Adab Islam.
Mancari
Ilmu.
Sabda
Rasulullah saw.:
Uthlubul ‘ilma wa lau bishshiini fa inna
thalabal ‘ilmi fariidhatun ‘alaa kulli muslimin innal malaa-ikata tadha-‘u
ajnihatahaa lithaa libil ‘ilmi ridha-an bimaa yathlubu.
Artinya:
“Tuntutlah imu pengetahuan, sekalipun ke
negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang
Islam, sesungguhnya Malaikat mengembangkan sayapnya bagi orang yang menuntut
ilmu, karena suka kepada yang ia tuntut (ilmu).” (HR. Ibnu Abdul Barr).
Keutamaan
Menuntut Ilmu.
Allah
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. (QS.
Al Maidah : 11).
Jika
Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang maka Allah akan memberikan
kepadanya pemahaman dalam agama. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
Barang-siapa
menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah SWT. akan memudahkan baginya
jalan ke syurga. (HR. Tirmidzi).
Barang-siapa
keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah.SWT.
sehingga dia kembali ke rumahnya. (HR. Tirmidzi).
Menuntut
ilmu dapat menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu bagi orang yang
menuntutnya. (HR. Tirmidzi).
Orang
yang menempuh suatu perjalanan dengan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
menjadikan ia seperti menempuh jalan di antara jalan-jalan syurga. (HR. Abu
Daud).
Demikian
tingginya derajat orang yang menuntut limu sehingga para malaikat bersikap
hormat terhadap orang yang menuntut ilmu. (HR. Abu Daud).
Barang-siapa
belajar ilmu karena Allah adalah taqwa,
menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, membahasnya adalah
jihad, mengajarkannya kepada yang belum mengetahui dinilai sedekah, memberikannya
kepada keluarga berarti taqarrub (mendekati diri) kepada Allah. (Mu’adz bin
Jabal ra.).
Ada
tiga hal yang tidak akan terputus pahalanya bagi manusia, walaupun ia sudah
meninggal dunia, yaitu;
+1.
Sedekah Jari’ah
+2.
Ilmu yang bermanfaat, dan
+3.
Do’a dari anak yang sholeh. (HR. Muslim).
Mencari
ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. (HR. Syekh
Nashr Samarqandi).
Barang-siapa
yang tidak mau mencari ilmu agama maka dapat menyebabkan dirinya menjadi penghuni
neraka. (QS. Al Mulk : 10).
Amal
yang paling utama di muka bumi ada tiga, yaitu;
+1.
Menuntut ilmu karena ia adalah kekasih Allah,
+2.
Berjihad, karena ia adalah wali Allah, dan
+3.
Kasab (usaha), karena ia adalah
kepercayaan Allah SWT.
(Sa’id
bin Musayyab).
Ilmu
itu lebih baik daripada harta, harta jika dibelanjakan akan berkurang, tetapi ilmu
jika disebarkan akan bertambah. (Ali bin Abi Thalib ra.).
Hasad
(iri dengki) adalah dilarang dalam agama, kecuali dua macam yang dibolehkan,
yaitu;
1).
Hasad kepada orang yang diberi hikmah (ilmu) dan ia mengamalkan
dan mengajarkannya kepada orang lain.
2).
Hasad kepada orang yang diberi harta dan ia menggunakan hartanya dijalan Allah.
(HR. Muttafaq ‘alaih).
Ada
dua kerakusan yang tidak membosankan, yaitu;
*1.
Menuntut ilmu,
*2.
Mengumpulkan harta. (Abdullah bin Mas’ud ra.)
Perbandingan
Dengan Ibadah.
Memang
diperintahkan agar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun jangan sampai
melupakan ibadah. Begitu juga sebaliknya, jangan sampai beribadah tanpa ilmu.
(Hasan Al Bashri).
Seseorang
yang beribadah tanpa ilmu ia termasuk orang yang merugi, sekalipun ibadahnya
seperti malaikat. (Al Ghazali).
Keutamaan
orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah, adalah seperti keutamaan
Rasulullah saw. atas orang yang paling rendah di antara umatnya. (HR.
Tirmidzi).
Menuntut
ilmu lebih afdhal daripada shalat sunnah. (HR. Abu Darba, Asy Syafi’i).
Niat
Menuntut Ilmu.
Diwajibkan
agar dalam mencari ilmu hendaklah dengan niat semata-mata karena Allah, jika
dengan niat selain mengharap keridhaan Allah maka Allah akan memasukkannya ke
dalam neraka. (HR. Tirmidzi).
Orang
yang mencari ilmu dengan niat selain mengharap keridhaan Allah, maka hendaklah
menyediakan tempatnya di dalam neraka. (HR. Tirmidzi).
Barang-siapa
mencari ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dunia, maka dia tidak
dapat mencium harum syurga. (HR. Abu Daud).
Mencari
ilmu yang hak mesti diiringi dengan tujuan yang benar. Termasuk ahli neraka
orang yang menuntut ilmu untuk tiga tujuan di bawah ini, yaitu;
*1.
Untuk membanggakan diri kepada ulama,
*2.
Untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, dan
*3.
Untuk menarik perhatian orang pada dirinya.
(HR.
Syekh Nashr Samarqandi).
Yang
sangat ditekankan bagi penuntut limu adalah meluruskan niat. (HR.Abu Laits
Samarqandi).
Dua
rakaat shalat yang dilakukan oleh seorang ‘alim
yang ikhlas dan tidak rakus kepada dunia lebih baik daripada ahli ibadah yang beribadah sepanjang
masa. (Abdullah bin Mas’ud ra.).
Jangan
sekali-kali menuntut ilmu untuk menimbulkan kekacauan dan menyebarkan fitnah.
Manusia yang dimurkai Allah ialah yang mengumpulkan ilmu untuk membuat
kekacauan dan menghembuskan fitnah. (Ali bin Abi Thalib ra.)
Diwajibkan
agar ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu. Seseorang yang menuntut ilmu
bukan karena Allah SWT.,maka dia tidak dapat mencium harum syurga di hari
kiamat kelak. (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi).
Hendaklah
berniat menuntut ilmu untuk empat perkara, yaitu;
*1.
Untuk membebaskan dirinya dari kebodohan,
*2.
Untuk memberi manfaat kepada orang lain,
*3.
Untuk menghidupkan ilmu, dan
*4.
Untuk mengamalkannya.
(HR.
Syekh Nashr Samarqandi).
Tidak
diperbolehkan berniat mencari dunia bagi penuntut ilmu, tapi hendaklah berniat
untuk mencari keridhaan Allah dan kebahagiaan akhirat karena dengan begitu dia
akan memperoleh dunia dan akhirat sekaligus. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).
Rasulullah
saw. bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah
orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR.
Syekh Nashr Samarqandi).
Seseorang
yang keluar dari rumahnya dengan niat menuntut ilmu maka akan menyebabkan
banyak kebaikan datang ke dalam rumahnya, dan syetanpun tidak berani mendekati
rumahnya. (HR. Syekh Nashr
Samarqandi).
Ilmu
Yang Dipelajari.
Ilmu
yang hakiki itu ilmu yang menumbuhkan keyakinan kepada Allah SWT., keyakinan
bahwa perbuatan maksiat itu adalah racun yang mematikan, dan keyakinan bahwa
akherat itu lebih utama daripada dunia. Inilah yang disebut ilmu hakiki. (Al
Ghazali).
Setiap
manusia wajib mengetahui dua ilmu;
+1.
Ilmu Ushul : Aqidah, iman, tauhid. (QS. Muhammad : 19).
+2.
Ilmu Furu’ : Shalat, zakat, haji. (HR. Muslim).
Disunahkan
agar belajar mengenai keimanan dan keyakinan terlebih dahulu, sebelum
mempelajari Al Qur’an dan hukum-hukum agama lainnya. (HR. Bukhari, Muslim).
Sebagai
pengikut Rasulullah saw. diwajibkan mempelajari dan mengetahui
sunnah-sunnahnya. (QS. Al Hasyr : 7).
Diwajibkan
dalam mempelajari (menafsirkan) Al Qur’an, yaitu hendaklah dengan ilmu. Tidak
diperbolehkan menafsirkan Al Qur’an dengan pendapatnya sendiri. (HR. Tirmidzi,
Ahmad).
Mempelajari
ilmu fiqih lebih utama daripada mempelajari ilmu lainnya. (HR. Abu Laits
Samarqandi).
Seseorang
yang ahli dalam ilmu fiqih maka mudahlah baginya untuk mempelajari ilmu yang
lain, karena ilmu fiqih merupakan pokok agama. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).
Dianjurkan
agar mempelajari ilmu agama terlebih dahulu sebelum menjadi pemimpin. (Umar bin
Kattab ra.).
Barang-siapa
belajar ilmu nujum (ramalan bintang
atau zodiak), berarti ia telah belajar ilmu sihir. (HR. Ibnu Majah).
Tidak
diperbolehkan membicarakan Kitabullah tanpa ilmu, karena hal itu merupakan
perbuatan yang keliru. (HR. Tirmidzi, Nasa’i).
Adab
Mempelajari Ilmu.
Syetan
tidak akan berani mengganggu seseorang yang selalu menjaga adab-adabnya
(akhlaknya). (HR Syekh Nashr Samarqandi).
Dianjurkan
kepada penuntut ilmu agar menjaga makan jangan sampai kenyang, sebab kenyang
dapat mengeraskan hati, memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan,
menyebabkan kantuk, serta melemahkan ibadah. (HR. Asy Syafi’i).
Diperintahkan
agar menjauhi kemalasan dan kebosanan dalam menuntut ilmu, karena hal ini dapat
membawa kepada bahaya dan kesesatan. (Al Ghazali).
Orang
yang menuntut ilmu harus menghormati ilmu dan rela hidup sederhana,
meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dan sering mengulang pelajaran serta bermudzakarah (belajar bersama) bersama
teman atau sendirian. (HR Syekh Nashr Samarqandi).
Seseorang
yang menuntut ilmu hendaklah memperhatikan adab-adab terhadap ilmu di antaranya
yaitu memuliakan kitab-kitab dengan cara:
+1.
Tidak meletakkan kitab di lantai (di bawah).
+2.
Senantiasa berwudhu sebelum menyentuh kitab.
(HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Ada
5 hal yang harus dimiliki oleh orang yang mencari ilmu, yaitu;
*1.
Sering bertanya,
*2.
Mudah menerima kebenaran,
*3.
Semangat yang tinggi,
*4.
Suka bersedekah, dan
*5.
Sabar dalam segala hal.
(HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Dianjurkan
kepada penuntut ilmu agar mengurangi pergaulan dengan wanita dan orang banyak. (HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Dianjurkan
bagi seorang lelaki untuk sering duduk dengan para ‘alim ulama dan orang-orang
sholeh dan dianjurkan supaya jangan sering duduk dengan remaja, anak kecil,
orang bodoh, karena perilaku itu dapat menghilangkan kewibawaan. (HR Syekh
Nashr Samarqandi).
Empat
hal yang dapat menambah kecerdasan akal, yaitu;
1).
Meninggalkan perkataan yang tidak perlu,
2).
Bersiwak atau menggosok gigi,
3).
Duduk dengan orang-orang sholeh, dan
4).
Duduk beserta para ulama. (Al Ghazali).
Dianjurkan
agar senantiasa menghadiri majelis ta’lim yang diadakan di masjid atau di mana
saja. Majelis ta’lim yang di dalamnya diajarkan agama atau kebesaran Allah akan
diturunkan sakinah, dicucuri rahmat, dikerumuni malaikat, dan dimana-mana
pesertanya akan disebut-sebut atau dibangga-banggakan oleh Allah di depan para
malaikat. (HR. Bukhari, Muslim).
Dianjurkan
agar dalam menuntut ilmu tidak dicampuri dengan senda-gurau, karena dengan
demikian ilmu tersebut dapat keluar dari dalam hati. (Ali bin Abi Thalib.ra).
Dianjurkan
agar dalam menuntut ilmu agar selalu menjaga wudhunya, karena dengan wudhu yang
baik dapat mengusir syetan darinya. (Umar bin Khatab ra.).
Diperingatkan
agar jangan sekali-kali ilmu mengikuti hawa nafsu. Akan tetapi, hendaklah menjadikan
hawa nafsu supaya mengikuti ilmu. (HR. Abu Laits Samarqandi).
Hendaklah
senantiasa berdo’a kepada Allah memohon ditambahkan ilmu. (QS. Thaha : 114).
Adab
Kepada Guru.
Bagi
yang menuntut ilmu disunnahkan agar senantiasa mendo’akan para ‘alim ulama dan
guru. (HR. Ahmad bin Hanbal).
Hendaklah
menjadikan diri kita sendiri budak (pelayan) di hadapan siapapun yang telah
mengajarkan kepada kita walaupun hanya satu huruf. (At Targhib).
Ilmu
itu mesti didatangi, artinya kitalah yang seharusnya mendatangi guru, bukan
kita yang mengundang guru untuk mengajari kita. (HR. Ibnu Malik).
Adab
dan sopan santun kepada ustadz atau guru adalah hal yang sangat penting bagi
penuntut ilmu, karena keberkahan ilmu akan hilang jika seorang pelajar tidak
memperhatikan adab-adab terhadap ustadz. (HR Syekh Nashr Samarqandi).
Ada
tiga hal yang menjadikan ilmu seseorang itu bermanfaat, yaitu;
+1.
Sifat tawadhu (rendah hati),
+2.
Semangat dalam belajar, dan
+3.
Menjaga adab terhadap para ulama.
(HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Tiga
macam orang yang dapat memberikan syafaat pada hari kiamat, yaitu:
+1.
Para Nabi,
+2.
Ulama, dan
+3.
Syuhada.
(HR
Syekh Nashr Samarqandi).
Seorang
guru atau ustadz adalah kedua yang paling dicintai Allah setelah para Nabi.
Maka dari itu sangat dianjurkan menghormati dan menunaikan hak-haknya. (Zaid
bin Asyam ra.).
Dianjurkan
agar mengambil ilmu dari orang-orang yang jujur dan dapat dipercaya, karena
ilmu itu dasarnya agama. (HR Syekh Nashr Samarqandi).
Barang-siapa
mengucapkan perkataan yang hak, tetapi ia beramal dengan amalan yang buruk,
maka dianjurkan agar kita tidak mengambil ilmu darinya. (HR. Al Hasan).
Ada
tiga pandangan yang bernilai ibadah, yaitu;
*1.
Memandang wajah orang ‘alim,
*2.
Memandang Ka’bah, dan
*3.
Memandang mushaf atau Al Qur’an.
(HR.
Abu Laits Samarqandi).
Belajar
Ilmu.
Bersungguh-sungguhlah
dalam menuntut ilmu, karena tiada seorangpun yang dilahirkan dengan berilmu,
ilmu itu diperoleh dengan belajar. (Abdullah bin Mas’ud ra.).
Duduk
sesaat untuk mempelajari ilmu adalah lebih disukai oleh Allah daripada shalat
semalam suntuk. (HR. Bukhari).
Disunnahkan
agar memperbanyak mudzakarah (mengingatkan,
belajar bersama tanpa guru), karena salah satu cara untuk memperdalam pemahaman
ilmu adalah dengan mudzakarah. (HR. Muslim).
Masjid
adalah sebaik-baik tempat belajar ilmu dan mengaji, beramal. (HR. Muslim).
Hendaknya
belajar ilmu dahulu sebelum banyak berbicara dan beramal. (HR. Bukhari).
Dianjurkan
agar jangan melalaikan menulis ketika belajar suatu ilmu, karena tulisan
merupakan salah satu alat pengikat dan pengingat ilmu. (Umar bin Kattab ra.).
Dianjurkan
agar memperbanyak do’a untuk mendapatkan tambahan ilmu. Allah SWT. telah mengajarkan
suatu do’a untuk memohon agar ditambahkan ilmu pengetahuan. (QS. Thaha : 11).
Disunnahkan
dalam mengajarkan ilmu supaya diulang-ulang sampai tiga kali, dengan tujuan agar
ilmu tersebut lebih melekat dalam ingatan dan dapat lebih dipahami. (HR.
Bukhari).
Akan
binasa seseorang yang tidak mau mengajar, tidak belajar dan tidak pernah mau
mendengar. (HR. Abu Darba).
Majelis
Ilmu.
Hendaklah
berhati-hati jangan sampai tertidur dalam majelis ilmu atau majelis ta’lim,
karena barang-siapa tidur di majelis ilmu sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan
rahmat Allah dan menjadi kekasih syetan. (Al Ghazali).
Ada
seseorang yang keluar dari rumahnya dengan membawa dosanya sebesar gunung,
tetapi tatkala ia duduk di majelis ilmu dan ia resapi apa yang didengarnya
sehingga timbul perasan takutnya lalu iapun bertaubat dari dosa-dosanya, maka
ia kembali ke rumahnya dalam keadaan bersih karena dosa-dosanya telah
dihapuskan. (Umar bin Kattah ra.).
Ada
tiga macam tidur yang dibenci Allah, yaitu;
+1.
Tidur di majelis ilmu atau majelis ta’lim,
+2.
Tidur setelah shalat shubuh,
+3.
Tidur sebelum shalat Isya dan tidur sebelum mengerjakan shalat wajib.
(HR.
Abu Laits Samarqandi).
Ada
Tiga macam tertawa yang dibenci Allah, yaitu;
*1.
Tertawa di belakang jenazah,
*2.
Tertawa di majelis ilmu, dan
*3.
Tertawa di atas kubur.
(HR.
Abu Laits Samarqandi).
Ada
empat macam musibah, yaitu;
+1.
Ketinggalan takbiratul ihram dalam shalat berjama’ah,
+2.
Ketinggalan di majelis ilmu,
+3.
Ketinggalan berjihad melawan musuh, dan
+4.
Ketinggalan wukuf.
(Abu
Yahya Al Warraq).
Ilmu
dan Amal.
Hendaklah
senantiasa mengamalkan ilmu yang telah diketahui, dengan demikian maka Allah
SWT. akan mewariskan ilmu yang belum diketahuinya. (HR. Abu Nu’aim).
Ciri
ilmu yang hak adalah yang dapat menambah rasa takut kepada Allah. Oleh karena
itu apabila bertambah ilmunya, harus bertambah pula rasa takutnya kepada Allah.
(QS. Al Farhir : 28).
Dianjurkan
agar seorang yang berilmu selalu menjaga dirinya (amalannya) dengan ilmunya.
Barang-siapa yang ilmunya tidak dapat menjaga dirinya, maka ilmunya itu tidak akan
bermanfaat baginya. (HR. As Syafi’i).
Alangkah
banyaknya orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, tetapi tidak seluruhnya dapat
memberikan manfaat bagi dirinya. (Nabi Isa as.).
Ilmu
harus diresapi dan difahami dengan hati. (QS. Al A’raf : 179).
Manfaat
ilmu lebih utama daripada manfaat amal, karena manfaat amal hanya berguna bagi
dirinya sedangkan manfaat ilmu berguna bagi dirinya dan orang lain. (HR. Syekh
Nashr Samarqandi).
Orang
yang berilmu serta mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain, maka orang
tersebut layak disebut orang besar di seluruh lapisan langit. (Nabi Isa as.).
Barang-siapa
yang mengamalkan ilmunya maka ia akan hidup dengan selamat. (HR. Syekh Nashr
Samarqandi).
Mengajarkan
dan Menyampaikan.
Seorang
anak kecil yang belajar ‘Bismillahir
Rahmanir Rahim’ Allah akan mengampuni tiga orang yang menjadi penyebabnya,
yaitu;
*1.
Ayahnya,
*2.
Ibunya, dan
*3.
Gurunya. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).
Ditekankan
agar menyampaikan apa yang diketahui kepada orang lain walaupun hanya satu
ayat. (HR Bukhari).
Hendaknya
dengan ilmu itu senantiasa mengajak orang kepada hidayah (petunjuk), karena
barang-siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun pahala orang yang
diajaknya, dan barang-siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat
dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dosa orang
yang diajaknya. (HR. Tirmidzi).
Tidak
diperbolehkan memberi fatwa kepada orang lain tanpa ilmu. Barang-siapa memberi
fatwa kepada orang lain tanpa ilmu, berarti ia menanggung dosanya. (HR. Ibnu
Majah).
Jangan
sekali-kali memberikan petunjuk yang salah kepada orang lain. Barang-siapa menunjuki
saudaranya jalan yang salah, maka ia adalah seorang pengkhianat. (HR .Ibnu
Majah).
Seseorang
yang mengajarkan Al Qur’an kepada anaknya, maka Allah akan memberikan tiga
helai pakaian dari syurga pada hari kiamat kelak, satu pakaian di antaranya
lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Hasan Al Bashri).
Sebaik-baik
sedekah adalah orang yang belajar ilmu kemudian mengajarkannya kepada orang
lain. (HR. Syekh Nashr Samarqandi)..
Tanya
Jawab Masalah Ilmu.
Jika
ditanya mengenai sesuatu, maka dianjurkan agar jangan sekali-kali
menyembunyikan ilmu yang diketahuinya, karena jika ditanya tentang suatu ilmu
lalu dia menyembunyikannya, maka Allah akan membelenggunya dengan belenggu dari
api neraka. (HR. Tirmidzi, Abu Daud).
Disunnahkan
jika ditanya tentang sesuatu ilmu yang kita belum mengetahuinya, maka jangan
segan dan malu untuk mengatakan “Saya belum tahu.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim).
Larangan
Menyembunyikan Ilmu.
Sabda
Rasulullah saw.:
Man katama ‘ilman aljamahullaahu yaumal
qiyaamati bilijaamin min naarin.
Artinya:
“Barang-siapa yang menyimpan (tidak
menyebarkan) ilmu, Allah mengekang (menyiksa) kelak di hari kiamat dengan siksa
dari api (neraka).” (HR. Ibnu Hiban).
**** & ****

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.