Adab Islam.
Safar
(perjalanan), adalah sebagaian dari siksa, yang mana seseorang akan terkurangi
masa tidur, makan dan minumnya, maka jika telah selesai keperluannya cepatlah
pulang. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Disunnahkan
agar mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat sebelum memulai
perjalanan. (HR. Thabrani).
Berdo’a
ketika keluar rumah;
Bismillaahi tawak kaltu ‘alallaahi laa
haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi.
Artinya:
“Dengan nama Allah, aku bertawakal
kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali pada Allah SWT.” (HR. Abu Daud, Hakim).
Hendaknya
bepergian dengan berjama’ah, satu jama’ah paling sedikitnya 3 orang. (HR. Abu
Daud, Tirmidzi).
Jangan
bepergian sendiri terutama di malam hari. (HR. Bukhari).
Orang
yang bepergian sendiri akan ditemani syetan, bepergian dua orang ditemani
syetan pula. (HR. Abu Daud, Nasa’i).
Disunnahkan
agar menentukan salah seorang amir (pimpinan) dalam perjalanan. (HR. Abu Daud).
Amir
perjalanan hendaknya sewaktu-waktu berjalan di belakang, untuk membantu
orang-orang lemah, membonceng mereka dan mendo’akan bagi mereka. (HR. Abu
Daud).
Rasulullah
saw. senang bepergian pada hari kamis. (HR. Bukhari).
Dimakruhkan
bepergian di hari Jum’at, sebelum shalat Jum’at dan haram bepergian setelah
mendengar adzan Jum’at. Sebaiknya menunggu keberangkatan sampai selesai Jum’at.
(HR. Tirmidzi).
Rasulullah
saw. biasa memulai perjalan di pagi hari. (HR. Bukhari, Muslim).
Disunnahkan
bagi yang akan pergi untuk meminta nasihat dari orang yang akan ditinggalkan.
(HR. Tirmidzi).
Memasuki
kendaraan dengan membaca Bismillah.
(Misykat).
Kemudian
duduk dalam kendaraan dengan membaca Alhamdullah.
(Misykat).
Membaca
do’a memulai perjalanan di dalam kendaraan;
Subhaa nalladzii sakhkhara lanaa haadzaa
wamaa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa rabinnaa lamunqalibuuna.
Artinya:
“Maha Suci Allah yang telah memudahkan
ini bagi kami, padahal tidaklah kami sanggup mengendalikannya. Dan sesungguhnya
kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Kemudian
mengucapkan :
Alhamdulillaah 3x, Allaahu Akbar 3x
Lalu
dilanjutkan dengan membaca do’a:
Subhaa naka innii zhalamtu nafsii
faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, sesungguhnya
aku telah menganiaya diriku maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada
yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Sesudah
itu disunnahkan memandang ke atas dan tersenyum. (HR. Tirmidzi).
Kemudian,
jika kendaraan mulai berjalan disunnahkan membaca do’a:
Allaahumma hawwin ‘alainaa safara naa
haadzaa wa athwi’–‘annaa bu’dahu allaahumma antash shahibu fissafari
walkhaliifatu fil ahli.
Artinya:
“Ya Allah, Mudahkanlah bagi kami
perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya. Ya Allah Engkaulah teman di
dalam perjalanan dan pengganti penjaga dalam keluarga.”
Jika
jalan menanjak membaca ‘Allaahu Akbar’,
jika jalan menurun membaca ‘Subhanallah’,
dan jika jalan mendatar membaca ‘Alhamdulillah’.
(HR. Bukhari).
Jika
mulai terlihat kampung yang kita tuju, hendaknya membaca do’a
Allaahumma bariklanaa fiihaa ... 3x
Allaahummar zuqnaa janna haawa habibnaa
ilaa ahlihaa wa habbib shaalhii ahlihaa ilainaa.
Artinya:
Ya Allah, berilah kami berkah dalam
kampung ini.. 3x
Ya Allah berilah kami kesuburannya. Cintakanlah
kami kepada penduduk kampung ini, dan cintakanlah orang-orang yang sholeh di
kampung ini kepada kami.” (HR. Thabrani).
Jika
sampai ke rumah atau tempat kita tuju maka disunnahkan membaca do’a:
Rabbi anzilnii munzalan mubaarakan wa
anta khairul munziliina.
Artinya:
“Ya Allah, Turunkanlah kami pada tempat
yang penuh berkah. Dan Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi tempat.”
Apabila
pulang dari perjalanan, kita membaca do’a:
A-ibuu nataa ibuu na’aa biduu
nalirabbinaa haamiduuna.
Artinya:
“Aku kembali, bertaubat, menyembah
kepada Tuhan kami dan memuji.”
(HR. Bukhari, Muslim).
Jika
pulang dari perjalanan jauh pada malam hari, sebaiknya jangan langsung menuju
ke rumah. Akan tetapi, disunnahkan (untuk laki-laki), agar i’tikaf terlebih
dahulu di masjid dan pulang pada pagi harinya. (HR. Bukhari).
Jangan
mengetuk pintu rumah malam hari, lebih baik menunggu hingga pagi. (HR. Bukhari,
Muslim).
Jangan
bepergian dengan anjing dan lonceng karena malaikat tidak akan menyertai
perjalanan yang diiringi oleh anjing dan lonceng (yang diikatkan pada binatang
atau kendaraan). (HR. Muslim).
Kebiasaan
Rasulullah saw. apabila kembali dari perjalanan jauh, terlebih dahulu beliau
menuju ke masjid, shalat dua rakaat, lalu duduk, dan bertemu dengan masyarakat.
Kemudian setelah itu baru pulang ke rumah. (HR. Bukhari).
Barangsiapa
dalam perjalanan mempunyai bekal lebih maka disunnahkan agar diberikan kepada
yang kekurangan bekal dalam perjalanan. (HR. Muslim).
Dianjurkan
agar secepatnya pulang jika sudah selesai urusannya. (HR. Bukhari, Muslim).
Wanita
dilarang bepergian tanpa diiringi mahramnya. Minimal jarak 5 km atau 3 km. (HR.
Bukhari, Muslim).
Do’a
menaiki kapal laut atau perahu;
Bismillaahi majraa yahaa wamursaahaa
inarabbii laghafuurur rahiimu.
Artinya:
“Dengan nama Allah, pada waktu
berjalannya dan pada waktu berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku sangatlah maha
Pengampun dan Penyayang.”
Dianjurkan
memasuki rumah dengan mengucapkan salam
Assalaamu ‘alaikum warahma tullaah
wabarakaatuhu.
Artinya:
“Keselamatan, rahmat, dan berkah Allah
semoga terlimpah kepadamu.” (Al Qur’an).
Waktu
shalat yang boleh dijamak dalam perjalanan;
+.
Waktu shalat Dzhuhur dengan Ashar.
+.
Waktu shalat Maghrib dengan Isya.
Sebaiknya
jangan pergi sekiranya perjalanan itu akan menyulitkan shalat fardhu kita.
Jika
berjalan melewati daerah yang kering dan panas maka hendaknya mempercepat
perjalanan. (HR. Muslim).
Jika
singgah di pertengahan jalan maka janganlah berpencar karena itu perbuatan
syetan. (HR. Abu Daud).
Dalam
perjalanan diperbolehkan bertayamum, jika tidak ada air.
Dalam
perjalanan diperbolehkan melaksanakan shalat sambil duduk, jika keadaan tidak
memungkinkan untuk berdiri. (HR. Bukhari).
Walaupun
di tengah perjalanan, sebaiknya kita berhenti dimana waktu shalat telah tiba
(jika memungkinkan). (HR. Bukhari).
Usahakan,
apabila menaiki kendaraan umum, hendaklah laki-laki duduk bersebelahan dengan
laki-laki dan wanita duduk bersebelahan dengan wanita. Dan jaga pandangan dari
melihat hal-hal yang dilarang oleh agama.
Habiskan
masa perjalanan dengan da’wah, ta’lim wat
ta’allum (kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan amal ibadah), dzikir, ibadah dan khidmat. Jika tidak ada amalan yang dapat diperbuat lebih baik
tidur.
Jaga
akhlaq dalam perjalanan, sehingga dengan perjalanan orang akan tertarik dengan
akhlaq Islami.
*** O ***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.