Translate

Sunday, November 6, 2016

ADAB SAFAR (PERJALANAN).

Adab Islam.
Safar (perjalanan), adalah sebagaian dari siksa, yang mana seseorang akan terkurangi masa tidur, makan dan minumnya, maka jika telah selesai keperluannya cepatlah pulang. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Disunnahkan agar mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat sebelum memulai perjalanan. (HR. Thabrani).

Berdo’a ketika keluar rumah;
Bismillaahi tawak kaltu ‘alallaahi laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi.
Artinya:
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali pada Allah SWT.” (HR. Abu Daud, Hakim).

Hendaknya bepergian dengan berjama’ah, satu jama’ah paling sedikitnya 3 orang. (HR. Abu Daud, Tirmidzi).

Jangan bepergian sendiri terutama di malam hari. (HR. Bukhari).

Orang yang bepergian sendiri akan ditemani syetan, bepergian dua orang ditemani syetan pula. (HR. Abu Daud, Nasa’i).

Disunnahkan agar menentukan salah seorang amir (pimpinan) dalam perjalanan. (HR. Abu Daud).

Amir perjalanan hendaknya sewaktu-waktu berjalan di belakang, untuk membantu orang-orang lemah, membonceng mereka dan mendo’akan bagi mereka. (HR. Abu Daud).

Rasulullah saw. senang bepergian pada hari kamis. (HR. Bukhari).

Dimakruhkan bepergian di hari Jum’at, sebelum shalat Jum’at dan haram bepergian setelah mendengar adzan Jum’at. Sebaiknya menunggu keberangkatan sampai selesai Jum’at. (HR. Tirmidzi).

Rasulullah saw. biasa memulai perjalan di pagi hari. (HR. Bukhari, Muslim).

Disunnahkan bagi yang akan pergi untuk meminta nasihat dari orang yang akan ditinggalkan. (HR. Tirmidzi).

Memasuki kendaraan dengan membaca Bismillah. (Misykat).

Kemudian duduk dalam kendaraan dengan membaca Alhamdullah. (Misykat).

Membaca do’a memulai perjalanan di dalam kendaraan;
Subhaa nalladzii sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa rabinnaa lamunqalibuuna.
Artinya:
“Maha Suci Allah yang telah memudahkan ini bagi kami, padahal tidaklah kami sanggup mengendalikannya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Kemudian mengucapkan :
Alhamdulillaah 3x, Allaahu Akbar 3x

Lalu dilanjutkan dengan membaca do’a:
Subhaa naka innii zhalamtu nafsii faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Sesudah itu disunnahkan memandang ke atas dan tersenyum. (HR. Tirmidzi).

Kemudian, jika kendaraan mulai berjalan disunnahkan membaca do’a:
Allaahumma hawwin ‘alainaa safara naa haadzaa wa athwi’–‘annaa bu’dahu allaahumma antash shahibu fissafari walkhaliifatu fil ahli.
Artinya:
“Ya Allah, Mudahkanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya. Ya Allah Engkaulah teman di dalam perjalanan dan pengganti penjaga dalam keluarga.”

Jika jalan menanjak membaca ‘Allaahu Akbar’, jika jalan menurun membaca ‘Subhanallah’, dan jika jalan mendatar membaca ‘Alhamdulillah’. (HR. Bukhari).

Jika mulai terlihat kampung yang kita tuju, hendaknya membaca do’a
Allaahumma bariklanaa fiihaa ... 3x
Allaahummar zuqnaa janna haawa habibnaa ilaa ahlihaa wa habbib shaalhii ahlihaa ilainaa.
Artinya:
Ya Allah, berilah kami berkah dalam kampung ini.. 3x
Ya Allah berilah kami kesuburannya. Cintakanlah kami kepada penduduk kampung ini, dan cintakanlah orang-orang yang sholeh di kampung ini kepada kami.” (HR. Thabrani).

Jika sampai ke rumah atau tempat kita tuju maka disunnahkan membaca do’a:
Rabbi anzilnii munzalan mubaarakan wa anta khairul munziliina.
Artinya:
“Ya Allah, Turunkanlah kami pada tempat yang penuh berkah. Dan Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi tempat.”

Apabila pulang dari perjalanan, kita membaca do’a:
A-ibuu nataa ibuu na’aa biduu nalirabbinaa haamiduuna.
Artinya:
“Aku kembali, bertaubat, menyembah kepada Tuhan kami dan memuji.” (HR. Bukhari, Muslim).

Jika pulang dari perjalanan jauh pada malam hari, sebaiknya jangan langsung menuju ke rumah. Akan tetapi, disunnahkan (untuk laki-laki), agar i’tikaf terlebih dahulu di masjid dan pulang pada pagi harinya. (HR. Bukhari).

Jangan mengetuk pintu rumah malam hari, lebih baik menunggu hingga pagi. (HR. Bukhari, Muslim).

Jangan bepergian dengan anjing dan lonceng karena malaikat tidak akan menyertai perjalanan yang diiringi oleh anjing dan lonceng (yang diikatkan pada binatang atau kendaraan). (HR. Muslim).

Kebiasaan Rasulullah saw. apabila kembali dari perjalanan jauh, terlebih dahulu beliau menuju ke masjid, shalat dua rakaat, lalu duduk, dan bertemu dengan masyarakat. Kemudian setelah itu baru pulang ke rumah. (HR. Bukhari).

Barangsiapa dalam perjalanan mempunyai bekal lebih maka disunnahkan agar diberikan kepada yang kekurangan bekal dalam perjalanan. (HR. Muslim).

Dianjurkan agar secepatnya pulang jika sudah selesai urusannya. (HR. Bukhari, Muslim).

Wanita dilarang bepergian tanpa diiringi mahramnya. Minimal jarak 5 km atau 3 km. (HR. Bukhari, Muslim).

Do’a menaiki kapal laut atau perahu;
Bismillaahi majraa yahaa wamursaahaa inarabbii laghafuurur rahiimu.
Artinya:
“Dengan nama Allah, pada waktu berjalannya dan pada waktu berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku sangatlah maha Pengampun dan Penyayang.”

Dianjurkan memasuki rumah dengan mengucapkan salam
Assalaamu ‘alaikum warahma tullaah wabarakaatuhu.
Artinya:
“Keselamatan, rahmat, dan berkah Allah semoga terlimpah kepadamu.” (Al Qur’an).

Waktu shalat yang boleh dijamak dalam perjalanan;
+. Waktu shalat Dzhuhur dengan Ashar.
+. Waktu shalat Maghrib dengan Isya.

Sebaiknya jangan pergi sekiranya perjalanan itu akan menyulitkan shalat fardhu kita.

Jika berjalan melewati daerah yang kering dan panas maka hendaknya mempercepat perjalanan. (HR. Muslim).

Jika singgah di pertengahan jalan maka janganlah berpencar karena itu perbuatan syetan. (HR. Abu Daud).

Dalam perjalanan diperbolehkan bertayamum, jika tidak ada air.

Dalam perjalanan diperbolehkan melaksanakan shalat sambil duduk, jika keadaan tidak memungkinkan untuk berdiri. (HR. Bukhari).

Walaupun di tengah perjalanan, sebaiknya kita berhenti dimana waktu shalat telah tiba (jika memungkinkan). (HR. Bukhari).

Usahakan, apabila menaiki kendaraan umum, hendaklah laki-laki duduk bersebelahan dengan laki-laki dan wanita duduk bersebelahan dengan wanita. Dan jaga pandangan dari melihat hal-hal yang dilarang oleh agama.

Habiskan masa perjalanan dengan da’wah, ta’lim wat ta’allum (kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan amal ibadah), dzikir, ibadah dan khidmat. Jika tidak ada amalan yang dapat diperbuat lebih baik tidur.

Jaga akhlaq dalam perjalanan, sehingga dengan perjalanan orang akan tertarik dengan akhlaq Islami.

                                                              *** O ***


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.