Translate

Monday, November 14, 2016

ADAB – ADAB ISLAM LAINNYA.

Adab Islam.
Buku Sumber Saduran.
Untuk kepentingan siar Islam ini, sumber-sumber buku yang disadur dapat di daftar sbb;
+1. PETUNJUK SUNNAH dan ADAB SEHARI-HARI
      Disusun oleh A. ABDURAHMAN AHMAD. 
      Penerbit: Pustaka Nabawi – Cirebon.

+2. 101 HADITS BUDI LUHUR
      Disusun oleh AHMAD NAJIEH.
      Penerbit: Pustaka Amani – Jakarta.

+3. HIMPUNAN SHALAT SUNNAH LENGKAP
      Disusun oleh H.M.A SODIKIN FAQIH
      Penerbit: Orba Shakti – Bandung.

Hadits Adab-adab Islam Lainnya dari Akhlak Budi Luhur.
*). Menjauhi Tujuh Perkara yang Merusak.
Sabda Rasulullah saw.:
Ijtanibus sab’al muubiqaati qaaluu yaa rasuulallaahi wa maa hunna? Qaala asysyirku billaahi wassihru wa qatlunnafsil latil harramallaahu illaa bilhaqqi wa aklurribaa wa aklu maalil yatiimi wattawallii yaumaz zahafi wa qadzful muhshanaatil mu’minaatil ghaafilaati.
Artinya:
“Jauhilah tujuh perkara yang merusak. Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah tujuh perkara itu?’ Jawab Rasul: ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, makan barang riba, makan harta anak yatim, melarikan diri pada hari peperangan dan menuduh wanita-wanita baik lagi mu’min yang lengah.”  (HR. Bukhari, Muslim).

*). Mencegah Kemungkaran.
Sabda Rasulullah saw.:
Man ra-aa minkun munkaran falyughayyirhu biyadihi wa in lam yastathi’ fabilisanihi wa in lam yastathi’ fabiqalbihi wa dzaalika adh-‘aful iimaani.
Artinya:
“Barang-siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia merobah dengan tangannya, kalau dia tidak mampu, maka dengan lisannya, jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya. Demikian itu paling lemahnya iman” (HR. Muslim)

*). Menunaikan Amanat.
Sabda Rasulullah saw.:
Addil amaanata ilaa mani’tamanaka wa laa takhun man khaanaka.
Artinya:
“Tunaikan amanat kepada orang yang memberinya kepadamu dan jangan berkhianat kepada orang yang berkhianat kepadamu.” (HR. Abu Daud).
[= orang yang sudah sanggup menerima suatu amanat, atau kepercayaan hendaklah ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Ilmu merupakan amanat yang harus disebarkan-luaskan sehingga tidak ada kebodohan. Seorang pandai yang tidak mau menyebarkan ilmunya berarti tidak menunaikan amanat. Kekayaan merupakan amanat, yang harus dikeluarkan untuk kemaslahatan keluarga dan umat. Orang yang tidak menggunakan kekayaannya dengan baik, sesuai dengan ajaran Islam berarti tidak menunaikan amanat.]

*). Jangan Menyia-nyiakan Amanat.
Sabda Rasulullah saw.:
Idzaa dhuyyi-‘atil amaanatu fantazhiris saa-‘ata qaala kaifa idhaa-‘atuhaa ya rasuulallaahi? Qaala idzaa usnidal amru ilaa ghairi ahlihi fantazhiris saa-‘ata.
Artinya:
“Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: ‘Bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah?’. Berkata Nabi: ‘Apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya’. “ (HR. Bukhari).

*). Anjuran Bertenggang Rasa dan Larangan Berantipati.
Sabda Rasulullah saw.:
Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba liakhiihi maa yuhibbu linafsihi.
Artinya:
“Tidak sempurna iman seorang dari kamu, sehingga ia menyukai untuk saudaranya sesuatu yang ia sukai untuk dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim).
[= iman seseorang belum dianggap sempurna, kecuali jika ia sudah menyukai sesuatu untuk orang lainnya, yang sesuatu tadi disukainya pula untuk dirinya sendiri. Jadi, kalau ia senang dirinya kaya atau berilmu, maka diapun harus senang apabila orang mu’min lainnya kaya atau berilmu. Sebaliknya jika dia tidak senang tertimpa musibah, maka dia harus tidak senang pula melihat orang lain tertimpa musibah.
Jadi apabila seseorang yang sudah mampu berbuat seperti diatas, maka dia sudah bisa memenuhi salah satu syarat menjadi seorang mukmin kamil.].

*). Menahan Amarah.
Sabda Rasulullah saw.:
Laisasy syadiidu bishshur-‘ati innamasy syadiidu alladzii yamiiku nafsahu ‘indal ghadhabi.
Artinya:
“Orang kuat itu bukanlah orang yang kuat bergulat, tetapi sebenarnya orang kuat itu ialah yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari, Muslim).

*). Mengusap Kepala Anak Yatim.
Sabda Rasulullah saw.:
Imsah ra’sal yatiimi (haakadzaa) ilaa muqaddimi ra’sihi wa man lahu abun (haakadzaa) ilaa mu-akhkhiri ra’sihi.
Artinya:
“Usaplah kepala anak yatim begini, sampai kepangkal kepalanya, dan orang yang mempunyai bapak tetapi tidak beribu (dinamakan piyatu) begini mengusapnya, sampai ke akhir kepalanya.” (HR. Khatib).

*). Menolong Orang.
Sabda Rasulullah saw.:
Ablighuu haajata man laa yastathii-‘u iblaagha haajatihi fa man ablagha sulthaanan haajata man laa yastahii-‘u iblaaghahaa tsabbatal laahu ta’aalaa qadamaihi ‘alash shiraathi yaumal qiyaamati.
“Sampaikan hajat (maksud) orang yang tak kuasa menyampaikan hajatnya, maka barang siapa yang menyampaikan keinginan orang yang tak kuasa melaksanakannya, maka Allah menetapkan dua tumitnya meniti di titian shiratal mustaqim pada hari kiamat.” (HR. Thabrani).

*). Membuang Duri.
Sabda Rasulullah saw.:
Amthil adzaa ‘aniththariiqi fa innahu laka shadaqatun.
Artinya:
“Buanglah duri dari jalan, maka sesungguhnya itu sedekah bagimu.” (HR. Bukhari).

*). Iman Yang Sempurna bagi Seseorang.
Sabda Rasulullah saw.:
Afdhalul mu’miniina iimaanan idzaa sa-ala u’thiya wa idzaa lam yu’-tha istaghnaa.
Artinya:
“Seutama-utama iman seorang mu’min, apabila meminta diberi ataupun tidak diberi ia merasa cukup.” (HR. Thabrani).

*). Ketaatan.
Sabda Rasulullah saw.:
Kullu ummatil yadkhuluunal jannata illaa man abaa qaala ya rasuulallaahi man ya’baa? Qaala man athaa-‘anii dakhalal jannata wa man ‘ashaanii faqad abaa.
Artinya:
“Semua ummatku masuk syurga kecuali orang yang enggan (membangkang). Abu Hurairah berkata: ‘Ya Rasulullah siapakah orang yang membangkang itu?’. Nabi bersabda: ‘Barang siapa yang mentaati padaku ia masuk syurga dan barang siapa yang durhaka kepadaku (berarti) telah enggan (membangkang)’.” (HR. Bukhari).

*). Memelihara Harga Diri.
Sabda Rasulullah saw.:
Qad aflaha man akhlasha qalbahu lil iimaani wa ja-‘ala qalbahu saliiman wa lisaanahu shaadiqan wa nafsahu muthma-innatan wa khaliiqata hu mustaqiimatan wa ja-‘ala udzunahu mustami-‘atan wa ‘ainahu naazhiratan bil’ibrati.
Artinya:
“Sungguh berbahagia orang yang mengikhlaskan hatinya untuk iman, menjadikan hatinya selamat, lidahnya benar, nafsunya tenteram, tabi’atnya lurus dan menjadikan telinganya mendengar dan matanya melihat dengan perhatian.” (HR. Ahmad, Baihaqi).

*). Larangan Mengadu Domba.
Sabda Rasulullah saw.:
Laa yadkhulul jannata qattaatun.
Artinya:
“Tukang mengadu domba itu tidak akan masuk syurga.” (HR. Bukhari).

*). Perintah Mengembalikan Hak Orang.
Sabda Rasulullah saw.:
Maniqtath-‘a haqqamri-in muslimin faqad aujaballahu lahunnaara wa harramal jannata faqaala wa inkaana syai-an yasiiran yaa rasuulallah? Faqaala wa inkaana qadhiiban min araakin.
Artinya:
“Barang siapa yang mengambil hak seseorang muslim dengan sumpah palsu, maka Allah telah mewajibkan baginya neraka, dan mengharamkannya syurga. Seorang bertanya: ‘walaupun barang sedikit ya Rasulullah?’ Jawab Nabi: ‘Walau sekecil batang kayu arok (sikat untuk gosok gigi)’.” (HR. Bukhari, Muslim).

*). Jujur dan Dusta.
Sabda Rasulullah saw.:
‘Alaikum bishshidqi fa innash shidqa yahdii ilal birri wa innal birra yahdii ilal jannati wa maa yazaalur rajulu yashduqu wa yataharrash shidqa hattaa yuktaba ‘indallaahi shiddiiqan wa iyyaakum wal kadziba fa innal kadziba yahdii ilal fujuuri wa innal fujuura yahdii ilannaari wa maa yazaalur rajulu yakhdzibu wa yataharral kidzba hattaa yuktaba ‘indallaahi kadzdzaaban.
Artinya:
Wajib atas kamu untuk jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke syurga. Seseorang yang selalu jujur dan memilih kejujuran, akhirnya dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang yang selalu berdusta dan memilih berdusta, akhirnya akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari, Muslim).

*). Pemuda Yang Baik.
Sabda Rasulullah saw.:
Syaabbun sakhiyyun hasanul khuluqi ahabbu ilallaahi min syaikhin bakhiilin ‘aabidin sayyi-il khuluqi.
Artinya:
“Pemuda yang pemurah baik perangai, lebih disukai Allah daripada orang tua yang bakhil yang beribadah yang jahat perangainya.” (HR. Dailami).

*). Larangan Melupakan Nafkah Orang yang Menjadi Tanggungan.
 Sabda Rasulullah saw.:
Kafaa bilmar-i itsman an yudhayyi-a man yaquutu.
Artinya:
“Cukuplah berdosa bagi seseorang yang menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Daud, Nasa’i).

*). Dilarang Iri Hati kecuali Dalam Dua Hal.
Sabda Rasulullah saw.:
Laa hasada illaa fitsnataini rajulun aataahullaahu maalan fasalla thahu ‘alaa halakatihi filhaqqi wa rajulun aataahullaahul hikmata fahuwa yaqdhi bihaa wa yu’allimuhaa.
Artinya:
“Tidak boleh seseorang menginginkan hak orang lain, kecuali dua macam: Seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah, lalu digunakannya semata-mata dalam perjuangan hak kebenaran. Dan seorang yang diberi ilmu oleh Allah, maka digunakannya dan diajarkannya kepada manusia.” (HR. Bukhari ,Muslim).

*). Jagalah Harga Diri.
Sabda Rasulullah saw.:
Uthlubul hawaa-ija bi ‘izzatil anfusi fa innal umuura tajrii bilmaqaadirii.
Artinya:
“Carilah keperluan diri dengan kemuliaan diri, maka sesungguhnya pekerjaan itu berlalu di tempat yang ditentukan.” (HR. Ibnu Asakir).

*). Menjauhi Kezhaliman dan Kekikiran.
Sabda Rasulullah saw.:
Ittaquzh zhulma fa innazh zhulma zhulumaatun yaumal qiyaamati wattaqusy syuhha fa innasy syuhha ahlaka man kaana qablakum hamalahum ‘alaa an safakuu dimaa-ahum wastahalluu mahaarimahum.
Artinya:
“Takutlah akan perbuatan zhalim, maka sesungguhnya perbuatan kezhaliman itu merupakan kepekatan di hari kiamat. Takutlah akan kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah merusak orang-orang yang sebelum kamu, memaksa mereka untuk mengalirkan darahnya, dan mereka menganggap halal apa-apa yang diharamkan untuk mereka.” (HR. Muslim).

*). Memperbanyak Mengingat  Mati.
Sabda Rasulullah saw.:
Aktsiruu dzikral mauti fa innahu yumahhishudz dzunuuba wa yuzahhi du fiddun-yaa fa in dzakartumuuhu ‘indal ghinaa hadamahu wa in dzakartumuuhu ‘indal faqri ardhaakum bi-‘aisyikum.
Artinya:
“Perbanyaklah olehmu mengingat mati, maka sesungguhnya mengingat mati itu membersihkan dosa, dan berzuhudlah pada dunia (dunia jangan dicintai benar) maka jika kamu mengingatnya di sisi orang miskin tentu dia akan rela kepadamu dengan kehidupannya.” (HR. Ibnu Abiddunia).

*). Sabar.
Sabda Rasulullah saw.:
Innallaahu ‘azza wa jalla qaala: idzabtalaitu ‘abdii bihabiibatai hifashabara ‘awwadhtuhu minhumal jannata.
Artinya:
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla telah bersabda: Apabila aku menguji hamba-Ku dengan dua perkara yang dicintainya, kemudian dia bersabar, maka Aku ganti keduanya dengan syurga baginya.” (HR. Bukhari)
[= yang dimaksud ‘dua perkara yang dicintai’ adalah pertama ‘perkara ujian kenikmatan hidup’. Manusia diuji dengan segala kenikmatan hidup, kekayaan, kemasyuran, jabatan tinggi, anak, istri. Perkara kesabaran yang kedua ini adalah kesabaran yang paling tingkatannya, sebab musibah bukanlah yang mengenakkan dan sangat tidak dikehendakinya, sedang ia harus mengalaminya.]

*). Zakat.
Sabda Rasulullah saw.:
Azzakaatu qantharatul islami.
Artinya:
“Zakat itu adalah jembatan Islam.” (HR. Thabrani).

  
*). Hajji.
Sabda Rasulullah saw.:
Jaa-a rajulun ilannabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama faqaala yaa rasuulallaahi maa yuujibul hajja qaala azzaadu warrahilatu.
Artinya:
“Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw. dan berkatalah ia: ‘Ya Rasulullah! Apakah yang mewajibkan haji?.’ Rasulullah menjawab: ‘Ada bekal dan kendaraan’.” (HR. Turmudzi).

*). Optimis.
Sabda Rasulullah saw.:
Ta-‘arraf ilallaahi firrakhaa-i ya’rifka fisysyiddati wa’lam anna maa akhtha-aka lam yakun liyushiibaka wa maa ashaabaka lam yakun liyukhthi-aka wa annannashra ma-‘ash shabri wa annal faraja ma-‘al karbi wa anna ma-‘al ‘usri yusran.
Artinya:
“Hendaklah engkau mengenal Allah Ta’ala di waktu lapang (dalam kepemurahannya), pasti Allah mengenal engkau di waktu kesusahan, dan ketahuilah bahwasanya apa-apa yang telah menyimpang (tidak mengenai dikau) dari padamu, tidak ia akan mengenai engkau, dan apa-apa yang menimpa diri engkau, tidaklah akan menyimpang dari padamu, dan ketahuilah sesungguhnya kemenangan ada beserta kesabaran, dan sesungguhnya kesenangan ada beserta kesusahan, dan kesulitan ada bersama kemudahan.” (HR. Bukhari, Muslim).

*). Taubat.
Sabda Rasulullah saw.:
Innallaaha yabsuthu yadahu bilaili liyatuuba musii-unnahaari wa yabsuthu yadahu binnahaari liyatuuba musii-ul laili hattaa tathlu’asy syamsu min maghribihaa.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar orang yang berbuat dosa di siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar orang yang berbuat dosa di malam hari bertaubat sampai matahari terbit dari tenggelamnya.” (HR. Muslim dan Nasa’i).


                                          ******* &&o&& *******


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.