Adab Islam.
Sabda Rasulullah saw.:
‘Aaa-idul
mariidhi yakhuudhu firrahmati fa idzaa jalasa ‘indahu ghamurat-hur rahmatu.
Artinya:
“Menjenguk
orang sakit, membawa keringanan bagi yang sakit dalam membawa rahmat, maka
apabila duduk di dekat orang sakit melimpahlah kepadanya rahmat.”
(HR. Ahmad).
Adab-adabnya.
Keuntungan bagi orang yang
menengok orang sakit adalah ia akan dijauhkan
dari neraka sepanjang tujuh tahun perjalanan. (HR. Abu Daud).
Pahala lainnya bagi orang
yang menengok orang yang sakit adalah bila menengoknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendo’akan maghfirah
untuk si penengok sampai sore hari. Dan jika menengoknya di sore hari maka tujuh puluh malaikat akan
mendo’akan maghfirah sampai pagi hari. (HR. Abu Daud).
Disunnahkan agar berwudhu
dahulu sebelum membesuk orang sakit. Rasulullah saw. melakukannya setiap
sebelum menjenguk orang sakit. (HR. Abu Daud).
Membesuk orang yang sakit
hendaknya dengan hati yang benar-benar ikhlas, semata-mata karena Allah SWT.
(HR. Abu Daud).
Sebaiknya pergi menjenguk
orang sakit dengan berjalan kaki. Rasulullah saw. biasanya jika menjenguk atau
membesuk yang sakit, tidak menggunakan untanya atau keledainya. (HR. Bukhari,
Tirmidzi, Abu Daud).
[= Semua kembali tergantung
kepada keadaan kita, apabila lokasi si pasien sangat jauh, tidak memungkinkan
bagi kondisi badan dan waktu tempuh jika harus berjalan kaki, diperbolehkan
menjenguk dengan memakai kendaraan, yang penting hati harus tulus dan ikhlas .]
Dibolehkan membesuk orang
non muslim yang sedang sakit. (HR. Bukhari, Nasa’i, Abu Daud).
[= Hal ini semata-mata untuk
tujuan dakwah, dengan harapan jika kita menengoknya ketika sakit, menunjukkan bagaimana
sebenarnya akhlaq pemeluk Islam.]
Dibolehkan untuk membesuk
orang sakit berkali-kali. Rasulullah saw. kadang-kadang membesuk orang yang
sakit lebih dari satu kali. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).
Disunnahkan agar mendo’akan
kesembuhan bagi pasien.
Adapun do’anya adalah
sebagai berikut;
Allaahuma
rabbannaasi Adzhibilba’saa A-isyfi Antasysyaa fiilaa syifaa-a illaa syifaa
ukasyifaa anlaa yughaa dirusaqaman.
Artinya:
“Hilangkanlah
penderitaan wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah karena Engkaulah Dzat yang
menyembuhkan. Tidak ada penyembuh kecuali penyembuh-Mu, penyembuh yang tidak
meninggalkan penyakit.” (HR. Bukhari).
Disunnahkan agar membacakan
surat ‘Yasin’ kepada yang sakit jika sudah terlalu parah. Sebagian riwayat
menyatakan, bahwa surat ‘Yasin’ bisa dijadikan sebagai penyembuh bila dibacakan
ke atas orang yang sakit. (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Daud).
Sebaiknya duduk dekat pasien
dengan menyertakan kesedihan kita atas musibah yang menimpanya. (HR. Bukhari,
Muslim, Nasa’i).
Ketika menengok, jangan lupa
menasihati yang sakit agar bersabar dalam menghadapi penderitaannya. (HR.
Bukhari, Muslim, Nasa’i).
Dianjurkan agar membuat
makanan dan membawakannya untuk yang sakit dan keluarganya. (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah).
Jika sedang membesuk
kemudian tiba waktu shalat maka sebaiknya lakukan shalat dengan berjamaah. (HR.
Bukhari).
[= jika memungkinkan
berjamaah bersama dengan pasien walau dia melakukannya diatas ranjang.]
Yang menengok hendaknya
mengucapkan kepada yang sakit:
Laaba’sa
thahuuru insyaa Allaahu.
Artinya:
“Tidak
apa-apa. Insya Allah yang kamu alami adalah membersihkan jiwamu.”
(HR. Bukhari).
Disunnahkan agar meletakkan
tangan di atas dahi yang sakit sambil mendo’akan untuk kesembuhannya. (HR.
Bukhari).
[= hal itu sering dilakukan
Rasulullah saw. bila menengok orang sakit.]
Jangan sekali-kali membuat
keributan atau kebisingan di dekat yang sakit. Si sakit berhak menyuruh keluar
orang yang menengoknya kapan saja bila ia tidak menyukai kedatangannya. (HR.
Bukhari).
Boleh membawa anak yang
sakit kepada orang yang sholeh, ulama ataupun wali Allah untuk dido’akan oleh
orang sholeh tersebut. (HR. Bukhari).
** 0 **

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.