Translate

Saturday, November 5, 2016

ADAB BERDOA

Adab Islam.
Lakukan sesering mungkin berdo’a kepada Allah. Lebih sering berdo’a kepada Allah maka Allah SWT. akan lebih senang kepada kita. (Al Qur’an, HR. Thabrani).

Hendaknya berdo’a sambil mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka ke atas. Seperti orang yang benar-benar memohon. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Hakim).

Jangan berdo’a dengan punggung tangan menghadap ke atas, kecuali pada shalat Istisqo, ketika meminta hujan dan dijauhkan dari bala. (HR. Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Majah).

Sebaiknya berdo’a dengan menghadap ke arah kiblat. (HR. Tirmidzi, Thabrani).

Disunnahkan agar memulai do’a dengan memuji Allah SWT.  Kemudian dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi saw. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Baihaqi, Hakim).

Berdo’a dibolehkan hanya untuk memohon hal-hal yang dihalalkan oleh agama saja. Jangan berdo’a untuk hal-hal yang diharamkan oleh agama (kemaksiatan). (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud).

Dan selalulah berdo’a untuk memasukkan rasa yakin dalam hati bahwa Allah SWT. akan mengabulkan do’a kita. Apabila kita menyangka Allah tidak mengabulkan do’a kita maka sungguh Allah pun tidak akan mengabulkan karena Allah bergantung pada sangkaan hamba-Nya. (HR. Tirmidzi, Hakim).

Berusahalah menangis ketika berdo’a, jika tidak bisa menangis maka berpura-puralah menangis. (HR. Baihaqi).

Setiap do’a boleh diulangi sampai tiga kali.

Do’a dapat dilakukan dengan berjama’ah yaitu seseorang berdo’a dan yang lain mengaminkannya. (HR. Abu Daud).

Hendaknya disetiap do’a diakhiri dengan ‘Aamiin’ yang berarti ‘Kabulkanlah, ya Allah’. (HR. Abu Daud).

Disunnahkan agar mengaminkan do’a kita walaupun hanya berdo’a sendirian. (HR. Ibnu Adi).

Yang berdo’a dan yang mengaminkan mendapat ganjaran yang sama.

Mengusapkan tangan ke muka selesai  berdo’a. (HR. Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Majah).

Rasulullah saw. biasanya dalam berdo’a mendahulukan dirinya sendiri baru kemudian untuk orang lain. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Ahmad, Hakim).

Sebelum berdo’a pastikan bahwa apa yang ada di badan kita adalah halal. Allah SWT. tidak akan menerima do’a seseorang yang di dalam dirinya ada benda haram.

Jangan berdo’a dengan suara terlalu keras atau berlebihan seperti dengan menjerit-jerit. Allah memerintahkan kita agar berdo’a kepada Allah SWT. dengan suara yang merendah dan penuh ketawadhu’an. (Al Qur’an).

Berdo’a harus penuh dengan keyakinan dan kesungguhan. Tidak boleh berdo’a dengan mengatakan “..... kalau Engkau mau, ya Allah” atau “..... kalau Engkau berkenan, ya Allah” . Kalimat tersebut menunjukkan ketidak sungguhan dalam memohon kepada Allah. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’i).

Kemudian, walaupun do’a kita belum diterima oleh Allah SWT., tetapi hendaknya kita mengakui bahwa do’a kita sudah diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT. dengan mengatakan:
Subhaa nalladzii bini’matihii tutimmush shaalihati.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya menyempurnakan orang-orang yang sholeh.” (HR. Baihaqi).

Jika do’a kita belum  diijabah maka ucapkan:
Alhamdu lillaahi min kulli haalin.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah pada segala keadaan.” (HR. Baihaqi).

Dianjurkan agar selalu meminta maaf kepada Allah SWT. dan sekaligus meminta ‘afiah’ kepada-Nya.
[= afiat bermakna untuk kondisi di dunia dan akhirat yaitu memperoleh keselamatan dari hal-hal yang buruk, yang otomatis mencakup seluruh keburukan yang telah berlalu maupun yang akan datang.]

Dianjurkan pula dalam berdo’a agar selalu meminta syurga dan jika meminta syurga mintalah syurga firdaus. (HR. Thabrani, Hakim).

Disabdakan oleh Rasulullah saw. bahwa barangsiapa yang meminta syurga tiga kali, maka syurga akan mengatakan: “ ... Ya Allah, masukkanlah ia ke dalam syurga...” tiga kali, maka neraka akan berkata: “....... Ya Allah, jauhkanlah ia dari neraka...!.”
(HR. Hakim, Nasa’i).

Do’a yang paling afdzal adalah do’a seseorang untuk saudaranya sesama muslim yang tidak ada di sampingnya. (HR. Ibnu Majah).

Disunnahkan memulai do’a dengan menyebut sebagian Asmaul Husna. Yang sering diucapkan oleh Rasulullah saw. adalah Yaa Hayyu, Yaa Qoyyum. (HR. Tirmidzi).

Tidak dibolehkan berdo’a untuk meminta mati. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).

Baik sekali, jika kita membaca do’a-do’a yang pernah dibaca dan diajarkan oleh Rasulullah saw. atau do’a para anbiya ‘alaihimus salam yang terdapat dalam Al Qur’an.

Hendaknya memahami arti dari kalimat yang kita do’a-kan. Jangan berdo’a dengan do’a yang kita tidak tahu maksudnya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah).

Diperbolehkan berdo’a dengan menggunakan bahasa masing-masing agar dapat memahami arti dari kalimat yang dido’akannya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah).

Dan adalah baik, jika berdo’a dengan kata-kata yang ringkas, tetapi mempunyai makna yang mendalam dan luas. (HR. Bukhari).
[= seperti do’a meminta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Itu adalah salah satu do’a yang sangat ringkas kata-katanya dan luas maknanya.]

Dan hendaknya jangan dilupakan, bahwa berdo’a tetap harus diiringi dengan usaha untuk memperoleh apa yang kita do’akan.

Disunnahkan berdo’a ketika mendengar ayam berkokok, karena ia melihat malaikat. (HR. Bukhari).

Dan disunnahkan membaca ta’awwudz ketika mendengar lolongan anjing atau ringkikan keledai, karena ia melihat syetan. (HR. Bukhari).

Tidak diterima do’anya orang yang makan, minum dan berpakaian yang diperoleh dengan cara yang haram. (HR. Muslim).

Do’a – Do’a yang Mustajab (makbul atau manjur).
Do’a orang yang sedang melaksanakan ibadah Haji. (HR. Muslim, Baihaqi, Abu Daud).

Do’a orang yang sedang sakit. (HR. Muslim, Baihaqi, Abu Daud).

Do’a seseorang untuk orang lain yang tidak ada di dekatnya. Dan ini adalah do’a yang paling cepat dikabulkan oleh Allah SWT. (HR. Thabrani, Tirmidzi).

Do’a seorang imam yang adil dan bijaksana. (HR. Ibnu Majah).
Do’a orang yang dianiaya atau didzalimi. Berhati-hatilah dengan do’anya orang yang dianiaya. Allah akan cepat mengabulkan do’a mereka karena Allah dengan mereka tidak ada penghalang sama sekali. (HR. Ibnu Majah).

Do’a orang tua untuk anaknya. (HR. Ibnu Majah).

Do’a orang yang sedang dalam perjalanan untuk kebaikan atau musafir. (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i).

Do’a orang yang sedang beribadah puasa. (HR. Baihaqi).

Do’a orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk berdzikir mengingat Allah. (HR. Baihaqi).

Waktu yang Mustajab untuk Berdo’a.
Setelah melaksanakan shalat fardhu lima waktu. (HR. Thabrani).

Setelah khatam membaca Al Qur’an 30 juz. (HR. Thabrani).

Ketika sujud dalam shalat. Ini adalah waktu yang terdekat antara seorang hamba dengan Allah SWT. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i).

Sebelum waktu shubuh. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i).

Fii sabiilillah, sedang berjuang di jalan Allah. (HR. Thabrani).

Ketika Adzan. (HR. Thabrani, Hakim).

Ketika turun hujan lebat. (HR. Hakim).

Antara Adzan dan Iqomat. (HR. Abu Daud, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i).

Pada sepertiga akhir malam. (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa’i).

Ketika melihat Ka’bah. (HR. Baihaqi).

Ketika berlari antara shafa dan Marwa. (HR. Baihaqi).

Ketika wukuf di Arafah. (HR. Baihaqi).

Ketika melempar Jumrah. (HR. Baihaqi).

                                               ***** 888 *****


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.