Embun
Qolbu
Dalam belajar beribadah
kepada Allah, perlu belajar dari ‘kura-kura’. Sang kura-kura selalu menyelam
hingga ke dasar laut demi mendapatkan sesuatu yang dicita-citakannya, tidak
seperti bebek hanya kepalanya saja yang masuk kedalam air, sementara ekornya
masih diluar permukaan air. Pembelajaran yang bisa kita ambil adalah tuntaslah
dalam berusaha konsistensi dan upayakan sampai sedalam mungkin, ketitik
masalahnya dan bersabar.
Sang kura-kura tidak banyak
berbunyi, tidak ribut berkoar-koar, membuat kegaduhan, kerusuhan yang menarik
perhatian, juga tidak berusaha diperhatikan, diam seribu bahasa, perlahan dan
hati-hati menggali lubang untuk wadah telur-telurnya. Bandingkan dengan ayam
yang ramai dan rusuh jika akan bertelur, meskipun hanya satu butir. Pembelajaran
yang bisa kita petik ialah bila beramal (dari bertelur) tidak perlu
dipublikasikan kepada umum, diam senyap tetapi menghasilkan ridlo Allah, itulah
yang utama.
Sang kura-kura setelah
bertelur (kiasan dari beramal), tidak langsung berbunyi membuat kegaduhan,
tidak langsung meninggalkan lubang tempat dia bertelur, dia akan mengamankan
sebaik-baiknya agar tidak terlihat (kiasan dari sum’ah). Setelah merasa dan
rapih tidak menemukan masalah, seekor kura-kura segera berjalan meninggalkan
persembunyian telur-telurnya, berjalan lurus. Apabila menemukan masalah, dia
tidak akan maju dan tidak akan mundur. Tetapi dia langsung menyelam membenamkan
kepalanya sampai masalah berlalu. Apabila masalah dan gangguan berlalu,
kura-kura terus berjalan ke sungai atau danau atau laut, tetap pada pendiriannya,
tidak berhenti di tengah jalan untuk keperluan lain, lurus hingga tujuan
tercapai.
Tiba ditujuan seekor
kura-kura akan langsung menyelam sedalam-dalamnya hingga didapatkan sesuatu
yang dinamakan Uqudul Juman. (Uqudul Juman, artinya rangkaian mutiara karena
memang yang terkandung dalam Uqudul Juman adalah merupakan mutiara-mutiara yang
tinggi nilainya.)
***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.