Translate

Wednesday, November 9, 2016

ADAB NIAT.

Adab Islam.
Segala perbuatan zhahir maupun bathin hendaknya dilakukan semata-mata karena mengharap keridhaan Allah. (QS. Az Zumar : 11).

Derajat amal perbuatan seseorang itu bergantung kepada niatnya. (HR. Muslim).

Allah SWT. hanya melihat kepada apa yang ada di dalam hati (niatnya) seseorang, dan tidak melihat kepada rupa ataupun harta seseorang. (HR. Muslm).

Apa yang disembunyikan dan diperlihatkan dalam hati dan perbuatan seseorang, Allah SWT. Maha Mengetahuinya. (QS. Ali Imran : 29).

Amalan yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah kecuali jika diiringi ketakwaan kepada-Nya. (QS. Al Haj : 37).

*). Tempat niat; didalam hati,
*). Waktu niat, pada permulaan amal,
*). Syarat niat; semata-mata untuk kebaikan. (HR. Imam Nawawi).

Semua manusia akan dibangkitkan berdasarkan niat dan keadaan mereka masing-masing. (HR. Muslim, Abu Daud).

Kesempurnaan ibadah itu berada dalam benarnya niat dan betulnya thariqah (cara). (HR. Abu Laits Samarqandi).

Berniat sungguh-sungguh untuk melakukan kejahatan, maka sudah tertulis sebagai dosa. Berdasarkan sabda Nabi saw. bahwa dua orang yang berkelahi dengan senjata tajam maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya masuk neraka, (karena kedua-duanya berniat untuk membunuh). (HR. Muslim).

Lelaki yang menikahi seorang wanita tanpa berniat untuk membayar maharnya maka ia adalah penzina. Orang yang berhutang dan tidak berniat untuk membayar hutangnya maka ia adalah pencuri. (HR. Ahmad, Ibnu Majah).

Dalam keadaan tertentu, niat seorang Mukmin itu lebih baik dari pada amalnya. (HR. Abu Laits Samarqandi).
[= karena apabila seseorang berniat dengan ikhlas untuk berbuat kebaikan sudah tentu akan mendapatkan pahala walaupun belum diamalkan. Sedangkan jika diamalkan belum tentu mendapatkan pahalanya, karena bergantung kepada benar tidaknya niat dan caranya menurut agama.]

Amal seorang munafik itu lebih baik dari pada niatnya. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Keselamatan itu berada dalam dua hal, yaitu; taqwa dan niat.
Kebinasaan juga berada dalam dua hal, yaitu; putus asa dan ujub (berbangga diri).
(Abdullah bin Mas’ud).

Niat itu adalah rahasia yang tidak dapat mengetahuinya seorangpun selain Allah SWT. (Al Ghazali).

Jika berniat akan berbuat suatu amalan baik maka akan ditulis baginya satu pahala. Jika melaksanakannya, akan ditulis baginya sepuluh hingga tujuh ratus pahala atau lebih dari itu. Sedangkan jika berniat melakukan keburukan, tetapi ia tidak mengerjakannya maka akan ditulis baginya satu pahala. Jika ia melakukannya, akan ditulis baginya satu dosa. (HR. Bukhari, Muslim).

Jika beniat akan mengerjakan ibadah ataupun perbuatan baik maka hendaklah berusaha untuk merealisasikannya. Apabila ia tidak mewujudkannya dengan tindakan maka apa yang diniatkan tidak akan bermanfaat bagi dirinya. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Jika seseorang mengucapkan perkataan yang menyakitkan, tetapi niatnya baik, maka Allah akan menanamkan rasa maaf di hati orang lain atas perkataan yang diucapkannya. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Seseorang yang berniat untuk bertaubat kepada Allah SWT. dari pada dosa-dosanya kemudian mati sebelum melakukan taubatnya, niscaya Allah akan mengampuni semua dosanya, sehingga mati dalam keadan bersih dari dosa. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Tidaklah berdosa seseorang yang dipaksa untuk kufur, sedangkan hatinya tetap beriman kepada Allah karena tempat niat itu adalah di dalam hati. (QS. An Nahl : 106).

Niat seseorang yang diucapkan dengan sungguh-sungguh maka Allah SWT. akan memberikan pahala amalan yang diucapkannya tersebut. (HR. Abu Laits Samarqandi).

Dianjurkan agar jangan sekali-kali menjadikan dunia sebagai tujuan niat amalan. Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuan niatnya, niscaya Allah akan menjadikan kemiskinan berada di hadapan kedua matanya dan ia akan dipisahkan dari sesuatu yang paling disukainya. (HR. Ibnu Majah).

Hendaklah jangan mengira bahwa semua orang yang mati syahid itu dijamin masuk syurga, karena hanya Allah-lah yang mengetahui akan niat seseorang itu. (HR. Ibnu Abid Dunya).

Amal-amal perbuatan yang paling utama di sisi Allah ialah;
+1. Menunaikan apa yang telah diwajibkan oleh Allah,
+2. Menjaga diri dari hal yang diharamkan oleh Allah,
+3. Membetulkan niat. (Umar bin Khattab ra.)

Sesungguhnya pertolongan Allah SWT terhadap hamba itu menurut kadarnya niatnya. (Salim Abdillah).

Dianjurkan agar mempelajari niat dalam amal perbuatan, sebagaimana mempelajari amal perbuatan itu sendiri. (HR. Sufyan Ats-Tsauri).

Dianjurkan agar senantiasa memperbaiki niat sebelum beramal, selama terus-menerus beramal kebaikan, berarti selalu berada dalam kebaikan. (Ulama Shalihin).

Berbahagia bagi mata yang tidur dan tidak berniat melakukan perbuatan maksiat dan bangun dalam keadaan tidak berdosa. (Nabi Isa as.).

Sesungguhnya Allah SWT. menguji hamba-Nya dalam setiap keadaan agar Allah SWT. mengetahui siapa yang baik dan yang rusak amalnya. (QS. Muhammad : 31).

Tiang amal adalah niat. Dengan niat yang baik, maka amal pun akan menjadi baik. (Al Ghazali).

Niat, kehendak dan maksud mempunyai satu arti yaitu keadaan dan sifat bagi hati yang dikelilingi oleh dua hal, yaitu: ilmu dan amal. (Al Ghazali).
[= ilmu itu mendahului amal, karena ilmu adalah pokok dan syaratnya. Sedangkan amal itu mengikuti ilmu karena amal adalah buah dan cabangnya.]

Niat itu berada di tengah-tengah antara kehendak dan maksud, ada kalanya pada waktu sekarang dan ada kalanya pada waktu yang akan datang. (Al Gahazali).

Untuk mendapatkan niat yang sempurna dalam suatu amalan maka dianjurkan agar memperbaiki tiga hal, yaitu; Ilmu, Kehendak, Kemampuan. (Al Ghazali).

Perumpamaan ikhlas adalah seperti seorang yang berniat untuk lari dari serangan binatang buas dan tidak ada yang menakutkan baginya selain lari dari binatang buas tersebut. Maka niatnya murni dari campuran yang lainnya. (Al Ghazali).

Niat untuk melakukan amal sholeh itu lebih baik dari pada beramal sholeh tanpa niat. (Al Ghazali).

Kadang-kadang pengaruh niat pada diri seseorang itu lebih banyak dari pada pengaruh amalnya. (Al Ghazali).

Ketaatan adalah makanan bagi hati manusia. Dan setiap ketaatan itu akan tersusun dengan niat dan amal. (Al Ghazali).

Hati adalah tempat niat dan juga merupakan asas yang diikuti. Ia ibarat pemimpin, sedangkan anggota badan adalah ibarat pelayan, rakyat dan pengikutnya. (Al Ghazali).

Dianjurkan agar senantiasa memperbaiki hati karena hati adalah segumpal daging yang apabila baik, niscaya tubuh yang lainnya akan baik pula, dan jika ia buruk maka anggota yang lainnya pun akan buruk. (HR. Muttafaq ‘alaih).

                                                        *** & ***


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.