Adab Islam.
Buku
Sumber Saduran.
Untuk
kepentingan siar Islam ini, sumber-sumber buku yang disadur dapat di daftar sbb;
+1.
PETUNJUK SUNNAH dan ADAB SEHARI-HARI
Disusun oleh A. ABDURAHMAN AHMAD.
Penerbit: Pustaka Nabawi – Cirebon.
+2.
101 HADITS BUDI LUHUR
Disusun oleh AHMAD NAJIEH.
Penerbit: Pustaka Amani – Jakarta.
+3.
HIMPUNAN SHALAT SUNNAH LENGKAP
Disusun oleh H.M.A SODIKIN FAQIH
Penerbit: Orba Shakti – Bandung.
Hadits
Adab-adab Islam Lainnya dari Akhlak Budi Luhur.
*).
Menjauhi Tujuh Perkara yang Merusak.
Sabda
Rasulullah saw.:
Ijtanibus sab’al muubiqaati qaaluu yaa
rasuulallaahi wa maa hunna? Qaala asysyirku billaahi wassihru wa qatlunnafsil
latil harramallaahu illaa bilhaqqi wa aklurribaa wa aklu maalil yatiimi
wattawallii yaumaz zahafi wa qadzful muhshanaatil mu’minaatil ghaafilaati.
Artinya:
“Jauhilah tujuh perkara yang merusak.
Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah tujuh perkara itu?’ Jawab
Rasul: ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali
dengan hak, makan barang riba, makan harta anak yatim, melarikan diri pada hari
peperangan dan menuduh wanita-wanita baik lagi mu’min yang lengah.” (HR. Bukhari,
Muslim).
*).
Mencegah Kemungkaran.
Sabda
Rasulullah saw.:
Man ra-aa minkun munkaran falyughayyirhu
biyadihi wa in lam yastathi’ fabilisanihi wa in lam yastathi’ fabiqalbihi wa
dzaalika adh-‘aful iimaani.
Artinya:
“Barang-siapa diantara kamu melihat
kemungkaran, maka hendaklah dia merobah dengan tangannya, kalau dia tidak
mampu, maka dengan lisannya, jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya.
Demikian itu paling lemahnya iman”
(HR. Muslim)
*).
Menunaikan Amanat.
Sabda
Rasulullah saw.:
Addil amaanata ilaa mani’tamanaka wa laa
takhun man khaanaka.
Artinya:
“Tunaikan amanat kepada orang yang
memberinya kepadamu dan jangan berkhianat kepada orang yang berkhianat
kepadamu.” (HR. Abu Daud).
[=
orang yang sudah sanggup menerima suatu amanat, atau kepercayaan hendaklah
ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Ilmu merupakan amanat yang harus
disebarkan-luaskan sehingga tidak ada kebodohan. Seorang pandai yang tidak mau
menyebarkan ilmunya berarti tidak menunaikan amanat. Kekayaan merupakan amanat,
yang harus dikeluarkan untuk kemaslahatan keluarga dan umat. Orang yang tidak
menggunakan kekayaannya dengan baik, sesuai dengan ajaran Islam berarti tidak
menunaikan amanat.]
*).
Jangan Menyia-nyiakan Amanat.
Sabda
Rasulullah saw.:
Idzaa dhuyyi-‘atil amaanatu fantazhiris
saa-‘ata qaala kaifa idhaa-‘atuhaa ya rasuulallaahi? Qaala idzaa usnidal amru
ilaa ghairi ahlihi fantazhiris saa-‘ata.
Artinya:
“Apabila amanat disia-siakan, maka
tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: ‘Bagaimana caranya menyia-nyiakan
amanat ya Rasulullah?’. Berkata Nabi: ‘Apabila diserahkan sesuatu pekerjaan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya’. “ (HR. Bukhari).
*).
Anjuran Bertenggang Rasa dan Larangan Berantipati.
Sabda
Rasulullah saw.:
Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba
liakhiihi maa yuhibbu linafsihi.
Artinya:
“Tidak sempurna iman seorang dari kamu,
sehingga ia menyukai untuk saudaranya sesuatu yang ia sukai untuk dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim).
[=
iman seseorang belum dianggap sempurna, kecuali jika ia sudah menyukai sesuatu
untuk orang lainnya, yang sesuatu tadi disukainya pula untuk dirinya sendiri.
Jadi, kalau ia senang dirinya kaya atau berilmu, maka diapun harus senang
apabila orang mu’min lainnya kaya atau berilmu. Sebaliknya jika dia tidak
senang tertimpa musibah, maka dia harus tidak senang pula melihat orang lain
tertimpa musibah.
Jadi
apabila seseorang yang sudah mampu berbuat seperti diatas, maka dia sudah bisa
memenuhi salah satu syarat menjadi seorang mukmin kamil.].
*).
Menahan Amarah.
Sabda
Rasulullah saw.:
Laisasy syadiidu bishshur-‘ati innamasy
syadiidu alladzii yamiiku nafsahu ‘indal ghadhabi.
Artinya:
“Orang kuat itu bukanlah orang yang kuat
bergulat, tetapi sebenarnya orang kuat itu ialah yang dapat menguasai dirinya
ketika marah.” (HR. Bukhari, Muslim).
*).
Mengusap Kepala Anak Yatim.
Sabda
Rasulullah saw.:
Imsah ra’sal yatiimi (haakadzaa) ilaa
muqaddimi ra’sihi wa man lahu abun (haakadzaa) ilaa mu-akhkhiri ra’sihi.
Artinya:
“Usaplah kepala anak yatim begini,
sampai kepangkal kepalanya, dan orang yang mempunyai bapak tetapi tidak beribu
(dinamakan piyatu) begini mengusapnya, sampai ke akhir kepalanya.” (HR. Khatib).
*).
Menolong Orang.
Sabda
Rasulullah saw.:
Ablighuu haajata man laa yastathii-‘u
iblaagha haajatihi fa man ablagha sulthaanan haajata man laa yastahii-‘u iblaaghahaa
tsabbatal laahu ta’aalaa qadamaihi ‘alash shiraathi yaumal qiyaamati.
“Sampaikan hajat (maksud) orang yang tak
kuasa menyampaikan hajatnya, maka barang siapa yang menyampaikan keinginan
orang yang tak kuasa melaksanakannya, maka Allah menetapkan dua tumitnya meniti
di titian shiratal mustaqim pada hari kiamat.” (HR. Thabrani).
*).
Membuang Duri.
Sabda
Rasulullah saw.:
Amthil adzaa ‘aniththariiqi fa innahu
laka shadaqatun.
Artinya:
“Buanglah duri dari jalan, maka
sesungguhnya itu sedekah bagimu.” (HR.
Bukhari).
*).
Iman Yang Sempurna bagi Seseorang.
Sabda
Rasulullah saw.:
Afdhalul mu’miniina iimaanan idzaa
sa-ala u’thiya wa idzaa lam yu’-tha istaghnaa.
Artinya:
“Seutama-utama iman seorang mu’min,
apabila meminta diberi ataupun tidak diberi ia merasa cukup.” (HR. Thabrani).
*).
Ketaatan.
Sabda
Rasulullah saw.:
Kullu ummatil yadkhuluunal jannata illaa
man abaa qaala ya rasuulallaahi man ya’baa? Qaala man athaa-‘anii dakhalal
jannata wa man ‘ashaanii faqad abaa.
Artinya:
“Semua ummatku masuk syurga kecuali
orang yang enggan (membangkang). Abu Hurairah berkata: ‘Ya Rasulullah siapakah
orang yang membangkang itu?’. Nabi bersabda: ‘Barang siapa yang mentaati padaku
ia masuk syurga dan barang siapa yang durhaka kepadaku (berarti) telah enggan
(membangkang)’.” (HR. Bukhari).
*).
Memelihara Harga Diri.
Sabda
Rasulullah saw.:
Qad aflaha man akhlasha qalbahu lil
iimaani wa ja-‘ala qalbahu saliiman wa lisaanahu shaadiqan wa nafsahu
muthma-innatan wa khaliiqata hu mustaqiimatan wa ja-‘ala udzunahu mustami-‘atan
wa ‘ainahu naazhiratan bil’ibrati.
Artinya:
“Sungguh berbahagia orang yang
mengikhlaskan hatinya untuk iman, menjadikan hatinya selamat, lidahnya benar,
nafsunya tenteram, tabi’atnya lurus dan menjadikan telinganya mendengar dan
matanya melihat dengan perhatian.”
(HR. Ahmad, Baihaqi).
*).
Larangan Mengadu Domba.
Sabda
Rasulullah saw.:
Laa yadkhulul jannata qattaatun.
Artinya:
“Tukang mengadu domba itu tidak akan
masuk syurga.” (HR. Bukhari).
*).
Perintah Mengembalikan Hak Orang.
Sabda
Rasulullah saw.:
Maniqtath-‘a haqqamri-in muslimin faqad
aujaballahu lahunnaara wa harramal jannata faqaala wa inkaana syai-an yasiiran
yaa rasuulallah? Faqaala wa inkaana qadhiiban min araakin.
Artinya:
“Barang siapa yang mengambil hak
seseorang muslim dengan sumpah palsu, maka Allah telah mewajibkan baginya
neraka, dan mengharamkannya syurga. Seorang bertanya: ‘walaupun barang sedikit
ya Rasulullah?’ Jawab Nabi: ‘Walau sekecil batang kayu arok (sikat untuk gosok
gigi)’.” (HR. Bukhari, Muslim).
*).
Jujur dan Dusta.
Sabda
Rasulullah saw.:
‘Alaikum bishshidqi fa innash shidqa
yahdii ilal birri wa innal birra yahdii ilal jannati wa maa yazaalur rajulu
yashduqu wa yataharrash shidqa hattaa yuktaba ‘indallaahi shiddiiqan wa
iyyaakum wal kadziba fa innal kadziba yahdii ilal fujuuri wa innal fujuura
yahdii ilannaari wa maa yazaalur rajulu yakhdzibu wa yataharral kidzba hattaa
yuktaba ‘indallaahi kadzdzaaban.
Artinya:
Wajib atas kamu untuk jujur, karena
sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke
syurga. Seseorang yang selalu jujur dan memilih kejujuran, akhirnya dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah dusta, karena
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke
neraka. Seseorang yang selalu berdusta dan memilih berdusta, akhirnya akan
dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR.
Bukhari, Muslim).
*).
Pemuda Yang Baik.
Sabda
Rasulullah saw.:
Syaabbun sakhiyyun hasanul khuluqi
ahabbu ilallaahi min syaikhin bakhiilin ‘aabidin sayyi-il khuluqi.
Artinya:
“Pemuda yang pemurah baik perangai,
lebih disukai Allah daripada orang tua yang bakhil yang beribadah yang jahat
perangainya.” (HR. Dailami).
*).
Larangan Melupakan Nafkah Orang yang Menjadi Tanggungan.
Sabda Rasulullah saw.:
Kafaa bilmar-i itsman an yudhayyi-a man
yaquutu.
Artinya:
“Cukuplah berdosa bagi seseorang yang
menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Daud, Nasa’i).
*).
Dilarang Iri Hati kecuali Dalam Dua Hal.
Sabda
Rasulullah saw.:
Laa hasada illaa fitsnataini rajulun
aataahullaahu maalan fasalla thahu ‘alaa halakatihi filhaqqi wa rajulun
aataahullaahul hikmata fahuwa yaqdhi bihaa wa yu’allimuhaa.
Artinya:
“Tidak boleh seseorang menginginkan hak
orang lain, kecuali dua macam: Seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah,
lalu digunakannya semata-mata dalam perjuangan hak kebenaran. Dan seorang yang
diberi ilmu oleh Allah, maka digunakannya dan diajarkannya kepada manusia.” (HR. Bukhari ,Muslim).
*).
Jagalah Harga Diri.
Sabda
Rasulullah saw.:
Uthlubul hawaa-ija bi ‘izzatil anfusi fa
innal umuura tajrii bilmaqaadirii.
Artinya:
“Carilah keperluan diri dengan kemuliaan
diri, maka sesungguhnya pekerjaan itu berlalu di tempat yang ditentukan.” (HR. Ibnu Asakir).
*).
Menjauhi Kezhaliman dan Kekikiran.
Sabda
Rasulullah saw.:
Ittaquzh zhulma fa innazh zhulma
zhulumaatun yaumal qiyaamati wattaqusy syuhha fa innasy syuhha ahlaka man kaana
qablakum hamalahum ‘alaa an safakuu dimaa-ahum wastahalluu mahaarimahum.
Artinya:
“Takutlah akan perbuatan zhalim, maka
sesungguhnya perbuatan kezhaliman itu merupakan kepekatan di hari kiamat.
Takutlah akan kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah merusak orang-orang
yang sebelum kamu, memaksa mereka untuk mengalirkan darahnya, dan mereka
menganggap halal apa-apa yang diharamkan untuk mereka.” (HR. Muslim).
*).
Memperbanyak Mengingat Mati.
Sabda
Rasulullah saw.:
Aktsiruu dzikral mauti fa innahu
yumahhishudz dzunuuba wa yuzahhi du fiddun-yaa fa in dzakartumuuhu ‘indal
ghinaa hadamahu wa in dzakartumuuhu ‘indal faqri ardhaakum bi-‘aisyikum.
Artinya:
“Perbanyaklah olehmu mengingat mati,
maka sesungguhnya mengingat mati itu membersihkan dosa, dan berzuhudlah pada
dunia (dunia jangan dicintai benar) maka jika kamu mengingatnya di sisi orang miskin
tentu dia akan rela kepadamu dengan kehidupannya.” (HR. Ibnu Abiddunia).
*).
Sabar.
Sabda
Rasulullah saw.:
Innallaahu ‘azza wa jalla qaala:
idzabtalaitu ‘abdii bihabiibatai hifashabara ‘awwadhtuhu minhumal jannata.
Artinya:
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla telah
bersabda: Apabila aku menguji hamba-Ku dengan dua perkara yang dicintainya,
kemudian dia bersabar, maka Aku ganti keduanya dengan syurga baginya.” (HR. Bukhari)
[=
yang dimaksud ‘dua perkara yang dicintai’ adalah pertama ‘perkara ujian
kenikmatan hidup’. Manusia diuji dengan segala kenikmatan hidup, kekayaan,
kemasyuran, jabatan tinggi, anak, istri. Perkara kesabaran yang kedua ini
adalah kesabaran yang paling tingkatannya, sebab musibah bukanlah yang mengenakkan
dan sangat tidak dikehendakinya, sedang ia harus mengalaminya.]
*).
Zakat.
Sabda
Rasulullah saw.:
Azzakaatu qantharatul islami.
Artinya:
“Zakat itu adalah jembatan Islam.” (HR. Thabrani).
*).
Hajji.
Sabda
Rasulullah saw.:
Jaa-a rajulun ilannabiyyi shallallaahu ‘alaihi
wa sallama faqaala yaa rasuulallaahi maa yuujibul hajja qaala azzaadu
warrahilatu.
Artinya:
“Telah datang seorang laki-laki kepada
Nabi saw. dan berkatalah ia: ‘Ya Rasulullah! Apakah yang mewajibkan haji?.’
Rasulullah menjawab: ‘Ada bekal dan kendaraan’.” (HR. Turmudzi).
*).
Optimis.
Sabda
Rasulullah saw.:
Ta-‘arraf ilallaahi firrakhaa-i ya’rifka
fisysyiddati wa’lam anna maa akhtha-aka lam yakun liyushiibaka wa maa ashaabaka
lam yakun liyukhthi-aka wa annannashra ma-‘ash shabri wa annal faraja ma-‘al
karbi wa anna ma-‘al ‘usri yusran.
Artinya:
“Hendaklah engkau mengenal Allah Ta’ala
di waktu lapang (dalam kepemurahannya), pasti Allah mengenal engkau di waktu
kesusahan, dan ketahuilah bahwasanya apa-apa yang telah menyimpang (tidak
mengenai dikau) dari padamu, tidak ia akan mengenai engkau, dan apa-apa yang
menimpa diri engkau, tidaklah akan menyimpang dari padamu, dan ketahuilah sesungguhnya
kemenangan ada beserta kesabaran, dan sesungguhnya kesenangan ada beserta
kesusahan, dan kesulitan ada bersama kemudahan.” (HR. Bukhari, Muslim).
*).
Taubat.
Sabda
Rasulullah saw.:
Innallaaha yabsuthu yadahu bilaili
liyatuuba musii-unnahaari wa yabsuthu yadahu binnahaari liyatuuba musii-ul
laili hattaa tathlu’asy syamsu min maghribihaa.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah membentangkan
tangan-Nya pada malam hari agar orang yang berbuat dosa di siang hari
bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar orang yang berbuat
dosa di malam hari bertaubat sampai matahari terbit dari tenggelamnya.” (HR. Muslim dan Nasa’i).
******* &&o&& *******

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.