Translate

Friday, October 7, 2016

MENGHINA atau MENGEJEK

Satu lagi bahaya yang ditimbulkan oleh lidah yang tidak dikontrol oleh agama dan dikendalikan oleh Iman dan Taqwa, adalah menghina atau mengejek. Perbuatan menghina atau mengejek sesama manusia lebih-lebih terhadap saudara muslim adalah perbuatan yang tercela dan dilarang  oleh Islam. Sebab menghina adalah suatu tindakan menganggap rendah derajat orang lain, meremehkan atau mengingatkan cela-cela dan kekurangan-kekurangannya yang menyebabkan orang lain tertawa. Kita tidak dapat mengetahui batin seseorang, apakah orang yang kita hina lebih baik atau lebih jahat batinnya daripada kita. Nanti pada hari kiamat yang dinilai oleh Allah bukanlah bentuk badannya, tampan atau cantiknya, akan tetapi yang dinilai oleh-Nya adalah batin atau isi hatinya.

Pelarangan perbuatan menghina atau mengejek terhadap orang lain, lebih-lebih terhadap saudara muslim, larangan itu juga tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 11:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan. Jangan pula golongan wanita menghina kepada golongan wanita (yang lain), karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan.”

Larangan menghina atau mengejek dengan tujuan merendahkan derajat atau martabat orang lain itu tidak hanya dikhususkan kepada golongan laki-laki saja, akan tetapi terhadap golongan wanitapun juga dilarang. Maka kalau kita perhatikan makna ayat diatas, yang menunjukkan; barangkali yang dihina itu bahkan lebih baik dari yang menghina, menekankan keterbatasan kita sebagai manusia untuk mengetahui potensi apa yang tersembunyi daripada orang yang dihina itu. Mengejek dengan merendahkan atau mengecilkan karena bentuk jasmani. Menghina karena penampilan yang tidak cemerlang, tidak kekotaan, tidak masa kini, ‘kuper’. Membodoh-bodohi kepandaiannya dan lain sebagainya sikap dan kata-kata merendahkan, adalah justru menunjukkan kelemahan dan kebodohan kita terhadap potensi lain yang dimiliki siterhina.

Dia tidak tampan atau cantik tapi mungkin dia lebih ikhlas, lebih beriman dan lebih bertaqwa daripada kita. Dia berpenampilan kampungan, tapi mungkin dia lebih jenius, lebih supel dan lebih percaya diri daripada kita. Dia bodoh atau ‘bolot’ tapi mungkin dia diberi kepercayaan Allah dengan suatu kemampuan supernatural, menjadi anak indigo, paranormal atau kemampuan-kemampuan metafisik yang diluar nalar akal manusia biasa. Jadi semua bentuk penampilan dan kemampuan-kemampuan manusia adalah rencana Allah. Maukah kita menghina makhluk yang direncanakan Allah, melawan kehendak dan kodrat yang sudah digariskan Allah. Jadi menghina makhluk apalagi menganiaya makhluk, berarti kita hakikatnya melawan sipencipta makhluk itu sendiri, yaitu Allah ‘Azza Wa Jalla.
                         
                                                          ***o***


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.