Translate

Thursday, November 10, 2016

ADAB IKHLAS.

Adab Islam.
Kepentingan Ikhlas.
Ikhlas adalah semata-mata karena Allah. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).

Kebaikan yang sedikit jika diiringi dengan keikhlasan maka akan menyebabkan berlipat-gandanya pahala. (QS. An Nisa : 40).

Barang-siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah maka hendaklah ia beramal dengan ikhlas dan jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam ibadah kepada-Nya. (QS. Al Kahfi : 110).

Allah akan menerima dengan baik amalan seseorang jika ia melakukannya dengan dasar iman dan ikhlas. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Ikhlas dalam beramal merupakan perbuatan zuhud (sederhana) di dunia. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Seseorang yang beramal semata-mata karena Allah, maka Allah akan menjadikan diamnya tafakur, dan perkataanya sebagai dzikir, walaupun ia dalam keadaan diam. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Orang yang ikhlas ialah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya, dan salah satu tanda keikhlasan beramal tidak ingin dipuji oleh orang lain. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Amalan yang ikhlas semata-mata karena Allah dapat dijadikan tawassul (perantara) dalam do’a-do’a kita. (HR. Bukhari, Muslim).

Bahaya Riya.
Riya adalah berbuat karena ingin dilihat orang lain, sedangkan sum’ah adalah berbuat karena ingin didengar (mendapatkan kemasyhuran). (HR. Syekh Nashr Samarqandi).

Perbuatan yang bukan karena Allah, maka Allah akan berlepas diri darinya. (QS. Al An’am : 78).

Jauhilah riya, karena riya adalah menyekutukan Allah. (QS. Al Mukmin : 65).

Orang yang riya dalam ibadah diancam dengan neraka ‘wail’. (QS. Al Ma’uun : 4).

Ada sebagian amalan yang dianjurkan agar dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga terjaga niat kita dari sifat riya. (QS. Ali Imran : 29).

Akan dikatakan kepada orang-orang yang beramal bukan karena Allah: “Pergilah kamu kepada orang-orang yang dahulu kamu beramal karenanya sewaktu di dunia, maka lihatlah apakah kamu mendapatkan sesuatu balasan kebaikan dari mereka?.” (HR Syekh Nashr Samarqandi).

Amalan hamba Allah yang ikhlas akan dituliskan dalam ‘Illyyin’, dan amalan hamba-hamba yang tidak ikhlas karena Allah akan dituliskan di dalam ‘Sijjin’. (HR Syekh Nashr Samarqandi).
*. Illiyyin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang berbakti, yang disaksikan malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah (QS. At-Tatfif : 18-19).
*. Sijjin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang durhaka (QS. Al-Tatfif  : 7-8).

Bagi orang yang riya itu ada empat tanda, yaitu;
+a. Malas beramal jika sendirian,
+b. Rajin beramal jika dengan orang lain,
+c. Meningkatkan amalan jika dipuji, dan
+d. Mengurangi amalan jika dicela. (Ali bin Abi Thalib ra.).

Jika Allah menghendaki kehancuran pada seseorang, maka Allah akan menyiksanya dengan tiga hal, yaitu;
*a. Allah memberinya ilmu, tetapi ia tidak mengamalkan,
*b. Allah memberinya kesempatan bergaul dengan orang-orang sholeh, tetapi ia tidak
     memahami hal-hak mereka, dan
*c. Allah memberinya kesempatan beramal sholeh, tetapi ia tidak ikhlas dalam amalnya.
(Hamid Al Lafaf).

Orang yang beramal dengan riya, maka akan dipanggil pada hari kiamat dengan empat panggilan;
+1. Hai Orang Kafir !
+2. Hai Orang jahat !
+3. Hai penipu !
+4. Hai orang yang rugi.
(HR Syekh Nashr Samarqandi).

Sebelum beramal, hendaknya jangan sampai ada riya di dalam hati, dan setelah beramal hendaklah memperbanyak istghfar, karena dikhawatirkan masih ada unsur riyanya. (Abu Bakar Al Washithi).

Seseorang  yang mengerjakan amalan wajib dengan riya, maka ia benar-benar seorang munafik. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik dari-pada shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan orang yang menerimanya. (QS. Al Baqarah : 263).

                                                           *** & ***



No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.