Translate

Tuesday, November 15, 2016

DOA MAKBUL PADA SAAT GENTING.

Makbul.
Al Hasan meriwayatkan dari Anas bin Malik ra., ia menceritakan: “Pada masa Rasulullah saw., ada seorang laki-laki yang berdagang antara Syam dan Madinah serta dari Madinah ke Syam. Dia biasa bepergian tanpa bergabung dengan kafilah-kafilah demi tawakkalnya kepada Allah SWT.

Suatu saat ketika ia bepergian dari Syam ke Madinah, seorang penyamun mencegatnya dan berkata kepadanya: “Berhenti!”. Pedagang itupun berhenti dan berkata kepada si penyamun: “Ambillah barang-barangku, tetapi janganlah kau rintangi jalanku.” Si penyamun mengulangi apa yang telah dikatakannya.dan melanjutkan berkata: “Urusan harta bukan urusanku, tetapi dirimulah yang aku kehendaki.” Maka pedagang itu menjawab: “Apa yang kau kehendaki dariku, bukankah urusanmu adalah hartaku? Ambillah barang-barang itu dan enyahlah.” Kemudian si penyamun mengulangi lagi apa yang dikatakannya. Si pedagang berkata: “Tunggulah sampai aku berwudhu dan berdo’a kepada Tuhanku.”

Setelah itu si pedagang bangkit untuk berwudhu, lalu mengerjakan shalat empat rakaat. Baru kemudian dia mengangkat tangannya ke langit dan berdo’a: “Wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Pengasih, wahai Pemilik ‘Arsy Yang Agung, wahai Yang dari-Nya segala sesuatu berasal dan kepada-Nya segala sesuatu kembali, wahai Yang Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, aku memohon kepada-Mu dengan cahaya Wajah-Mu yang memenuhi segenap penjuru ‘Arsy-Mu, aku memohon kepada-Mu dengan kekuasaan yang dengan-Nya Engkau memerintah makhluk-Mu, dan dengan kasih sayang-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, wahai Yang Maha Penolong, tolonglah aku.”

Do’a itu diucapkan sebanyak tiga kali. Ketika dia selesai berdo’a, tiba-tiba muncullah seorang penunggang kuda yang berwarna abu-abu dan berpakaian hijau dengan memegang tombak yang terbuat dari cahaya. Ketika penyamun melihat pengendara kuda itu, ditinggalkannya si pedagang dan disambutnya si pengendara kuda itu. Ketika sudah dekat, si penunggang kuda itu menyerang si penyamuan sehingga tubuhnya terlempar dari atas kudanya. Kemudian si penunggang kuda ‘misterius’ itu mendatangi si pedagang dan memerintahkan: “Bangkitlah  dan bunuhlah ia.” Namun si pedagang itu balik bertanya: “Siapakah engkau?. Aku tidak pernah membunuh seseorang, dan diriku tak layak membunuhnya.”

Lalu si penunggang kuda ‘misterius’ itu menuju si penyamun dan langsung membunuhnya. Kemudian ia datang kepada si pedagang sambil memberitahu: “Aku adalah seorang malaikat dari langit ketiga. Ketika engkau berdo’a untuk pertama kalinya, kami mendengar bunyi gaduh di pintu gerbang langit. Kami berkata: ‘Sebuah kejahatan telah terjadi’. Ketika engkau berdo’a untuk kedua kalinya, pintu langit terbuka dan terlihat seberkas cahaya api. Ketika engkau berdo’a untuk ketiga kalinya, Jibril as.  turun ke langit kami dan berteriak: ‘Siapakah yang mau menolong orang yang tertekan ini?’ Aku memohon kepada Allah SWT. agar diizinkan membunuh penyamun itu. Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa Allah akan memberikan kelapangan dan pertolongan kepada siapa saja yang berdo’a, dengan do’amu tadi pada setiap saat yang penuh tekanan, malapetaka dan keputus-asaan.”

Setelah itu si pedagang melanjutkan perjalanannya dengan aman sampai ke Madinah dan pergi menemui Rasulullah saw. serta menceritakan kisahnya kepada beliau, juga tentang do’a yang diucapkannya. Rasulullah saw. bersabda kepadanya: “Allah telah mengilhamimu dengan Nama-nama-Nya yang paling indah yang jika disebutkan dalam do’a, niscaya Dia akan mengabulkannya. Jika Dia dimohon dengan Nama-nama itu, Dia akan menganugerahkannya.”

                                                         **0**


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.