Adab Islam.
Kepentingan
Ikhlas.
Ikhlas
adalah semata-mata karena Allah. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).
Kebaikan
yang sedikit jika diiringi dengan keikhlasan maka akan menyebabkan berlipat-gandanya
pahala. (QS. An Nisa : 40).
Barang-siapa
yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah maka hendaklah ia beramal dengan
ikhlas dan jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam ibadah
kepada-Nya. (QS. Al Kahfi : 110).
Allah
akan menerima dengan baik amalan seseorang jika ia melakukannya dengan dasar
iman dan ikhlas. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Ikhlas
dalam beramal merupakan perbuatan zuhud (sederhana) di dunia. (HR. Abu Laits
Samarqandi).
Seseorang
yang beramal semata-mata karena Allah, maka Allah akan menjadikan diamnya
tafakur, dan perkataanya sebagai dzikir, walaupun ia dalam keadaan diam. (HR.
Abu Laits Samarqandi).
Orang
yang ikhlas ialah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia
menyembunyikan kejelekan-kejelekannya, dan salah satu tanda keikhlasan beramal
tidak ingin dipuji oleh orang lain. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Amalan
yang ikhlas semata-mata karena Allah dapat dijadikan tawassul (perantara) dalam
do’a-do’a kita. (HR. Bukhari, Muslim).
Bahaya
Riya.
Riya
adalah berbuat karena ingin dilihat orang lain, sedangkan sum’ah adalah berbuat karena ingin didengar (mendapatkan
kemasyhuran). (HR. Syekh Nashr Samarqandi).
Perbuatan
yang bukan karena Allah, maka Allah akan berlepas diri darinya. (QS. Al An’am :
78).
Jauhilah
riya, karena riya adalah menyekutukan Allah. (QS. Al Mukmin : 65).
Orang
yang riya dalam ibadah diancam dengan neraka ‘wail’. (QS. Al Ma’uun : 4).
Ada
sebagian amalan yang dianjurkan agar dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi,
sehingga terjaga niat kita dari sifat riya. (QS. Ali Imran : 29).
Akan
dikatakan kepada orang-orang yang beramal bukan karena Allah: “Pergilah kamu kepada orang-orang yang
dahulu kamu beramal karenanya sewaktu di dunia, maka lihatlah apakah kamu
mendapatkan sesuatu balasan kebaikan dari mereka?.” (HR Syekh Nashr Samarqandi).
Amalan
hamba Allah yang ikhlas akan dituliskan dalam ‘Illyyin’, dan amalan hamba-hamba yang tidak ikhlas karena Allah
akan dituliskan di dalam ‘Sijjin’. (HR
Syekh Nashr Samarqandi).
*.
Illiyyin merupakan kitab yang
mencatat segala perbuatan orang-orang berbakti, yang disaksikan
malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah (QS. At-Tatfif : 18-19).
*.
Sijjin merupakan kitab yang mencatat
segala perbuatan orang-orang durhaka (QS. Al-Tatfif : 7-8).
Bagi
orang yang riya itu ada empat tanda, yaitu;
+a.
Malas beramal jika sendirian,
+b.
Rajin beramal jika dengan orang lain,
+c.
Meningkatkan amalan jika dipuji, dan
+d.
Mengurangi amalan jika dicela. (Ali bin Abi Thalib ra.).
Jika
Allah menghendaki kehancuran pada seseorang, maka Allah akan menyiksanya dengan
tiga hal, yaitu;
*a.
Allah memberinya ilmu, tetapi ia tidak mengamalkan,
*b.
Allah memberinya kesempatan bergaul dengan orang-orang sholeh, tetapi ia tidak
memahami hal-hak mereka,
dan
*c.
Allah memberinya kesempatan beramal sholeh, tetapi ia tidak ikhlas dalam amalnya.
(Hamid Al Lafaf).
Orang
yang beramal dengan riya, maka akan dipanggil pada hari kiamat dengan empat panggilan;
+1.
Hai Orang Kafir !
+2.
Hai Orang jahat !
+3.
Hai penipu !
+4.
Hai orang yang rugi.
(HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Sebelum
beramal, hendaknya jangan sampai ada riya di dalam hati, dan setelah beramal
hendaklah memperbanyak istghfar, karena dikhawatirkan masih ada unsur riyanya.
(Abu Bakar Al Washithi).
Seseorang yang mengerjakan amalan wajib dengan riya,
maka ia benar-benar seorang munafik. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Perkataan
yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik dari-pada shadaqah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan orang yang menerimanya. (QS. Al
Baqarah : 263).
***
& ***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.