Translate

Friday, September 30, 2016

MANFAAT LIDAH

Lidah adalah salah satu anggota badan yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita semua ummat manusia. Sungguh beruntung dan berbahagialah dunia akhirat seseorang yang dianugerahkan lidah dan bisa menggunakannya kearah yang benar, artinya lidahnya selalu dikontrol dan dikendalikan oleh agama (iman dan taqwa). Sehingga lidahnya itu tidaklah lepas dalam setiap detik setiap saat dan setiap harinya untuk berdzikir kepada Allah, membaca ayat-ayat Allah dan digunakan untuk berkata-kata yang menuju keridloan Allah. Dengan demikian berarti kita termasuk hamba Allah yang selalu mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kita.


Sebagaimana yang telah disinyalir oleh Rasullah Muhammad dalam hadistnya yang diriwatkan oleh Bukhori dan Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud, beliau bersabda:

“Sesungguhnya kebenaran ini membawa kebaikan dan kebaikan ini akan membawa ke syurga dan sesungguhnya orang yang membiasakan dirinya benar (dalam segala ihwalnya), akan dicatat Allah sebagai siddiq (orang yang selalu benar). Sedang kedustaan ini membawa kepada penyelewengan dan penyelewengan itu membawa ke neraka. Dan orang yang membiasakan berdusta itu akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta.”

Lidah secara sepintas adalah sebuah daging yang tidak bertulang, ia dapat digunakan untuk berkata-kata, ia bisa digunakan untuk mengatakan bahwa yang benar itu salah, dan yang salah itu benar, atau dengan kata lain lidah dapat mengubah fakta yang sebenarnya, yang biru menjadi merah dan yang merah menjadi kuning dan seterusnya.

Bahagia dan celakanya seseorang kebanyakan ditentukan oleh lidahnya, ia dapat menarik simpatik dan sentimen seseorang. Dengan lidah itu seorang kawan bisa menjadi lawan dan begitu kebalikannya. Dan suatu fakta tidak terpungkiri bahwa perkelahian, permusuhan dan pembunuhan adalah disebabkan karena lidah yang tidak dikontrol dan dikendalikan oleh agama (iman dan taqwa).

Memang benar apa yang dikatakan oleh pepatah arab:
“Selamatnya seseorang adalah tergantung kepada dapat atau tidaknya ia dalam menjaga lidahnya.”
Dan sebuah pepatah Arab yaitu;
“Lidahmu adalah ibarat kudamu, andaikata engkau lepaskan kendalinya, ia berlari sekehandaknya; tetapi bila engkau kuasai kemauannya, iapun akan berjalan dengan teratur menurut kemauanmu.”

Mengingat begitu pentingnya peranan lidah dalam hidup dan kehidupan ini Nabi saw., jauh-jauh hari memberikan pesan kepada ummatnya, melalui sabdanya:
“Peliharalah lidahmu, karena nanti manusia akan dicampakkan kedalam neraka, entah apakah mukanya, ataukah batang hidungnya tercampak lebih dahulu dan itu karena dia tidak dapat menjaga lidahnya.”

Dalam hadits lain dari riwayat Ibnu Abid Dunya, Rasullah saw. bersabda:
“Barangsiapa menahan lidahnya (dari kata-kata yang tidak baik), maka Allah menutup celanya dan barangsiapa mengekang kemarahannya, maka Allah melindungi dari siksaNya dan barangsiapa menyatakan keudzurannya kepada Allah, maka Allah menerima pernyataan udzurnya itu.”
Sabdanya lagi yang diriwatkan oleh Imam Thabrani dan Ibnu Hibban beliau bersbda:
“Simpanlah lidahmu, kecuali untuk berkata yang baik, sebab dengan demikian itu engkau dapat mengalahkan godaan syaitan.”

Dan Sabdanya lagi, beliau pesan kepada seluruh ummatnya agar dijadikan pedoman, yaitu apabila ia benar-benar tidak bisa berkata tidak benar atau yang sekiranya dapat mendatangkan maksiat bagi kepentingan dirinya sendiri atau untuk kemaslahatan umum, maka tindakan yang lebih baik adalah diam. Jadi diam adalah tindakan yang lebih effisien dan yang terakhir untuk menjaga keselamatan, ketentraman, kerukunan antara sesama ummat manusia, daripada nanti ia bicara tapi bisa mendatangkan percekcokan, permusuhan dan tindakan-tindakan lain yang tidak diinginkan.

Bahaya Lidah ini diambil dari buku berjudul “BAHAYA-BAHAYA LIDAH” dalam bahasa Arab berjudul “AAFAATUL LISAAN” salah satu bagian dari “Ihya Ulumiddin” karya Imam Ghozali.






No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.