Adab Islam.
Segala
perbuatan zhahir maupun bathin hendaknya dilakukan semata-mata karena mengharap
keridhaan Allah. (QS. Az Zumar : 11).
Derajat
amal perbuatan seseorang itu bergantung kepada niatnya. (HR. Muslim).
Allah
SWT. hanya melihat kepada apa yang ada di dalam hati (niatnya) seseorang, dan tidak
melihat kepada rupa ataupun harta seseorang. (HR. Muslm).
Apa
yang disembunyikan dan diperlihatkan dalam hati dan perbuatan seseorang, Allah
SWT. Maha Mengetahuinya. (QS. Ali Imran : 29).
Amalan
yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah kecuali jika diiringi ketakwaan
kepada-Nya. (QS. Al Haj : 37).
*).
Tempat niat; didalam hati,
*).
Waktu niat, pada permulaan amal,
*).
Syarat niat; semata-mata untuk kebaikan.
(HR. Imam Nawawi).
Semua
manusia akan dibangkitkan berdasarkan niat dan keadaan mereka masing-masing.
(HR. Muslim, Abu Daud).
Kesempurnaan
ibadah itu berada dalam benarnya niat dan betulnya thariqah (cara). (HR. Abu
Laits Samarqandi).
Berniat
sungguh-sungguh untuk melakukan kejahatan, maka sudah tertulis sebagai dosa.
Berdasarkan sabda Nabi saw. bahwa dua orang yang berkelahi dengan senjata tajam
maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya masuk neraka, (karena kedua-duanya
berniat untuk membunuh). (HR. Muslim).
Lelaki
yang menikahi seorang wanita tanpa berniat untuk membayar maharnya maka ia
adalah penzina. Orang yang berhutang dan tidak berniat untuk membayar hutangnya
maka ia adalah pencuri. (HR. Ahmad, Ibnu Majah).
Dalam
keadaan tertentu, niat seorang Mukmin itu lebih baik dari pada amalnya. (HR.
Abu Laits Samarqandi).
[=
karena apabila seseorang berniat dengan ikhlas untuk berbuat kebaikan sudah
tentu akan mendapatkan pahala walaupun belum diamalkan. Sedangkan jika
diamalkan belum tentu mendapatkan pahalanya, karena bergantung kepada benar
tidaknya niat dan caranya menurut agama.]
Amal
seorang munafik itu lebih baik dari pada niatnya. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Keselamatan
itu berada dalam dua hal, yaitu; taqwa
dan niat.
Kebinasaan
juga berada dalam dua hal, yaitu; putus
asa dan ujub (berbangga diri).
(Abdullah
bin Mas’ud).
Niat
itu adalah rahasia yang tidak dapat mengetahuinya seorangpun selain Allah SWT. (Al
Ghazali).
Jika
berniat akan berbuat suatu amalan baik maka akan ditulis baginya satu pahala.
Jika melaksanakannya, akan ditulis baginya sepuluh hingga tujuh ratus pahala
atau lebih dari itu. Sedangkan jika berniat melakukan keburukan, tetapi ia
tidak mengerjakannya maka akan ditulis baginya satu pahala. Jika ia
melakukannya, akan ditulis baginya satu dosa. (HR. Bukhari, Muslim).
Jika
beniat akan mengerjakan ibadah ataupun perbuatan baik maka hendaklah berusaha
untuk merealisasikannya. Apabila ia tidak mewujudkannya dengan tindakan maka
apa yang diniatkan tidak akan bermanfaat bagi dirinya. (HR. Abu Laits
Samarqandi).
Jika
seseorang mengucapkan perkataan yang menyakitkan, tetapi niatnya baik, maka
Allah akan menanamkan rasa maaf di hati orang lain atas perkataan yang
diucapkannya. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Seseorang
yang berniat untuk bertaubat kepada Allah SWT. dari pada dosa-dosanya kemudian
mati sebelum melakukan taubatnya, niscaya Allah akan mengampuni semua dosanya,
sehingga mati dalam keadan bersih dari dosa. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Tidaklah
berdosa seseorang yang dipaksa untuk kufur, sedangkan hatinya tetap beriman
kepada Allah karena tempat niat itu adalah di dalam hati. (QS. An Nahl : 106).
Niat
seseorang yang diucapkan dengan sungguh-sungguh maka Allah SWT. akan memberikan
pahala amalan yang diucapkannya tersebut. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Dianjurkan
agar jangan sekali-kali menjadikan dunia sebagai tujuan niat amalan. Barang
siapa menjadikan dunia sebagai tujuan niatnya, niscaya Allah akan menjadikan
kemiskinan berada di hadapan kedua matanya dan ia akan dipisahkan dari sesuatu
yang paling disukainya. (HR. Ibnu Majah).
Hendaklah
jangan mengira bahwa semua orang yang mati syahid itu dijamin masuk syurga,
karena hanya Allah-lah yang mengetahui akan niat seseorang itu. (HR. Ibnu Abid
Dunya).
Amal-amal
perbuatan yang paling utama di sisi Allah ialah;
+1.
Menunaikan apa yang telah diwajibkan oleh Allah,
+2.
Menjaga diri dari hal yang diharamkan oleh Allah,
+3.
Membetulkan niat. (Umar bin Khattab ra.)
Sesungguhnya
pertolongan Allah SWT terhadap hamba itu menurut kadarnya niatnya. (Salim
Abdillah).
Dianjurkan
agar mempelajari niat dalam amal perbuatan, sebagaimana mempelajari amal
perbuatan itu sendiri. (HR. Sufyan Ats-Tsauri).
Dianjurkan
agar senantiasa memperbaiki niat sebelum beramal, selama terus-menerus beramal
kebaikan, berarti selalu berada dalam kebaikan. (Ulama Shalihin).
Berbahagia
bagi mata yang tidur dan tidak berniat melakukan perbuatan maksiat dan bangun
dalam keadaan tidak berdosa. (Nabi Isa as.).
Sesungguhnya
Allah SWT. menguji hamba-Nya dalam setiap keadaan agar Allah SWT. mengetahui
siapa yang baik dan yang rusak amalnya. (QS. Muhammad : 31).
Tiang
amal adalah niat. Dengan niat yang baik, maka amal pun akan menjadi baik. (Al
Ghazali).
Niat, kehendak dan maksud
mempunyai satu arti yaitu keadaan dan sifat bagi hati yang dikelilingi oleh dua
hal, yaitu: ilmu dan amal. (Al Ghazali).
[=
ilmu itu mendahului amal, karena ilmu adalah pokok dan syaratnya. Sedangkan
amal itu mengikuti ilmu karena amal adalah buah dan cabangnya.]
Niat
itu berada di tengah-tengah antara
kehendak dan maksud, ada kalanya pada waktu sekarang dan ada kalanya pada waktu
yang akan datang. (Al Gahazali).
Untuk
mendapatkan niat yang sempurna dalam suatu amalan maka dianjurkan agar
memperbaiki tiga hal, yaitu; Ilmu,
Kehendak, Kemampuan. (Al Ghazali).
Perumpamaan
ikhlas adalah seperti seorang yang berniat untuk lari dari serangan binatang
buas dan tidak ada yang menakutkan baginya selain lari dari binatang buas
tersebut. Maka niatnya murni dari campuran yang lainnya. (Al Ghazali).
Niat
untuk melakukan amal sholeh itu lebih baik dari pada beramal sholeh tanpa niat.
(Al Ghazali).
Kadang-kadang
pengaruh niat pada diri seseorang itu lebih banyak dari pada pengaruh amalnya.
(Al Ghazali).
Ketaatan
adalah makanan bagi hati manusia. Dan setiap
ketaatan itu akan tersusun dengan niat dan amal. (Al Ghazali).
Hati
adalah tempat niat dan juga merupakan asas yang diikuti. Ia ibarat pemimpin,
sedangkan anggota badan adalah ibarat pelayan, rakyat dan pengikutnya. (Al
Ghazali).
Dianjurkan
agar senantiasa memperbaiki hati karena hati adalah segumpal daging yang
apabila baik, niscaya tubuh yang lainnya akan baik pula, dan jika ia buruk maka
anggota yang lainnya pun akan buruk. (HR. Muttafaq ‘alaih).
*** &
***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.