Translate

Thursday, October 20, 2016

DOA MAKBUL Karena AMAL SHALIH dan MENJAUHI ZINA.

Makbul.
Abdullah bin Umar ra. meriwatkan dari Rasullullah saw. bahwa ada tiga orang yang lewat di sebuah hutan. Ketika hujan mulai turun, agar tidak kehujanan masuklah mereka kedalam gua. Karena hujan sangat deras, sebuah bongkahan batu besar jatuh dari gunung sehingga menutupi pintu gua. Segala upaya sudah mereka lakukan, namun batu yang menyumbat mulut gua itu terlalu besar untuk digeser oleh tenaga mereka bertiga. Lalu ketiga orang tersebut mulai bermusyawarah. Dalam musyawarah tersebut bahwa mereka akan berdoa kepada Allah melalui amal shalih yang pernah mereka lakukan selama hidup dengan tujuan untuk memindahkan batu tersebut.


Orang pertama berdoa: “Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai orang tua yang telah tua dan lemah. Setiap hari aku biasa memberi mereka makan terlebih dahulu, baru kemudian anak-anakku. Pada suatu hari, aku pergi jauh mengambil kayu dan aku baru pulang setelah hari senja. Ketika kembali, aku memerah susu dan membawa susu itu, tetapi aku dapati orang tuaku sedang tidur nyenyak. Maka aku tetap membawa mangkuk susu itu ditanganku dan aku tetap berdiri. Anak-anakku merebahkan diri di badanku merajuk untuk meminta susu. Aku berpikir tidak akan memberi susu itu kepada anakku sebelum aku memberikannya kepada orang tuaku. Anak-anakku masih juga meminta susu itu. Haruskah aku membangunkan orang tuaku? Aku memutuskan untuk tidak membangunkan mereka. Aku baru akan memberi makan anak-anakku setelah memberi makan orang tuaku. Ketika orang tuaku bangun, pertama-tama aku memberi mereka minum, baru kemudian anak-anakku. Ya Allah, jika amalan tersebut Engkau ridhai, maka geserlah bongkahan batu itu sehingga kami bisa melihat langit.” Maka batu tersebut bergeser sedikit sehingga langitpun terlihat, tapi belum cukup untuk dilewati tubuh ketiga orang itu.

Orang yang kedua berkata: “Ada anak perempuan pamanku yang sangat aku cintai. Aku pernah mengajaknya berzina tetapi dia menolak. Suatu ketika, ia bersedia melakukannya asalkan aku memberinya seratus dinar kepadanya. Dengan bekerja keras, terkumpullah uang seratus dinar, kemudian uang itu aku serahkan kepadanya, ia menerimanya dan bersiap mulai berbaring di ranjang. Akupun duduk diantara dua pahanya. Kemudian ia berkata: “Wahai hamba Allah, jangan kamu renggut keperawananku. Takutlah kepada Allah.” Seketika aku bangkit. “Ya Allah, Engkau tahu apa yang telah aku sesalkan, jika Engkau ridha dengan perbuatanku tersebut, geserlah sedikit batu itu.” Maka batu itu bergesr sedikit, namun masih belum cukup juga untuk dilewati tubuh kekar mereka bertiga.

Kini giliran orang yang ketiga, ia berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku pernah mengupah seorang upahan untuk membuat tempat padi. Setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, ia berkata: “Berikanlah upahku.” Lalu aku memberikan upahnya seukuran tempat padi yang dibuatnya. Tetapi ia tidak suka. Maka upahnya aku simpan dan aku kembangkan dalam perdagangan, sehingga uangnya bertambah cukup untuk membeli beberapa ekor sapi dan penggembalanya. Suatu hari ia datang menuntut haknya. “Patuhlah engkau kepada Allah dan jangan engkau kurangi hakku.”  Aku menjawab: “Pergilah keladang, ambillah sapi-sapi dan penggembalanya.” Ia berkata: “Patuhlah engkau kepada Allah, dan janganlah aku dipermainkan.” Aku menjawab: “Aku tidak mempermainkan engkau. Sapi-sapi dan penggembalanya aku beli dari uangmu yang tidak kau ambil, kemudian aku perniagakan sehingga terbeli sapi-sapi dan penggembalanya.” Lalu diambilnya dan dibawanya semua. “Ya Allah kalau kiranya Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mencari keridhaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami batu  yang masih ada itu.” Batu itupun bergeser sedikit, tapi cukup untuk dilewati tubuh mereka bertiga keluar dari gua.

                                                     ** & **


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.