Adab Islam.
Adab-adab dari Bersiwak.
Siwak adalah dahan atau akar
dari pohon Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan
mulut. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan
untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, sehingga batang atau
akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak
gusi dan email gigi; bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah,
sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk
bersiwak; seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak
sehingga bisa mengotori mulut. Siwak berbeda dengan sikat gigi.
Panjang siwak yang paling
ideal adalah sejengkal dan paling kecil berukuran lebih 12cm.
Siwak mensucikan mulut,
membuat Allah ridha kepada kita, mewangikan mulut dan mencerahkan pandangan.
(HR. Thabrani, Baihaqi).
Siwak adalah obat. (HR.
Baihaqi).
Siwak memfasihkan bicara.
(HR. Ibnu ‘Adi).
Memakai siwak disunnahkan
setiap berwudhu, bangun tidur, sebelum tidur, sesudah makan, sebelum makan,
akan masuk rumah dan membaca Al Qur’an. (HR. Ibnu Majah).
Memulai bersiwak dengan
membaca basmalah. (HR. Ibnu Majah).
Membaca do’a bersiwak :
Allaahumma
thahhir famii wanawwir qolbii wa thahhir badanii wa harrim jasadii ‘alannari.
Artinya:
“Ya
Allah sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, sucikanlah badanku dan haramkanlah
badanku dari api neraka.”
Miswak (kayu siwak)
hendaknya tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut. Sebelum dan sesudah
bersiwak, kayu siwak hendaklah dicuci, jika tidak maka syetan akan memakainya.
(HR. Ibnu Majah).
Siwak hendaklah disimpan
dengan cara berdiri, dan jangan disimpan di atas tanah. Sa’id bin Jabir ra.
berkata: “Barangsiapa yang menyimpan siwak di atas tanah maka akan ditimpa
penyakit gila.”
Jika miswak itu kering,
sebaiknya direndam dalam air lebih dahulu. Dianjurkan agar tidak menggunkan
miswak pada kedua ujungnya.
Niat bersiwak: “ Ya Allah
aku bersiwak untuk membersihkan mulutku agar bisa mempergunakannya untuk
berdzikir, membaca Al Qur’an dan membesarkan nama-Mu.”
Jika memang tidak ada kayu
siwak maka dibolehkan menggunakan ujung jari. (HR. Abu Na’im).
*** 88 ***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.