Adab Islam.
Lakukan
sesering mungkin berdo’a kepada Allah. Lebih sering berdo’a kepada Allah maka
Allah SWT. akan lebih senang kepada kita. (Al Qur’an, HR. Thabrani).
Hendaknya
berdo’a sambil mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka ke atas. Seperti
orang yang benar-benar memohon. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud,
Hakim).
Jangan
berdo’a dengan punggung tangan menghadap ke atas, kecuali pada shalat Istisqo,
ketika meminta hujan dan dijauhkan dari bala. (HR. Abu Daud, Thabrani, Baihaqi,
Ibnu Majah).
Sebaiknya
berdo’a dengan menghadap ke arah kiblat. (HR. Tirmidzi, Thabrani).
Disunnahkan
agar memulai do’a dengan memuji Allah SWT.
Kemudian dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi saw. (HR. Abu Daud,
Tirmidzi, Ibnu Hibban, Baihaqi, Hakim).
Berdo’a
dibolehkan hanya untuk memohon hal-hal yang dihalalkan oleh agama saja. Jangan
berdo’a untuk hal-hal yang diharamkan oleh agama (kemaksiatan). (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Daud).
Dan
selalulah berdo’a untuk memasukkan rasa yakin dalam hati bahwa Allah SWT. akan
mengabulkan do’a kita. Apabila kita menyangka Allah tidak mengabulkan do’a kita
maka sungguh Allah pun tidak akan mengabulkan karena Allah bergantung pada
sangkaan hamba-Nya. (HR. Tirmidzi, Hakim).
Berusahalah
menangis ketika berdo’a, jika tidak bisa menangis maka berpura-puralah
menangis. (HR. Baihaqi).
Setiap
do’a boleh diulangi sampai tiga kali.
Do’a
dapat dilakukan dengan berjama’ah yaitu seseorang berdo’a dan yang lain
mengaminkannya. (HR. Abu Daud).
Hendaknya
disetiap do’a diakhiri dengan ‘Aamiin’ yang berarti ‘Kabulkanlah, ya Allah’.
(HR. Abu Daud).
Disunnahkan
agar mengaminkan do’a kita walaupun hanya berdo’a sendirian. (HR. Ibnu Adi).
Yang
berdo’a dan yang mengaminkan mendapat ganjaran yang sama.
Mengusapkan
tangan ke muka selesai berdo’a. (HR. Abu
Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Majah).
Rasulullah
saw. biasanya dalam berdo’a mendahulukan dirinya sendiri baru kemudian untuk
orang lain. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Ahmad, Hakim).
Sebelum
berdo’a pastikan bahwa apa yang ada di badan kita adalah halal. Allah SWT.
tidak akan menerima do’a seseorang yang di dalam dirinya ada benda haram.
Jangan
berdo’a dengan suara terlalu keras atau berlebihan seperti dengan
menjerit-jerit. Allah memerintahkan kita agar berdo’a kepada Allah SWT. dengan
suara yang merendah dan penuh ketawadhu’an. (Al Qur’an).
Berdo’a
harus penuh dengan keyakinan dan kesungguhan. Tidak boleh berdo’a dengan mengatakan
“..... kalau Engkau mau, ya Allah”
atau “..... kalau Engkau berkenan, ya
Allah” . Kalimat tersebut menunjukkan ketidak sungguhan dalam memohon
kepada Allah. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’i).
Kemudian,
walaupun do’a kita belum diterima oleh Allah SWT., tetapi hendaknya kita
mengakui bahwa do’a kita sudah diijabah
(dikabulkan) oleh Allah SWT. dengan mengatakan:
Subhaa nalladzii bini’matihii tutimmush
shaalihati.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang dengan
segala nikmat-Nya menyempurnakan orang-orang yang sholeh.” (HR. Baihaqi).
Jika
do’a kita belum diijabah maka ucapkan:
Alhamdu lillaahi min kulli haalin.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah pada segala
keadaan.” (HR. Baihaqi).
Dianjurkan
agar selalu meminta maaf kepada Allah SWT. dan sekaligus meminta ‘afiah’ kepada-Nya.
[=
afiat bermakna untuk kondisi di dunia
dan akhirat yaitu memperoleh keselamatan dari hal-hal yang buruk, yang otomatis
mencakup seluruh keburukan yang telah berlalu maupun yang akan datang.]
Dianjurkan
pula dalam berdo’a agar selalu meminta syurga dan jika meminta syurga mintalah
syurga firdaus. (HR. Thabrani, Hakim).
Disabdakan
oleh Rasulullah saw. bahwa barangsiapa yang meminta syurga tiga kali, maka
syurga akan mengatakan: “ ... Ya Allah, masukkanlah ia ke dalam syurga...” tiga
kali, maka neraka akan berkata: “....... Ya Allah, jauhkanlah ia dari
neraka...!.”
(HR.
Hakim, Nasa’i).
Do’a
yang paling afdzal adalah do’a seseorang untuk saudaranya sesama muslim yang
tidak ada di sampingnya. (HR. Ibnu Majah).
Disunnahkan
memulai do’a dengan menyebut sebagian Asmaul Husna. Yang sering diucapkan oleh
Rasulullah saw. adalah Yaa Hayyu, Yaa
Qoyyum. (HR. Tirmidzi).
Tidak
dibolehkan berdo’a untuk meminta mati. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i).
Baik
sekali, jika kita membaca do’a-do’a yang pernah dibaca dan diajarkan oleh
Rasulullah saw. atau do’a para anbiya ‘alaihimus
salam yang terdapat dalam Al Qur’an.
Hendaknya
memahami arti dari kalimat yang kita do’a-kan. Jangan berdo’a dengan do’a yang
kita tidak tahu maksudnya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah).
Diperbolehkan
berdo’a dengan menggunakan bahasa masing-masing agar dapat memahami arti dari
kalimat yang dido’akannya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah).
Dan
adalah baik, jika berdo’a dengan kata-kata yang ringkas, tetapi mempunyai makna
yang mendalam dan luas. (HR. Bukhari).
[=
seperti do’a meminta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Itu adalah
salah satu do’a yang sangat ringkas kata-katanya dan luas maknanya.]
Dan
hendaknya jangan dilupakan, bahwa berdo’a tetap harus diiringi dengan usaha
untuk memperoleh apa yang kita do’akan.
Disunnahkan
berdo’a ketika mendengar ayam berkokok, karena ia melihat malaikat. (HR.
Bukhari).
Dan
disunnahkan membaca ta’awwudz ketika mendengar lolongan anjing atau ringkikan
keledai, karena ia melihat syetan. (HR. Bukhari).
Tidak
diterima do’anya orang yang makan, minum dan berpakaian yang diperoleh dengan
cara yang haram. (HR. Muslim).
Do’a
– Do’a yang Mustajab (makbul atau manjur).
Do’a
orang yang sedang melaksanakan ibadah Haji. (HR. Muslim, Baihaqi, Abu Daud).
Do’a
orang yang sedang sakit. (HR. Muslim, Baihaqi, Abu Daud).
Do’a
seseorang untuk orang lain yang tidak ada di dekatnya. Dan ini adalah do’a yang
paling cepat dikabulkan oleh Allah SWT. (HR. Thabrani, Tirmidzi).
Do’a
seorang imam yang adil dan bijaksana. (HR. Ibnu Majah).
Do’a
orang yang dianiaya atau didzalimi. Berhati-hatilah dengan do’anya orang yang
dianiaya. Allah akan cepat mengabulkan do’a mereka karena Allah dengan mereka
tidak ada penghalang sama sekali. (HR. Ibnu Majah).
Do’a
orang tua untuk anaknya. (HR. Ibnu Majah).
Do’a
orang yang sedang dalam perjalanan untuk kebaikan atau musafir. (HR. Ibnu
Majah, Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i).
Do’a
orang yang sedang beribadah puasa. (HR. Baihaqi).
Do’a
orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk berdzikir mengingat Allah. (HR.
Baihaqi).
Waktu
yang Mustajab untuk Berdo’a.
Setelah
melaksanakan shalat fardhu lima waktu. (HR. Thabrani).
Setelah
khatam membaca Al Qur’an 30 juz. (HR. Thabrani).
Ketika
sujud dalam shalat. Ini adalah waktu yang terdekat antara seorang hamba dengan
Allah SWT. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i).
Sebelum
waktu shubuh. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i).
Fii
sabiilillah, sedang berjuang di jalan Allah. (HR. Thabrani).
Ketika
Adzan. (HR. Thabrani, Hakim).
Ketika
turun hujan lebat. (HR. Hakim).
Antara
Adzan dan Iqomat. (HR. Abu Daud, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i).
Pada
sepertiga akhir malam. (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa’i).
Ketika
melihat Ka’bah. (HR. Baihaqi).
Ketika
berlari antara shafa dan Marwa. (HR. Baihaqi).
Ketika
wukuf di Arafah. (HR. Baihaqi).
Ketika
melempar Jumrah. (HR. Baihaqi).
***** 888
*****

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.