Translate

Wednesday, November 9, 2016

ADAB KEPADA KAUM DHU’AFA

Adab Islam.
Sedekah Yang Paling Utama
Adanya kaum dhu’afa tidak lepas dengan sedekah. Bagi yang diberi berkecukupan harta oleh Allah SWT., telah diberi suatu cara untuk memberi barakah dan membersihkan hartanya, yaitu dengan bersedekah kepada kaum yang dinamakan “dhu’afa”.

Seperti sabda Rasulullah saw.:
Qaala rajulun linnabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama: yaa rasuulallaahi ayyush shadaqati afdhalu? Qaala: an tashaddaqa wa anta shahiihun hariishun ta’mulu ghinaa wa takhsyal faqra wa laa tumhil hattaa idzaa balaghatil hulquuma qulta lifulaanin kadzaa wa lifulaanin kadzaa wa qad kaana lifulaanin.
Artinya:
“Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah saw., sedekah yang bagaimana yang paling utama?’ Nabi bersabda: ‘Bahwa engkau bersedekah, sedang engkau dalam keadaan sehat lagi berhasrat, engkau ingin kaya dan takut jatuh miskin, kamu tidak menangguhkan sedekah itu, hingga saat nyawa sampai di kerongkongan, kamu berkata: ‘Untuk si fulan sekian, si fulan sekian’, padahal sungguh harta tadi sudah untuk si fulan.” (HR. Bukhari).

Dianjurkan kepada kaum dhu’afa (orang-orang lemah), agar memahami karunia Allah kepadanya, dan memahami bahwa Allah    SWT. memuliakannya, sebagaimana kemuliaan yang telah dikaruniakan kepada para Nabi as. dan para wali Allah. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Keutamaan Kaum Dhu’afa.
Surga menyombongkan diri kepada neraka, bahwa; “Akan masuk kepadaku orang-orang miskin dan kaum rendahan.” (HR. Muslim).

Adakalanya orang yang terurai rambutnya, berdebu pakaiannya, bahkan tertolak dari setiap pintu yang ia kunjungi, tetapi jika ia meminta dengan bersungguh-sungguh kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan permintannya. (HR. Muslim).

Salah satu kelebihan orang-orang miskin dan kaum rendahan adalah bahwa syurga dipenuhi oleh orang-orang miskin dan kaum rendahan. (HR. Bukhari, Muslim).

Orang-orang fakir miskin dan dhu’afa, mereka adalah orang-orang yang dapat pembersih harta orang-orang kaya melalui zakat. Tanpa diterima oleh mereka, harta orang-orang kaya akan tetap kotor. (QS. At Taubah : 60).

Orang yang sabar dan ikhlas dengan keadaannya, akan mendapati tiga kelebihan yang tidak akan didapatkan oleh orang-orang kaya, yaitu;
*1. Disediakan suatu kamar di dalam syurga yang terbuat dari yaqut merah 
     yang tidak akan dimasuki oleh siapapun kecuali oleh para Nabi as., 
     orang yang mati syahid, orang fakir atau orang mukmin yang fakir.

*2. Perbedaan waktu masuk syurga orang fakir dengan orang kaya adalah
     setengah hari di akherat (yaitu 500 tahun di dunia).

*3. Tidaklah sama pahala orang fakir dengan orang kaya yang berdzikir
     dengan ikhlas, meskipun orang kaya itu bersedekah 10.000 dirham.
(HR. Abu Laits Samarqandi).

Orang fakir itu senantiasa dihadapkan kepada cobaan. Akan tetapi, Malaikat berkata: “Kesengsaraannya di dunia itu sama sekali tidak akan berpengaruh pada kesenangan abadi yang akan diperolehnya kelak di akhirat.”  (HR. Abu Laits Samarqandi). 

Jika orang kaya berada di dalam syurga, maka kedudukannya berada di bawah tingkatan syurganya orang-orang fakir, dan jika orang kaya berada di dalam neraka, maka kedudukannya berada di neraka paling bawah, kecuali orang kaya yang suka bersedekah. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Dianjurkan agar memperbanyak duduk atau bergaul dengan orang-orang fakir miskin. Barang siapa yang sering duduk bersama orang miskin, maka akan bertambah rasa syukur dan ridhanya atas pemberian Allah kepadanya. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Fakir miskin adalah kesayangan Rasulullah saw., Anas bin Malik meriwatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Setiap orang mempunyai kesukaan dan kesukaanku adalah fakir miskin dan jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, barang siapa yang mencintai keduanya berarti ia mencintaiku dan barang siapa membenci keduanya berarti ia membenciku.” (HR. Abu Laits Samarqandi).

Menjadi orang miskin adalah idaman Rasulullah saw., Rasulullah saw. pernah berdo’a: “Wahai Allah, hidupkanlah aku sebagai orang miskin, janganlah Engkau matikan aku sebagi orang kaya, dan kumpulkanlah aku pada hari kiamat dalam kumpulan orang-orang miskin. Sesungguhnya orang yang paling celaka adalah orang yang fakir di dunia dan di akhirat pun ia disiksa.” (HR. Abu Laits Samarqandi).

Ada 5 kemuliaan yang dimiliki oleh orang-orang fakir miskin, yaitu;
+1. Pahala amalannya lebih banyak dibanding orang kaya,
+2. Apabila ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, maka dicatat
      pahala untuknya,
+3. Mereka lebih dulu masuk syurga,
+4. Hisabnya lebih ringan,
+5. Penyesalan sedikit.
Oleh karena itu kelak orang-orang kaya ingin seperti orang-orang miskin. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Orang fakir itu ibarat dokter. Jika orang kaya itu sakit lalu bersedekah kepada orang fakir, niscaya akan sembuhlah ia. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Kaum dhu’afa kelak pada hari kiamat akan menjadi raja-raja di syurga. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Adab Menghormati Kaum Dhu’afa.
Diperintahkan agar bersikap tawadhu’ kepada orang-orang beriman, sekalipun mereka miskin dan kaum dhu’afa. (QS. Al Hijr : 88).

Rasulullah saw. berpesan kepada seluruh umatnya, agar jangan meninggalkan 7 (tujuh) perkara, yaitu:
*1. Senantiasa mencintai orang miskin dan mendekati mereka.
*2. Senantiasa melihat orang yang di bawah dan tidak melihat orang yang 
     di atas.
*3. Senantiasa menyambung tali silahturahmi dengan saudara
     walaupun mereka memutuskan.
*4. Senantiasa memperbanyak bacaan perbendaraan kebaikan yaitu Bahasa 
     Arab.
*5. Jangan suka meminta kepada orang lain.
*6. Jangan takut dalam melaksanakan hukum Allah walaupun orang mencela.
*7. Katakanlah yang hak itu meskipun dirasakan pahit.
(HR. Abu Laits Samarqandi).

Rasulullah saw. bertanya: “Sukakah saya beritahu kepadamu mengenai orang yang ahli syurga? Mereka adalah orang yang senantiasa merendahkan diri dan rendah dalam pandangan orang.” (HR. Bukhari).

Jangan sekali-kali bersikap sombong terhadap orang-orang miskin dan rendahan. Rasulullah saw. menyatakan bahwa barang siapa yang sombong, mereka adalah ahli neraka. (HR. Bukhari).

Rasulullah saw. sangat menghormati orang rendahan, sampai tukang sapu pun menjadi perhatian Rasulullah saw. (HR. Bukhari, Muslim).

Sangat dianjurkan agar mengundang orang-orang miskin dalam acara walimah (tasyakur). (HR. Muslim).

Acara makan-makan yang paling jahat dan buruk adalah acara makan-makan yang tidak mengundang orang-orang miskin, tetapi hanya mengundang orang-orang kaya. (HR. Muslim).

Sebusuk-busuknya makanan adalah makanan yang disediakan pada acara walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya dan meninggalkan orang-orang miskin. (HR. Bukhari, Muslim).

Hendaknya jangan sekali-kali ada perasaan lebih afdhal dan lebih utama dari orang-orang miskin dan rendahan, karena setiap keberhasilan dan rezeki semata-mata karena bantuan orang-oranga rendahan dan orang-orang lemah. (HR. Bukhari, Muslim).

Dianjurkan agar mengajak serta orang-orang rendahan dan miskin dalam pergaulan kita, karena merekalah keberhasilan dan rezeki dapat dicapai. (HR. Abu Daud).

Jangan sekali-kali memuliakan ataupun menghina seseorang karena melihat hartanya. Terkutuklah orang yang memuliakan seseorang karena hartanya dan menghina kaum dhu’afa karena kemiskinannya. (HR. Ibnu Abas).

Dianjurkan agar senantiasa mencintai dan berbuat baik kepada orang-orang fakir miskin, karena mereka adalah orang-orang yang terkemuka di sisi Allah dan dapat diharapkan syafa’atnya pada hari kiamat kelak. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Menolong Kaum Dhu’afa.
Dianjurkan agar membagi makanan yang kita makan kepada kaum dhu’afa dan fakir miskin. (QS. Al Hajj : 28).

Dianjurkan agar senantiasa mengajak dan menyuruh orang lain untuk memberi makan kepada orang-orang miskin dan rendahan. (QS. Al Ma’uun : 1-3).

Bagi orang yang ada kemampuan hendaklah senantiasa memberi makan kepada orang-orang miskin. Orang yang tidak memberi makan kepada orang miskin digolongkan dengan orang-orang yang mendustakan hari pembalasan. (QS. Al Ma’uun : 1-3).

Diwajibkan mengasihi orang miskin dan rendahan. Orang yang mengasihi, maka akan dikasihi Allah, dan orang yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi oleh Allah. (HR. Bukhari, Muslim).

Dianjurkan agar memenuhi hajat mereka semampu kita, niscaya Allah akan menunaikan hajat kita. (HR. Bukhari, Muslim).

Dianjurkan agar melepaskan kaum dhu’afa dari kesulitan mereka. Barang siapa yang melepaskan kesulitan mereka di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitan di akherat. (HR. Bukhari, Muslim).

Diperintahkan agar menolong orang yang dianiaya. (HR. Bukhari).

Rasulullah saw. menyuruh kepada tujuh perara, yaitu:
+a. Menengok orang sakit,
+b. Mengantar jenazah,
+c. Mendo’akan yang bersin,
+d. Menepati sumpah,
+e. Membela yang didzalimi,
+f. Memenuhi undangan.
+g. Menyebarkan salam.
(HR. Bukhari, Muslim).

Allah akan menolong hambanya selagi hamba tersebut menolong saudaranya. (HR. Bukhari, Muslim).

Orang miskin itu bukanlah orang yang tertolak dari satu dua butir kurma atau satu dua butir makanan, tetapi orang miskin yang sesungguhnya adalah yang tidak mempunyai sesuatu yang mencukupi kebutuhannya sedang ia sopan dan segan meminta-minta kepada manusia. (HR. Bukhari, Muslim).

Bersedekah kepada orang tersebut di atas adalah lebih utama. (Imam Nawawi).

Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjuang fi sabilillah. (HR. Bukhari, Muslim).

Orang-orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang tidak pernah berhenti berpuasa dan bangun shalat malam. (HR. Bukhari, Muslim).

Seseorang yang pernah memberikan sesuap makanan, seteguk air atau memberi sehelai kain kepada kaum dhu’afa dengan ikhlas maka ia akan mendapat syafa’at dari mereka. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Perbanyak bersedekah kepada fakir miskin. Dengan bersedekah, harta si kaya akan bertambah karena do’anya orang-orang fakir. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Berinfaq untuk orang-orang fakir yang terkait oleh jihad di jalan Allah. (QS. Al Baqarah : 273).

Menyakiti Kaum Dhu’afa.
Orang miskin yang sholeh berada dalam jaminan Allah SWT. Barang siapa yang mengganggu mereka akan dituntut oleh Allah SWT. (HR. Muslim).

Orang-orang miskin itupun adalah saudara sesama muslim. Tidak diperbolehkan menganiayanya dan tidak boleh membiarkan mereka dianiaya orang lain. (HR. Bukhari, Muslim).

Diperingatkankan agar jangan sekali-kali membuat jengkel atau marah terhadap kaum dhu’afa. Menjengkelkan mereka akan menyebabkan murka Allah SWT. (HR. Muslim).

Mengganggu kaum dhu’afa berarti membuat tuduhan palsu dan dosa yang terang-terangan. (QS. Al Ahzab : 58).

Dilarang keras membentak peminta-minta, siapa pun mereka. (QS. Adh Dhuha : 10).

Jangan sekali-kali menghina kaum dhu’afa. Cukuplah dianggap suatu kejahatan seseorang yang menghina saudaranya yang muslim. (HR. Tirmidzi).

                                                    **** 88 ****


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.