Translate

Saturday, October 8, 2016

BERCAKAP-CAKAP DALAM KEBATILAN

Bercakap-cakap dalam kebatilan itu memang banyak bentuk dan ragamnya, bisa juga berupa tindakan atau ucapan. Termasuk dalam katagori bercakap-cakap dalam kebathilan yaitu misalnya mempercakapkan tentang kemaksiatan, tentang hal ihwal wanita, kecabulan-kecabulan, duduk-duduk ditempat yang dilarang agama, tempat-tempat minum-minuman arak, tempat-tempat perjudian.

Dalam sebuah hadits telah disebutkan:
“Sebesar-besar kesalahan seseorang pada hari kiamat ialah yang terbanyak omong kosongnya dalam hal kebatilan.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abiddunya dan Thabrani).


Memang sudah menjadi kebiasaan dan pembawaan orang-orang yang duduk ditempat-tempat maksiat, ditempat-tempat perjudian, tiada lagi omongan yang keluar dari mulutnya kecuali yang jelek-jelek, omongan yang mengandung kemaksiatan, omongan yang tiada manfaatnya, bahkan omongan-omongan yang mengandung kebathilan atau kemungkaran.
Berkaitan dengan pembahasan diatas, Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 140:
Artinya:
“Maka janganlah kamu semua duduk bersama mereka itu, kecuali jikalau mereka itu masuk untuk pembicaraan yang lain. Apabila kalian berbuat demikian, maka kalian serupa pula dengan mereka itu.”

Sebagai buah dari bercakap-cakap tentang kebathilan ini, akan mengantarkan dirinya kelembah kenistaan, baik yang diterima didunia, lebih-lebih di akherat kelak. Itulah yang diisyaratkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya:
Artinya:
“Kita semua suka bercakap (beromong) kosong bersama dengan orang-orang yang beromong kosong pula (maka sampai masuk ke neraka saqor).”
(Surat Al-Muddatssir ayat 45).

Sementara itu Rasullullah saw. sebagai panutan umat seluruh dunia memberikan pelita, memberikan anjuran yang baik agar kita selalu berkata benar dan baik-baik, sekaligus menghindarkan diri dari berkata-kata yang kotor dan tidak mendatangkan faedah. Inilah hadits Rasullullah yang merupakan tuntutan bagi seluruh umat manusia:
“Sesungguhnya seseorang itu niscaya bercakap-cakap dengan kalimat yang baik yang termasuk dalam hal-hal yang diridloi oleh Allah, sedang ia tidak mengira bahwa apa yang dikatakannya sampai kesuatu tingkat (sesuai dengan pahalanya), kemudian dengan ucapannya tadi ia dicatat untut memperoleh keridloan Allah sampai hari kiamat.
Dan sesungguhnya seseorang itu niscaya bercakap-cakap dengan kalimat yang buruk yang termasuk dalam hal-hal yang dimurkai oleh Allah, sedang ia tidak menyangka bahwa apa yang dikatakannya tadi sampai kesuatu tingkat (sesuai dengan siksanya), kemudian dengan ucapannya itu ia dicatat untuk memperoleh kemurkaan Allah sampai hari kiamat.”
(Diriwayatkan oleh Turmudzi)

                                                               ** 0 **


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.