Translate

Saturday, November 5, 2016

ADAB BERPUASA

Adab Islam.
Sabda Rasulullah saw.:
Idzaa ra-aitumuuhu fashuumuu idzaa ra-aitumuuhu fafthiruu fa in ghumma ‘alaikum faqduruu lahu.
Artinya:
“Apabila kamu melihat bulan Ramadhan, hendaklah berpuasa, dan apabila kamu lihat bulan Syawal hendaklah kamu berbuka. Maka jika tidak tampak olehmu, maka hendaklah kamu perhitungkanlah jumlahnya hari dalam satu bulan.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).
[= menurut bahasa puasa berarti ‘menahan diri’. Menurut syara ialah ‘menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata-mata dengan disertai niat dan syarat-syarat tertentu.’ Puasa Ramadhan  adalah salah satu sendi ibadat dilaksanakan pada bulan Ramadhan.]

Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga berpuasa adalah menjaga lidah, mata, telinga dan pikiran dari perbuatan yang dilarang agama. (HR. Bukhari, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

Haram bagi wanita berpuasa tanpa seizin suami, kecuali puasa wajib Ramadhan. (HR. Muslim).

Puasa dimulai dari terbit fajar di waktu shubuh. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).

Dan puasa berakhir di waktu masuknya maghrib. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).

Disunnahkan untuk memulai puasa dengan melaksanakan sahur terlebih dahulu. (HR. Bukhari, Muslim).

Disunnahkan pula untuk melambatkan sahur dan menyegerakan berbuka. Melambatkan sahur yaitu bersahur pada waktu yang lebih mendekati waktu shubuh. Dan mempercepat berbuka yaitu secepatnya membatalkan puasa setelah waktu maghrib tiba. Dan ini semua adalah lebih baik daripada mempercepat sahur dan melambatkan berbuka. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

Juga disunnahkan untuk memulai berbuka dengan beberapa buah kurma, jika tidak ada maka cukup dengan meminum air.  (HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

 Do’a berbuka puasa:
Dzahabazh zhamaa-u wabtallatil ’uruuquu tsabatal ujru insyaa Allaahu.
Artinya:
“Telah lenyap dahaga, dan telah basah urat-urat, dan tetap berpahala, insya Allah” (HR. Nasa’i).

Atau do’a yang lain;
Allaahumma laka shumtu wabika aamantu wa ‘ala rizqika aftartu.
Artinya:
”Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa dan kepada Engkau aku beriman, dan atas rizki Engkau aku berbuka.” (HR. Ibnu Majah).

Disunnahkan agar menerangkan: “Saya berpuasa”, jika ditawari makanan oleh seseorang, sedangkan kita dalam keadaan berpuasa. (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

Yang Dibolehkan Dalam Berpuasa.
Semasa berpuasa, bagi suami – istri dibolehkan berciuman selama tidak menimbulkan birahi atau nafsu syahwat. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).

Dibolehkan bersiwak ketika berpuasa. Menurut Imam Syafi’i, dibolehkan bersiwak orang yang berpuasa hanya sampai waktu Dzuhur. Setelah Dzuhur sebaiknya tidak bersiwak.

Dibolehkan menyiramkan air ke kepala ketika berpuasa karena panas. (HR. Ahmad, Abu Daud).

Makan minumnya orang yang lupa, sedangkan ia sedang berpuasa maka itu tidak membatalkan puasanya. (HR. Nasa’i).

Dibolehkan memakai celak mata ketika berpuasa. (HR. Ibnu Majah).

Yang Tidak Dibolehkan Ketika Berpuasa.
Salah satu keutamaan berpuasa sunnah walaupun sehari adalah dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.  (HR. Bukhari, Muslim).

Ukuran maksimal untuk berpuasa bagi seseorang adalah berpuasa sehari dan berbuka sehari (disebut dengan puasa Daud). (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).

Puasa Asyura atau Muharram.
Disunnahkan berpuasa Asyura dan Tasu’a yaitu berpuasa pada tanggal sepuluh dan sembilan di bulan Muharram. (HR. Bukhari, Muslim).

Keutamaan berpuasa di bulan Muharram, menghapuskan dosa-dosa di tahun lalu. (HR. Muslim).

Puasa Tiga Hari Setiap Bulan.
Disunnahkan berpuasa tiga hari pada pertengahan bulan Hijriah. (bukan pada bulan masehi). (HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

Keuntungan berpuasa tiga hari di setiap bulan; sama dengan berpuasa setahun penuh karena disamakan satu hari dengan pahala sepuluh kali lipat. (Al Qur’an, HR. Ahmad, Tirmidzi).

Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal.
Sunnah berpuasa enam hari di bulan Syawal. (HR. Tirmidzi, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).

Beberapa keuntungan berpuasa enam hari di bulan Syawal;
+). Disamakan dengan berpuasa selama setahun lamanya. (HR. Jama’ah).
+). Dihapuskan dosa-dosanya seolah-olah baru dilahirkan kembali. (HR. Thabrani).

Puasa Di Hari Arafah.
Disunnahkan berpuasa di hari Arafah bagi yang sedang tidak berhaji. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).

Keuntungan berpuasa di hari Arafah, dihapuskan dosa-dosa dua tahun yang lalu dan tahun-tahun yang akan datang. (HR. Muslim).

Hanya saja puasa Arafah ini dimakruhkan bagi orang yang sedang wukuf di Arafah.
(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).

Puasa Senin – Kamis.
Disunnahkan berpuasa pada hari senin dan kamis. (HR. Tirmidzi, Muslim, Nasa’i).

Pada hari-hari itu manusia diperiksa amalannya. Rasulullah saw. senang jika diperiksa amalannya dalam keadaan berpuasa. (HR. Tirmidzi).

Puasa Di Bulan Sya’ban.
Sunnah berpuasa di pertengahan bulan Sya’ban. (HR. Nasa’i, Baihaqi, Ibnu Majah).

Sedangkan Nabi saw. selalu berpuasa di bulan Sya’ban sebulan penuh, sehingga bersambung dengan bulan Ramadhan. (HR. Imam yang lima).

Puasa Di Bulan Dzulhijjah.
Sunnah berpuasa sepuluh hari di permulaan bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. (HR. Bukhari).

Keuntungan berpuasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah adalah, sama dengan berpuasa setahun penuh. (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi).

Puasa Yang Tidak Diperbolehkan.
Tidak dibolehkan berpuasa sebelum dan sesudah bulan Ramadhan, kecuali bagi orang yang biasa melakukannya. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi).

Dilarang berpuasa wishal (yaitu berpuasa dua hari terus menerus tanpa berbuka). (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
[= di Indonesia ada yang melakukannya disebut dengan ‘puasa mati geni’. Kadang-kadang berpuasa sampai empat puluh hari empat puluh malam tanpa berbuka.]

Tidak diperkenankan berpuasa selama setahun penuh. (HR. Bukhari, Muslim).

Haram berpuasa di Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

Haram berpuasa di hari-hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.  (HR. Muslim, Nasa’i, Tirmidzi).

Dimakruhkan berpuasa di hari Jum’at saja. Harus diiringi dengan satu sebelumnya, yaitu hari Kamis, atau sesudahnya yaitu hari Sabtu. (HR. Bukhari, Muslim).

Dimakruhkan berpuasa di hari yang diragukan. (Ragu-ragu antara akhir bulan Sya’ban atau awal bulan Ramadhan). (HR. Tirmidzi).

                                                      ***** & *****


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.