Adab Islam.
Dianjurkan
agar orang yang mengkafani mayat adalah yang mempunyai sifat amanah. (HR.
Baihaqi).
[=
yaitu orang yang tidak menceritakan aib ataupun keburukan yang dilihatnya pada
diri si mayat terhadap orang lain.]
Dianjurkan
agar kafan mayat memakai cadar atau sarung sebagai pakaian yang menempel pada
tubuhnya. (HR. Bukhari).
Dibolehkan
mengkafani jenazah dengan menggunakan dua helai kain kafan. (HR. Bukhari).
Apabila
tidak mendapatkan kain memadai, maka dibolehkan mengkafani jenazah dengan
menggunakan sehelai kain. (HR. Bukhari).
Apabila
tidak mendapatkan kain yang cukup untuk mengkafani mayat, maka
sekurang-kurangnya hendaklah menutupi bagian kepala mayat. (HR. Bukhari).
Disunnahkan
untuk mengkafani mayat dengan kain putih. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Disunnahkan
agar menggunakan tiga helai kain bagi jenazah laki-laki dan lima helai untuk
jenazah wanita. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Diharamkan
mengkafani mayat dengan memakai kain sutra. (HR. Abu Daud).
Diharamkan
pula mengkafani mayat dengan
berlebih-lebihan. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud).
Disunnahkan
agar hendaknya kain kafan itu panjang dan sempurna. (HR. Muslim, Abu Daud,
Ahmad).
Dibolehkan
mengkafani beberapa jenazah dalam sehelai kain kafan, jika memang dalam keadaan
darurat. (HR. Abu Daud, Tirmidzi).
Hendaknya
kain kafan tersebut diambil dari harta si mayat. (HR. Bukhari, Muslim).
[=
kecuali jika si mayat adalah orang kafir dan miskin, maka tanggung jawab
memberi kain kafan itu dibebankan kepada hakim atau kaum muslimin seluruhnya.]
Jikalau
memungkinkan sebaiknya salah satu kainnya adalah bergaris hitam. (HR. Abu Daud
dan Baihaqi).
Dianjurkan
agar mengusap kain kafan sebanyak tiga kali.
Jika
jenazah adalah seseorang yang sedang berihram, maka hendaklah mengkafaninya dengan
menggunakan dua helai kain dan hendaknya jangan memberikan wangi-wangian kepada
jenazahnya, juga jangan menutupi kepalanya. (HR. Bukhari).
** 8888 **

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.