Lidah yang tidak dikontrol
oleh agama dan dikendalikan oleh iman dan taqwa akan mengakibatkan berkata-kata
yang tidak ada manfaatnya bahkan merusak dirinya, terlebih lagi yang
berhubungan dengan Dzat-Nya Allah serta sifat-sifat-Nya. Misalnya kita
mengatakan: Itu adalah sudah dikehendaki oleh Allah dan kamu. Perkataan
tersebut yang menyebabkan kufur adalah
kata-kata “dan”, yang berarti
menyamakan kedudukan Allah dengan manusia. Padahal antara Allah dan manusia
sangat berbeda dalam semua hal. Allah sebagai khaliq-Nya (penciptanya) dan kita
adalah sebagai hamba-Nya (makhluk-Nya). Dalam hal ini Rasullullah bersabda:
“Janganlah
seseorang diantara kamu semua mengucapkan: ‘Itu adalah sudah dikehendaki oleh
Allah dan engkau kehendaki’, tetapi hendaklah kamu mengucapkan: ‘Itu adalah
sudah dikehendaki oleh Allah kemudian engkaupun menghendakinya.’”
(Diriwayatkan oleh Nasa’i)
Sangat dibenci dan tercela sekali
kalau ada orang berkata: “Saya berlindung kepada Allah dan kepadamu”, atau “Andaikata
bukan karena pertolongan Allah dan kamu.” Tetapi hendaklah dikatakan: “Saya
berlindung kepada Allah, kemudian juga kepadamu”, atau “Andaikata bukan karena
Allah kemudian juga karena kamu”.
Ibnu Abbas ra. berkata: “Sesungguhnya
seorang diantara kamu semua itu akan berbuat kemusyrikan, sampai ia bermusyrik
dengan menggunakan anjingnya, sebab ia mengatakan: ‘Andaikata tidak ada anjing
kita ini, pasti kita akan kecurian malam tadi.”
Perlu diyakini betul-betul,
bukanlah yang berkuasa untuk menghindari pencurian itu anjing, akan tetapi
Allah yang menjaga atau yang melindunginya. Anjing hanya sebagai perantara
saja, sehingga tidak sampai terjadi percurian. Juga termasuk ucapan yang
menghampiri kekufuran atau kemusyrikan adalah bersumpah dengan menyebut nama
selain Allah. Dalam hal ini Rasullullah saw. bersabda dalam haditsnya:
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala melarang kamu semua seandainya kamu semua bersumpah dengan
menggunakan sebutan ayah-ibumu.”
(Diriwayatkan oleh Bukhory
dan Muslim).
Dengan demikian kalau kita
bersumpah, maka bersumpahlah dengan menggunakan nama Allah (Demi Allah), jangan
dengan menggunakan nama selain Allah. Abu Hurairah ra. berkata, Rasullullah
saw. bersabda:
“Janganlah
seseorang dari kamu itu mengatakan: ’Hambaku lelaki atau hambaku perempuan.’
Semua dari kamu semua itu adalah hamba Allah, lelaki atau perempuan, tetapi
hendaklah mengatakan: ‘bujangku lelaki atau perempuan’. Seorang budak janganlah
mengatakan: ‘gustiku lelaki’ atau ‘gustiku perempuan’, tetapi hendaklah mengatakan:
‘Tuanku lelaki atau perempuan’, sebab kamu semua adalah hamba Allah sedang yang
menjadi Gusti atau Tuhan adalah Allah SWT. itu sendiri.”
(Diriwayatkan oleh Muslim).
Dan dalam riwayat lain,
Rasullullah saw. bersabda:
“Janganlah
kamu semua mengatakan kepada orang munafik ‘Tuanku’, sebab jikalau benar-benar menjadi tuanmu, maka kamu
telah membuat kemurkaan kepada Tuhanmu.”
(Diriwatkan oleh Abu Dawud).
Perkataan yang mendekati
kekufuran atau kesyirikan ini adalah termasuk dari bahaya lidah yang amat
berat, yang mana kita semua harus waspada dan berhati-hati dalam menggunakan
lidah agar tidak tergelincir kedalam jurang kenistaan.
***^***
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.