Adab Islam.
Mengucapkan Salam.
Sabda Rasulullah saw.:
Walladzii
nafsii biyadihi laa tadkhulul jannata hattaa tu’minuu walaa tu’minuu hattaa
tahaabbuu alaa adullukum ‘alaa syai-in in fa’altumuuhu tahaababtum afsyus
salaama bainakum.
Artinya:
“Demi
Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, kamu tidak akan masuk syurga,
kecuali kalau kamu beriman; dan tidaklah kamu beriman, kecuali kalau kamu
saling mengasihi. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang jika kamu kerjakan,
kamu akan saling mengasihi? Sebarkanlah salam di antara kamu.”
(HR. Muslim).
Tidak diperbolehkan melihat
ke dalam rumah orang lain sebelum meminta izin kepada pemiliknya. (HR. Bukhari,
Muslim).
Rasulullah saw.
memerintahkan agar mencukil mata orang yang mengintip rumah orang lain tanpa
izin. (HR. Abu Daud).
Tidak diperbolehkan meminra
izin dengan hanya mengatakan ‘bolehkah aku masuk?’, tetapi izin harus dengan
mengucapkan ‘Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk ?’. (HR. Tirmidzi, Nasa’i).
Batas meminta izin atau
memberi salam sampai 3 kali. Jika setelah tiga kali ternyata tidak ada jawaban
maka disunnahkan agar kembali. (HR. Bukhari, Muslim).
Ketika memberi salam atau
ketika meminta izin untuk memasuki rumah orang lain, sebaiknya memandang kearah
kiri atau kanan pintu, jangan memandang kearah pintunya. (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Daud).
[= dikhawatirkan dengan
melihat langsung kearah pintu, bila terbuka akan terlihat aurat tuan rumah.]
Jika ditanya oleh pemilik
rumah, ‘..... siapa ?’ maka disunnahkan agar memberitahu siapa kita dengan
jelas, jangan hanya menjawab ‘..... saya’. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i).
Diharuskan meminta izin
masuk ke tempat wanita di tiga waktu aurat, walaupun keluarga sendiri, anak
kecil, ataupun pembantu sendiri. (Al Qur’an).
Tiga waktu yang mesti meminta
izin untuk memasuki kamar orang lain, walaupun saudara atau orang tua:
+a Sebelum shubuh
+b Masa tidur siang
+c Setelah Isya. (A Qur’anul
karim).
Dianjurkan memberi salam
kepada yang dikenal ataupun yag belum dikenal. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).
Menyebutkan salam, berarti
menyebarkan kasih sayang. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi).
Memberi salam menghilangkan
takabur. (HR. Baihaqi).
Yang mengucapkan ‘Assalamu’alaikum’
akan mendapatkan sepuluh pahala, ‘Assalamu’alaikum warahmatullah’ mendapatkan
dua puluh pahala, dan ‘Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuhu’ akan mendapatkan
tiga puluh pahala. (HR. Tirmidzi, Nasa’i).
Lebih utama mengucapkan
salam terlebih dahulu. (HR. Abu Daud, Ahmad).
Aturan dalam mengucapkan
salam:
*). Yang kecil memberi salam
kepada yang besar.
*). Yang berjalan kepada
yang duduk.
*). Yang sedikit kepada yang
banyak.
*). Yang berkendaraan kepada
yang berjalan kaki.
(HR. Bukhari, Muslim).
Dianjurkan agar jangan
memberi salam kepada orang non muslim terlebih dahulu. (HR. Muslim).
Jika orang non muslim
mengucapkan salam kepada kita maka dianjurkan untuk menjawab dengan: ‘Wa ‘alai kum’. (HR. Muslim, Nasa’i,
Ibnu Majah).
Tidak diperbolehkan
mengucapkan salam dengan kalimat ‘Alaikas
salam’ karena itu adalah salam yang diperuntukkan bagi orang mati. (HR.
Tirmidzi, Nasa’i).
Tidak diperbolehkan memberi
salam dengan menggunakan cara Yahudi dan Nasrani, yaitu dengan melambaikan
tangan dan memberi isyarat jari. (HR. Tirmidzi, Dailami).
Dibolehkan mencium tangan
orang alim dan terhormat. (HR. Abu Daud).
Tidak diperbolehkan
menyambut orang yang datang dengan cara berdiri langsung dari duduk.
(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah).
Bila diberi salam melalui
seseorang maka menjawabnya dengan: ‘Alaika
wa alaihi salam’ (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
Sunnah berjabat tangan. (HR.
Bukhari).
Dua orang muslim yang
berjabat tangan akan diampuni dosanya oleh Allah SWT. sebelum mereka berpisah.
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud).
Berjabat tangan dengan
tangan kanan, bukan dengan tangan kiri, kecuali uzur. (HR. Hakim).
Dan disunnahkan juga
berangkulan. (HR. Tirmidzi).
Disunnahkan agar selalu
memberi salam ketika memasuki rumah dan keluar rumah. Baik di rumah sendiri
atau orang lain, walaupun rumah itu kosong. (HR. Baihaqi).
Memasuki rumah dengan
mengucapkan salam akan membawa berkah Allah di dalamnya. (HR. Tirmidzi).
Juga dianjurkan agar memberi
salam ketika memasuki majelis dan ketika meninggalkannya. (HR. Thabrani,
Baihaqi).
Hendaklah memberi salam
dengan suara yang keras sehingga cukup terdengar.
Menjawab salam adalah wajib,
yaitu:
‘Wa
’alaikumussalaamu warahmatullah wabarakatuhu’
Sunnah berjabat tangan
sambil berdo’a;
‘Yaghfiru
lanaa walakum’
Sahabat-sahabat radhiallahu ‘anhum
jika berjumpa satu sama lainnya maka mereka akan berjabat tangan dan jika
pulang dari perjalanan jauh mereka akan berpelukan.
Adab Berjabat Tangan.
Laki-laki tidak
diperbolehkan berjabat tangan dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Begitupula
sebaliknya. (Al Qur’an, HR. Thabrani, Ibnu Majah).
Rasulullah saw. biasanya jika
berjabat tangan menunggu dilepas jabatan tangannya, bukan Rasulullah saw.
dahulu melepaskannya.
Disunnahkan agar mengantar
tamu yang akan pulang hingga sampai keluar rumah atau sebatas pintu. Setiap
tamu yang akan pulang Rasulullah saw. akan mengantarkannya sampai ia keluar
rumah. (HR. Ibnu Majah).
Jangan memalingkan muka dari
orang yang menyalami kita. Rasulullah saw. tidak pernah memalingkan muka dari
orang yang disalaminya.
Rasulullah saw. biasanya
jika menyapa seseorang yang tidak diketahui namanya maka Rasulullah saw. akan
memanggil dengan nama: “Wahai Ibnu
Abdullah...”.
Berjabat tangan tidak cukup
hanya dengan bersentuhan satu jari, tetapi saling memegang telapak tangan
dengan kuat. (HR. Hakim).
*** $ ***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.