Translate

Wednesday, October 19, 2016

ADAB MAJIKAN KEPADA PEMBANTUNYA.

Adab Islam.
Menghormati Pembantu.
Dianjurkan agar menganggap pembantu rumah tangga kita sebagai saudara sendiri. (HR. Bukhari).

Hendaklah memberi makan kepada pembantu kita dengan makanan yang kita makan. (HR. Bukhari).

Dan hendaklah memberi pakaian kepada pembantu dengan pakaian yang baru dan pantas untuk dipakai. (HR. Bukhari).

Diwajibkan bagi seorang majikan agar memenuhi nafkah bagi pembantunya. (HR. Muslim).

Hendaklah seorang majikan mengajak pembantunya untuk makan bersama dengannya. (HR. Ahmad).

Demikian pentingnya memperhatikan urusan pembantu atau hamba sahaya, sehingga Nabi saw. berpesan di akhir hayat beliau: “Perhatikan shalat dan hamba sahaya (pembantu)”. (HR. Muslim).


Seseorang yang mau mengajar dan mendidik pembantunya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.  (HR. Bukhari).

Barangsiapa bersikap lemah lembut kepada kedua orang  tuanya, kepada orang lemah, dan bersikap ramah kepada bawahannya, maka Allah akan memberikan kemudahan pada waktu kematiannya, dan memasukkan ke dalam syurga. (HR. Tirmidzi).
Hendaklah seorang majikan memberikan maaf 70 kali kepada bawahannya setiap hari. (HR. Abu Daud).

Berlaku lemah lembut kepada bawahannya akan membawa kebahagiaan, sedangkan berlaku kasar terhadap mereka akan membawa malapetaka. (HR. Abu Daud).

Menyakiti.
Tidak diperbolehkan seorang majikan memukul pembantunya. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi).

Barang siapa yang memukul seorang pembantu, maka di akherat kelak ia akan dicambuk. (HR. Bukhari, Muslim).

Barang siapa yang memukul atau menampar budaknya (pembantunya), maka ia harus memerdekakannya sebagai penebus dosanya dan sebagai permohonan maaf atas perbuatannya yang telah dilakukannya. (HR Muslim).

Jangan sekali-kali memberikan pembantunya pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan. (HR. Bukhari, Muslim).

Jika ada suatu pekerjaan yang si pembantu tidak mampu mengerjakannya, hendaknya kita jangan merasa segan (gengsi) untuk turut membantunya. (HR. Bukhari, Muslim).

Jangan sekali-kali berbuat zhalim kepada pembantu. Barangsiapa berbuat zhalim kepada pembantu, maka ia tidak akan masuk syurga. (HR. Tirmidzi, Muslim, Ahmad).

Allah akan mencambuk orang yang memberikan tuduhan palsu kepada pembantunya atau bawahannya pada hari kiamat kelak. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Seorang majikan tidak diperbolehkan menjual salah satu dari dua orang bersaudara juga antara ibu dan anak yang menjadi bawahannya (budaknya). (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi).

Membantu Orang Diam-diam.
Berbuat baik kepada bawahan atau budak atau orang yang bekerja dengan kita, memenuhi semua kebutuhannya, hajatnya, termasuk kepada majikan yang membantu orang lain dengan cara diam-diam.
Ista-‘iinuu ‘alaa injaahii hawaa-iji bilkitmaani fa inna kulla dzii ni’matin mahsuudun.
Artinya:
“Bertolong-tolonglah kamu untuk memenangkan atau menghasilkan keinginan-keinginan (kepentingan orang lain) dengan cara diam-diam; maka sesunggguhnya tiap-tiap yang mempunyai ni’mat ada orang yang dengki”. (HR. Abu Na’m).
[= Ada seseorang yang sangat memerlukan pertolongan, yang kita kita sendiri ingin menolongnya, dan sanggup menolongnya. Maka pertolongan kita itu lebih baik dengan cara diam-diam saja kita lakukan (tidak diketahui orang lain), sebab apabila diketahui orang, mungkin pertolongan kita itu dapat gagal, sebab tidak semua orang yang merasa senang akan ni’mat yang diperoleh oleh orang lain, diantaranya ada yang iri-hati atau dengki jika seseorang mendapat pertolongan.]

                                                          ** + **


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.