkan ayat tersebut diatas sebagai ancaman bagi orang yang bersumpah palsu.

Pada suatu ketika Rasullullah saw. berjalan dua orang yang berjual beli seekor kibas. Keduanya bersumpah-sumpahan, yang seorang berkata; “Demi Allah saya tidak akan mengurangi dari harga sekian.” Seorang yang lain berkata: “Demi Allah saya tidak akan menambahkannya dari harga sekian-sekian.” Setelah itu beliau pergi dan tidak lama kembali ketempat itu, ternyata bahwa kibas itu telah dibelia oleh salah satu dari kedua orang tadi, maka Nabi saw. bersabda:
“Salah seorang dari keduanya wajib dosa dan wajib pula membayar kafarah (denda karena sumpahnya yang dilanggar).”

Adapun mengenai kafarat (denda bagi sumpah yang dilanggar) itu, para fuqoha’ memberikan batasan, yang harus dari salah satu dibawah ini:
a: Kafarat pertama adalah memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang sah fitrah, tiap-tiap orang seperempat gantang (kira-kira 3/4 liter).
b: Bila kafarat pertama tidak bisa, maka kafarat kedua adalah memberi pakaian 10 orang miskin, pakaian apa saja yang sesuai dengan keadaan mereka yang diberi.
c:  Atau memerdekakan hamba sahaya. Apabila tiga perkara itu tidak bisa dilakukan, maka ia harus berpuasa tiga hari.

Dibawah akan diketengahkan beberapa hadits Rasullullah berkaitan dengan sumpah palsu, yang harus dijauhiya:
1: Hadits riwayat Imam Muslim:
Artinya:
“Tiga golongan orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula dilihat oleh-Nya, yaitu orang yang mengundat-ngundat apa yang telah diberikan, orang yang membelanjakan barangnya disertai dengan sumpah dusta dan orang yang melemberehkan sarungnya.”
2: Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Muslim.
Artinya:
“Barangsiapa bersumpah atas suatu sumpah dosa (dusta) untuk merampas harta seseorang muslim tanpa kebenaran, maka ia akan menemui Allah ‘Azza wa Jalla dan Allah marah padanya.”
3: Hadits riwayat Imam Bukhary:
Artinya:
“Dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada ibu bapak, membunuh manusia, bersumpah palsu.”
4: Sabda Nabi saw. yang diriwayatkan Imam Bukhary dan Muslim.
“Biasakanlah olehmu berkata benar, karena sesungguhnya berkata benar itu dapat menuntun kepada kebaikan dankebaikan ini akan menuntun ke syurga, dan selalu seorang itu berkata benar, dan menjaga supaya tetap benar. Sehingga dicatat disisi Allah sebagai seorang yang shiddiq (yang amat benar). Dan berhati-hatilah (jauhilah) dusta, karena dusta itu dapat menuntun kepada curang dan selalu seorang hamba berlaku curang sehingga tercatat disisi Allah sebagai pendusta”
5: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhary, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan An-Nasa’i:
“Barangsiapa dusta kepadaku (atas nama Muhammad) dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menduduki neraka.”
6: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abusy Syaikh:
“Jauhilah olehmu dusta, karena sesungguhnya dusta itu menyalahi iman.”
7: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhary dan Imam Muslim.
“Empat macam sifat, siapa yang ada padanya keempat sifat itu, maka ia tergolong kaum munafik tulen yang betul-betul, dan siapa yang ada padanya satu sifat dari padanya, maka ia mempunyai sifat nifaq, sehingga meninggalkannya. Jika berkata dusta, dan jika berjanji ia menyalahi, dan jika ia dipercaya khianat, dan bila berdebat (bertengkar) curang.”
8: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud:
“Celaka berat bagi orang yang bercerita lalu berdusta untuk mentertawakan orang-orang sekali lagi celaka yang sangat berat baginya, dan celaka yang sangat berat baginya (diulang sampai tiga kali)”
9: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
“Lima macam dosa yang tidak ada tebusannya: 1). Syirik terhadap Allah. 2).Membunuh orang tanpa hak. 3).Membuat tuduhan palsu terhadap seorang mu’min. 4).Lari dari barisan muslimin dalam perang. 5).Sumpah palsu untuk mengambil hak orang lain.”
10: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary:
“Yang termasuk dosa-dosa besar itu adalah; menyekutukan Allah, durhaka terhadap orang-tua, membunuh manusia dan bersumpah palsu.”
11: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Muslim:
“Barangsiapa bersumpah atas suatu sumpah dosa (dusta) untuk merampas harta seorang muslim tanpa kebenaran, maka ia akan menemui Allah ‘Azza wa Jalla dalam keadaan marah sekali padanya.”
12: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Tiga golongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat dan tidak pula dilihat (diperhatikan) oleh-Nya, yaitu orang yang mengundat-ngundat apa yang telah diberikan, orang yang membelanjakan barangnya disertai dengan sumpah dusta, dan orang yang melemberehkan sarungnya.”
13: Nabi saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary:
“Barangsiapa yang mengaku-ngaku bermimpi padahal ia tidak bermimpi, maka kelak ia disuruh menyambung dua biji jagung, dan ia tidak akan dapat melakukannya. Dan barangsiapa yang mendengarkan pembicaraan orang-orang padahal mereka tidak suka ia mendengar, maka kelak akan dit            uangkan didalam telinganya cairan timah pada hari kiamat.”

Berikut kumpulan Ayat-ayat Al-Qur’an Yang berhubungan Dengan Dusta dan Sumpah Palsu.
1). Surat Al-Baqoroh ayat 39:
WAL-LADZINA KAFARUU WAKADZDZABUU BI-AAYATINA ULAA-IKA ASH-HAABUIN NAARI HUM FIIHAA KHOOLIDUUN.
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”

2). Surat Thaha ayat 61:
QOOLA LAHUM MUUSAA WAILAKUM LAA TAFTARUU ‘ALALLAAHI KADZIBAN FAYUSHITAKUM BI-‘ADZAABIN WAQOD KHOOBA MANIFTAROO.
“Berkata Musa kepada mereka (kaumnya): “Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-ada kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu siksa. Dan sesungguhnya telah merugi orang mengada-ada kedustaan.”

3). Surat Al-Baqoroh ayat 10:
FII QULUUBIHIM MARODLUN FAZAADAHUMULLAAHU MARODLON WALAHUM ‘ADZAABUN ALIIMUM BIMAA KAANUU YAKDZIBUUN.
“Dalam hati mereka (kaum munafik) ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

4). Surat Az-Zukhruf ayat 25:
FANTAQOMNAA MINHUM FANDHUR KAIFAKAANA ‘AAQIBATUL MUKADZDZIBIIN.
“Maka Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”

5). Surat Al-Jatsiyah ayat 7:
WAILUN LIKULL AFFAAKIN ATSIIMIN.
“Kecelakaan yang sangat besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.”

6). Surat Al-Kahfi ayat 5:
MAALAHUM MIN ‘ILMIN WALAA LI-AABAA-IHIM KABUROT KALIMATAN TAKHRUJU MIN AFWAAHIHIM. IN YAQUULUUNA ILLAA KADZIBAA.
“Mereka (kaum musyrikin) sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali yang dusta.”

7). Surat Al-Qomar ayat 9:
KADZ DZABAT QOBLAHUM QOUMU NUUHIN FAKADZDZABUU ‘ABDANAA WAQOOLUU MAJNUUNUN WAZDUJ
“Sebelum mereka, telah mendustakan kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”

8). Surat An-Nahl ayat 116:
WALAA TAQUULUU LIMAA TASHIFU ALSINA TUKUMUL KADZIBA HAA DZAA HALAALUN WAHAADZAA HAROOMUN LITAFTARUU ‘ALALLAAHIL KADZIBA, INNAL LADZIINA YAFTARUUNA ‘ALALLAAHIL KADZIBA LAAYUFLIHUUN.
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut oleh lidahmu secara dusta: Ini halal dan ini haram, untuk mengada-ada kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”

9). Surat Huud ayat 18:
WAMAN ADHLAMU MIMMANIFTAROO ‘ALAALLAHI KADZIBAN, ULAA-IKA YU’RODLUUNA ‘ALAA ROBBIHIM WAYAQUULUL ASY-HAADUHAA-ULAA-IL LADZINA KADZABUU ‘ALAA ROBBIHIM, ALAA LA’NATULLAHI ‘ALADH DHOOLIMIN.
“Dan siapakah yang lebih dholim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan terhadap Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: ‘Orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka’. Ingatlah kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dzalim”

10). Surat Al-An’am ayat 49:
WAL LADZIINA KADZDZABUU BI-AAYAATINAA YAMASSUHUMUL ‘ADZAABU BIMAA KAANUU YAFSUQUUN.
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuast fasiq.”

11). Surat Al-An’am ayat 39:
WAL LADZIINA KADZDZABUU BI-AAYAATINAA SHUMMUM WABUKMUN FIDH DHULUMAATI MAN YASYA-ILLAAHU YUDL-LILHU, WAMAN YASYAK YAJ’ALHU ‘ALAA SHIROOTHIN MUSTAQIIMIN.
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya diatas jalan yang lurus.”

12). Surat Al-An’am ayat 31:
QOD KHOSIROL LADZINA KADZDZABUU BILIQOO-ILLAHI HATTAA IDZAA JAA-ATHUMUSSAA-‘ATU BAGHTATAN QOOLUU YAA HASROTANAA ‘ALAA MAAFARROTHNAA FIIHAA WAHUM YAHMILUUNA AUZAAROHUM ‘ALAA DHUHUURIHIM, ALAA SAA-A MAA YAZIRUUN.
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan: sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: ‘alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu’, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah! Amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.”

 13). Surat Al-An’am ayat 66:
WAKADZDZABA BIHI QOUMUKA WAHUWAL HAQQU, QUL LASTU ‘ALAIKUM BIWAKIIL.
“Dan kamu mendustakannya (adzab) padahal adzab itu benar adanya. Katakanlah: ‘Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu’”

14). Surat Al-An’am ayat 27:
WALAU TAROO IDZ WUQIFUU ‘ALAN NAARI FAQOOLUU YAALAITA NAA NURODDU WALAA NUKADZDZIBA BI-AAYAATI ROBBINAA WANAKUUNA MINAL MUKMINIINA.
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: ‘Kiranya kami dikembalikan (kedunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman. (tentulah kami melihat suatu peristiwa yang mengharukan).’”

15). Surat Al-An’am ayat 86:
WAL LADZIINA KAFARUU WAKADZDZABUU BIAAYAATINAA ULAAIKA ASH-HAABUL JAHIIM.
“Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka ialah penghuni neraka”

16). Surat Ali-Imron  ayat 78:
WA INNA MINHUM LAFARIIQON YALWUUNA ALSINATAHUM BIL KITAA BI LITAHSABUUHU MINAL KITAABI WAMAA HUWA MINAL KITAABI WAYAQUULUNA HUWA MIN ‘INDILLAAHI WAMAA HUWA MIN ‘INDILLAAHI WAYAQUULUUNA ‘ALALLAAHIL KADZIBA WAHUM YA’LAMUUN.
“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagaian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: ‘Ia (yang dibacanya) dari sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui’”.

17). Surat Al-Imron ayat 77:
INNAL LADZIINA YASYTARUUNA BI-‘AHDILLAAHI WA AIMAANIHIIM TSAMANAN QOLIILAN ULAA-IKA LAA KHOLAAQO LAHUM FIL AAKHIROTI WALAA YUK ALLIMUHUMULLAAHU WALAA YANDHURU ILAIHIM YAUMAL QIYAAMATI WALAA YUZAKKIIHIM WALAHUM ‘ADZAABUN ALIIMUN.

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata (memperhatikan) dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka siksa yang amat pedih.”

No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.