Translate

Sunday, December 25, 2016

DOA MAKBUL PEMUDA BERPAKAIAN KUMAL

Makbul.
Satu ketika pada zaman seorang Khalifah terjadi krisis ekonomi yang parah. Keadaan semakin parah karena pepohonan mengering. Hujan sudah tidak turun selama beberapa bulan. Pemerintah mencanangkan agar semua rakyat turun  ke lapangan untuk shalat Istisqa’ dan berdoa agar Allah menurunkan hujan. Namun hujan tidak turun juga. Khalifah mengundang para ustad dan para abid yang berpengaruh serta mempunyai pengikut yang banyak untuk bersama-sama berdoa kepada Allah; tetapi keadaan masih tidak berubah.

Khalifah menjadi khawatir karena kemarau kian tidak kunjung berakhir. Beliau berusaha mencari orang yang mustajab doanya untuk tampil ke depan guna mengimami shalat memohon hujan. Akhirnya tampillah seorang laki-laki dengan pakaian yang kumal dan rambut kusut untuk berjumpa dengan Khalifah. “Ya khalifah, saya datang untuk menyambut seruanmu.”

DOA MAKBUL SAAD bin ABI WAQQASH Ra.

Makbul.
Jabir bin Samurah ra. berkata: “Penduduk Kufah mengadukan Saad bin Abi Waqqash ra. kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra., sehingaa ia dipecat oleh Umar dan diganti oleh Ammar bin Yasir ra. Sedemikian berat pengaduan mereka hingga mereka berkata: “Saad tidak pandai Shalat.” Maka Umar memanggil Saad dan berkata: “Hai Abu Ishaq, mereka ini mengadukan bahwa engkau tidak dapat shalat dengan baik.” Jawab Saad: “Demi Allah, saya memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw. Saya tidak mengurangi (menyimpang) sedikitpun. Jika shalat Isya’, saya melakukannya agak lama dalam dua rakaat pertama, dan rakaat ketiga dan keempat lebih cepat.” Umar berkata: “Demikianlah perkiraan kami terhadap engkau wahai Abu Ihaq.”

Kemudian Umar mengirim Saad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan kepada penduduk tentang Saad. Maka di setiap masjid yang didatangi ditanya tentang keadaan Saad. Ternyata hampir setiap orang memuji kebaikan Saad, kecuali ketika masuk di Masjid Bani Abas, maka seseorang yang bernama Usamah bin Qatadah yang digelari Abu Sa’adah berkata: “Kalau engkau menanyakan tentang Saad, maka Saad tidak suka keluar memimpin pasukan dan tidak membagi rata, dan tidak adil dalam hukum.” Berkata Saad: “Ingatlah, demi Allah, saya akan berdoa tiga macam,: “Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta, hanya menjilat dan mencari nama, maka panjangkanlah umurnya dan lanjutkanlah kemiskinannya, dan hadapkanlah pada berbagai fitnah.”

Kemudian setelah orang itu lanjut umurnya, jika ditanya ia selalu menjawab: “Orang tua yang kena bala’ oleh doanya Saad bin Abi Waqqash ra.”

                                                      ** $ **



DOA MAKBUL ALI bin ABI THALIB Ra.

Makbul.
Pada suatu ketika, Ali bin Abi Thalib ra. diserahi seorang pencuri untuk dihukum, kemudian ia bertanya: “Apakah engkau telah mencuri?”, kemudian dijawab: “Ya.” Kemudian setelah diulang pertanyaan itu sampai tiga kali dan orang itu selalu mengiyakan, maka Ali menyuruh agar orang itu dipotong tangannya. Kemudian pulanglah pencuri itu dengan buntung sebelah tangannya.

Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Salman al-Farisi yang kemudian bertanya, “Siapakah yang telah memotong tanganmu?” Ia menjawab: “Yang telah memotong tanganku adalah sendinya agama, menantu nabi, anak paman nabi, dan pemimpin orang mukmin, yaitu Ali bin Abi Thalib.” “Ia telah membuntungkan tanganmu tetapi kamu malah memujinya,” kata Salman heran. “Ya, karena dengan kehilangan tangan yang satu itu berarti ia telah menyelematkanku dari siksa,” katanya.

Kemudian Salman memberitahukan hal tersebut kepada Ali bin Abi Thalib. Maka Ali pun lalu memanggil pencuri itu. Dan setelah pencuri itu tiba diambillah potongan tangan pencuri itu untuk disambungkan lagi ketempat semula seraya ditutup dengan sapu tangan. Kemudian Ali berdoa kepada Allah untuk kesembuhan tangan pencuri itu. Akhirnya dengan izin Allah tangan itu tersambung kembali seperti sedia kala.

                                                              **&**



Tuesday, November 22, 2016

WAJIB BERILMU TAPI SIAP DIPIDANA BILA...


Muhassabah.
Ketahuilah bahwa manusia mengenai ilmu pengetahuannya, mempunyai empat macam keadaan, seperti halnya dalam pengumpulan harta kekayaan. Karena bagi orang yang berharta, mempunyai keadaan menggunakan hartanya. Maka dia itu adalah orang yang berusaha dan keadaan menyimpannya dari basil usahanya itu. Sehingga jadilah dia seorang yang kaya, tak usah meminta lagi pada orang lain. Dan keadaan dapat membelanjai dirinya sendiri. Maka dapatlah ia mengambil manfa'at dari harta kekayaan itu.

Friday, November 18, 2016

DO’A MAKBUL LAKI-LAKI PINCANG.

Makbul.
“Ya Allah, jangan kembalikan aku kekeluargaku, dan limpahkan kepadaku kesyahidan. “ Do’a itu keluar dari mulut Amru bin Jamuh, ketika ia bersiap-siap mengenakan baju perang untuk berangkat bersama kaum Muslimin ke medan Uhud. Ini adalah kali pertama bagi Amru terjun ke medan perang, karena kakinya pIncang.

Didalam Al Qur’an disebutkan:
”Tiada dosa atas orang-orang buta, atas orang-orang pincang dan orang sakit untuk ikut berperang.” (QS. Al –Fath : 17).

Karena kepincangannya itu, maka Amru tidak wajib ikut berperang, disamping keempat anaknya telah pergi ke medan perang. Tidak seorangpun menduga Amru dengan keadaannya yang seperti itu akan memanggul senjata dan bergabung dengan kaum Muslimin lainnya untuk berperang.

Wednesday, November 16, 2016

SUFI YANG KAYA.

Kedai Sufi.
Suatu hari Syekh Abul Hasan Asy-Syadzily, Sulthanul Auliya’ kedatangan seorang tamu, yang kebetulan murid sahabatnya sendiri yang teramat miskin. Tamu ini memang diutus gurunya untuk bersillaturrahim ke rumah Syekh Abul Hasan, tugasnya adalah mendengarkan dan menyampaikan apa saja yang diucapkan oleh wali besar Abul Hasan.

Ketika di depan rumah Syekh Abul Hasan, tamu itu tercengang, karena melihat rumah Syekh Abul Hasan yang sangat mewah, kuda yang elok dan perhiasan yang gemerlapan bagai istana raja. Si tamu berpikir, bagaimana mungkin seorang wali besar memiliki rumah dan kekayaan yang teramat mewah? Bagaimana seorang wali besar masih mencintai dunia? Bagaimana seorang Syekh besar masih terpaku kepada kenikmatan dunia? Puluhan pertanyaan merasuk benaknya, membuat ia pusing karena dipalu godam buruk sangka kepada sang Syekh. Kalau guruku yang miskin itu, mungkin wajar. Tapi ini...

SUP AIR MATA

Kedai Sufi
Suatu ketika, istri Mamat marah besar pada seseorang. Entah kenapa, amarahnya dilampiaskan pada suaminya, dengan perasaan ingin menyakiti suaminya. Karena itu ia ingin menghidangkan semangkuk sup yang baru saja mendidih agar dimakan langsung suaminya itu.

Tapi usai menghidangkan sup tadi, istrinya malah merasa bersalah dan menyesal. Maka dihadapan suaminya iapun meneguk sup yang masih panas itu hingga separuh mangkuk.

Tuesday, November 15, 2016

SOAL ADAB.

Kedai Sufi.
Imam al-Junaid al Baghdadi bercerita, bahwa pada suatu hari, tepatnya hari Jum’at, sebagian orang-orang yang shaleh datang kepadanya dan meminta, “Kirimkanlah salah sorang miskin kepadaku untuk memberikan kebahagiaan dengan makan bersamaku.”

Al-Juanid pun melihat-lihat orang di sekitarnya, siapa di antara mereka yang fakir dan kelihatan lapar. Si fakir itupun lalu ditemukan. “Pergilah bersama Syekh ini, berilah kebahagiaan padanya.” kata al-Junaid.

DOA MAKBUL PADA SAAT GENTING.

Makbul.
Al Hasan meriwayatkan dari Anas bin Malik ra., ia menceritakan: “Pada masa Rasulullah saw., ada seorang laki-laki yang berdagang antara Syam dan Madinah serta dari Madinah ke Syam. Dia biasa bepergian tanpa bergabung dengan kafilah-kafilah demi tawakkalnya kepada Allah SWT.

Suatu saat ketika ia bepergian dari Syam ke Madinah, seorang penyamun mencegatnya dan berkata kepadanya: “Berhenti!”. Pedagang itupun berhenti dan berkata kepada si penyamun: “Ambillah barang-barangku, tetapi janganlah kau rintangi jalanku.” Si penyamun mengulangi apa yang telah dikatakannya.dan melanjutkan berkata: “Urusan harta bukan urusanku, tetapi dirimulah yang aku kehendaki.” Maka pedagang itu menjawab: “Apa yang kau kehendaki dariku, bukankah urusanmu adalah hartaku? Ambillah barang-barang itu dan enyahlah.” Kemudian si penyamun mengulangi lagi apa yang dikatakannya. Si pedagang berkata: “Tunggulah sampai aku berwudhu dan berdo’a kepada Tuhanku.”

DOKTER CELUP.

Kedai Sufi.
Dokter Faraiz semakin popular disebut ‘Terkun’, alias ‘Dokter Dukun’. Asal mulanya, karena ia selalu memberi resep pada semua pasien yang berobat kepadanya. Namun bukan resep yang biasa diberikan dokter-dokter umumnya berisi catatan daftar obat tertentu, tapi cuma sebuah kertas yang ditulisi “Basmallah”.

Ketika praktek di Magelang, Jawa Tengah, dokter Faraiz sangat terkejut karena semakin banyak dikunjungi pasiennya. Konon, resep Dokter Faraiz selalu ‘tokcer’ (sangat manjur).

ALLAH "HILANG" DARI RUMAH JIWAMU?.


Muhassabah.
Dalam pergumulan jiwa kita sehari-hari, — diakui atau tidak — seringkali terjadi perselingkuhan spiritual. Yang paling sederhana dari perselingkuhan itu ketika kita sedang menutupi jiwa kita dari pandangan Allah, kemudian kita bersembunyi dari Allah. berakhir dengan tindakan kita: melanggar aturan Allah.

Begitu kita langgar "janji cinta" antara kita dengan Allah, Kemaha-cemburuan Allah telah mengoyak jiwa kita, tanpa kita sadari sudah begitu lama kita berpaling dari Allah. Bahkan Allah hanya kita jadikan alibi sehari-hari, kita jadikan alasan-alasan kegagalan, kalau perlu Nama Allah kita jualbelikan dalam pasar kebudayaan dan politik, atau kepentingan nafsu lainnya.

Posisi Anda di Hadapan-Allah?

Embun Qolbu
 1. Jika Anda mulai berorientasi serba duniawi, memburu duniawi, itu tandanya Allah sedang menghina Anda.

2. Jika Anda sedang berorientasi dalam ubudiah, itu tandanya Allah sedang menolong Anda.

3. Jika Anda sedang sibuk dengan urusan sesama manusia, sampai lupa dengan Allah, itu tandanya Allah sedang berpaling dari diri Anda

4. Jika Anda dijauhkan dari rintangan-rintangan menuju kepada Allah, sesungguhnya Allah sedang mendidik budi pekerti kehambaan Anda.

5. Jika Anda bergairah dalam munajat kepada-Nya, itu tandanya Allah sedang Mendekati Anda.

6. Jika Anda ridla atas ketentuannya, dan Ridla bersama-Nya, itu tandanya Allah Ridla kepada diri Anda


(Syekh Zaruq dalam Syarah Al-Hikam)

Monday, November 14, 2016

ADAB – ADAB ISLAM LAINNYA.

Adab Islam.
Buku Sumber Saduran.
Untuk kepentingan siar Islam ini, sumber-sumber buku yang disadur dapat di daftar sbb;
+1. PETUNJUK SUNNAH dan ADAB SEHARI-HARI
      Disusun oleh A. ABDURAHMAN AHMAD. 
      Penerbit: Pustaka Nabawi – Cirebon.

+2. 101 HADITS BUDI LUHUR
      Disusun oleh AHMAD NAJIEH.
      Penerbit: Pustaka Amani – Jakarta.

+3. HIMPUNAN SHALAT SUNNAH LENGKAP
      Disusun oleh H.M.A SODIKIN FAQIH
      Penerbit: Orba Shakti – Bandung.

Hadits Adab-adab Islam Lainnya dari Akhlak Budi Luhur.
*). Menjauhi Tujuh Perkara yang Merusak.
Sabda Rasulullah saw.:
Ijtanibus sab’al muubiqaati qaaluu yaa rasuulallaahi wa maa hunna? Qaala asysyirku billaahi wassihru wa qatlunnafsil latil harramallaahu illaa bilhaqqi wa aklurribaa wa aklu maalil yatiimi wattawallii yaumaz zahafi wa qadzful muhshanaatil mu’minaatil ghaafilaati.
Artinya:
“Jauhilah tujuh perkara yang merusak. Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah tujuh perkara itu?’ Jawab Rasul: ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, makan barang riba, makan harta anak yatim, melarikan diri pada hari peperangan dan menuduh wanita-wanita baik lagi mu’min yang lengah.”  (HR. Bukhari, Muslim).

Sunday, November 13, 2016

BEBERAPA KEPERCAYAAN SEPUTAR JENAZAH DILUAR SUNNAH.

Adab Islam.
Sebelum Kematian.
Keyakinan sebagian orang bahwa syetan-syetan datang kepada orang sekaratul maut. Mereka menyerupai kedua orang tuanya, memakai pakaian Yahudi dan Nasrani sampai mereka menampakkan berbagai macam kepercayaan untuk menyesatkan orang yang hampir mati itu.

Meletakkan mushaf Al Qur’an disisi kepala orang yang akan mati dan menganggap sebagai berkah.

Membaca surat Yasin terhadap orang yang serakatul maut.

Menghadapkan orang yang akan mati itu ke arah kiblat.

ADAB MENZIARAHI KUBUR.

Adab Islam.
Disunnahkan berziarah kubur. Barang-siapa berziarah ke kuburan maka ia akan memiliki pakaian yang indah pada hari kiamat. (HR. Ibnu Majah).

Dianjurkan agar berdo’a ketika menziarahi kuburan orang-orang mukmin dengan do’a :
Assalamu ‘alaikum Ahladdiyaa riminal mu’miniina walmuslimiina antum saabiquuna wa anaa insyaa allaahu bikum laahiquuna. Allaahum maghfirlanaa walahum warhamnaa wa iyyaahum.
Artinya:
“Salam sejahtera semoga terlimpah kepadamu sekalian wahai penduduk di sini, Mukminin dan Muslimin, kalian telah mendahului kami dan kami insya Allah akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, berilah ampunan bagi kami dan bagi mereka, ya Allah kasihanilah kami juga mereka.” (HR. Muslim).

ADAB MENGUBURKAN JENAZAH

Adab Islam.
Menguburkan jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi kaum muslimim. (QS. Al Anfal : 21).

Disunnahkan agar menggali sedalam mungkin lubang kuburan bagi jenazah. Lebih dalam kuburannya adalah lebih baik. (HR Tirmidzi).

Diperbolehkan dua atau tiga orang yang menerima mayat di liang kubur. (HR. Tirmidzi).

Dianjurkan agar yang menerima mayat di liang kubur adalah orang yang selalu atau istiqomah membaca Al Qur’an. (HR. Tirmidzi).

Saturday, November 12, 2016

ADAB MEMBAWA JENAZAH.

Adab Islam.
Keutamaan membawa jenazah ke kuburan yatiu;
-1. Menunaikan hak sesama Muslim.
-2. Dapat mengingatkan diri sendiri kepada akhirat dan kematian.

Dalam menyertai jenazah ada dua macam golongan, yaitu;
*1. Ikut hanya sampai shalat saja .
*2. Ikut hingga menguburkannya, dan yang kedua ini lebih utama.
(HR. Ibnu Hibban, Hakim).

Disunnahkan bagi kaum Muslimin mengantarkan jenazah hingga ketempat penguburannya. (HR. Muslim).

ADAB MENYALATKAN JENAZAH

Adab Islam.
Disunnahkan bila ada seorang muslim atau muslimah meninggal dunia untuk menyalatkan, mengantarkan, menguburkannya. Barang-siapa yang menyalatkan jenazah kemudian mengantarkannya sampai kekuburannya sehingga mayat itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath, sedangkan satu qirath itu sebesar gunung uhud. (HR. Nasa’i).

Barang-siapa menyalatkan jenazah kemudian ia pulang (tidak mengantarkannya sampai ke kubur), maka ia hanya mendapatkan satu qirath. (HR. Nasa’i).

Jika jenazah perempuan, maka disunnahkan dalam menyalatkannya agar imam berdiri di tengah-tengah jenazah (di bagian perutnya). (HR. Bukhari).

ADAB MENGKAFANKAN JENAZAH.

Adab Islam.
Dianjurkan agar orang yang mengkafani mayat adalah yang mempunyai sifat amanah. (HR. Baihaqi).
[= yaitu orang yang tidak menceritakan aib ataupun keburukan yang dilihatnya pada diri si mayat terhadap orang lain.]

Dianjurkan agar kafan mayat memakai cadar atau sarung sebagai pakaian yang menempel pada tubuhnya. (HR. Bukhari).

Dibolehkan mengkafani jenazah dengan menggunakan dua helai kain kafan. (HR. Bukhari).

Apabila tidak mendapatkan kain memadai, maka dibolehkan mengkafani jenazah dengan menggunakan sehelai kain. (HR. Bukhari).

ADAB MEMANDIKAN JENAZAH.

Adab Islam.
Cara-cara memandikan mayat adalah sebagai berikut; mengurut perutnya dengan perlahan-lahan, membungkus tangan kita dengan kain bersih sambil berniat akan memandikan mayat, lalu membasuh kemaluannya, dan membuka sarung tangan kita, kemudian mewudhukanya seperti wudhu untuk shalat, lau membasuh seluruh tubuhnya dari atas ke bawah sebanyak 3x, jika belum bersih basuhlah hingga 5x. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Tirmidzi).

Jika mayat muslimah, maka dibuka terlebih dahulu gulungan rambutnya lalu dibasuh rambutnya kemudian digulung kembali. Setelah itu baru dimandikan seperti biasa. (HR. Muslim).

ADAB JENAZAH.

Adab Islam.
Menyegerakan Urusan Mayat.
Sabda Rasulullah saw.:
Asri-‘uu biljanaazati fa in taku shaalihatan fakhairun tuqaddimuu nahaa ilaihi wa in taku siwaa dzaalika fasyarrun tadha-‘uunahu ‘an ri qaabikum.
Artinya:
“Segerakanlah (mengurus) jenazah, maka jika jenazah itu baik, maka kebaikan segera diberikan kepadanya, dan jika mayat itu selain demikian, maka kejahatan itu lekas terbuang dari tanggungan kamu.” (HR. Bukhari, Muslim).

Keutamaan Mengurus Jenazah.
Barangsiapa yang meninggal dunia tidak menyekutukan Allah (syirik) maka ia masuk Syurga. (HR. Bnukhari).

ADAB WASIAT.

Adab Islam.
Apabila seseorang mempunyai harta kekayaan banyak dan tidak mempunyai ahli waris kecuali hanya seorang anak perempuan, maka hendaklah ia mewariskan 1/3 (sepertiga) dari hartanya. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Walaupun ada kemampuan maka hendaklah jangan menghabiskan harta untuk bersedekah atau berinfak sedangkan keluarga dibiarkan dalam keadaan kekurangan. Membiarkan keluarga dalam keadaan serba kekurangan, padahal ia mampu adalah perilaku yang kurang baik. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Ditekankan agar berlaku benar dalam menunaikan wasiat. Seseorang yang berlaku tak benar dalam wasiat maka nerakalah tempatnya, walaupun ia seorang ‘abid (ahli ibadah). (HR. Ahmad).

Friday, November 11, 2016

ADAB untuk MATI SYAHID.

Adab Islam.
Sesungguhnya orang yang mati syahid itu adalah hidup disisi Allah. (QS. Ali Imran : 169).

Semua dosa-dosa orang yang mati syahid fi sabilillah itu akan diampuni kecuali hutangnya yang belum ditunaikan. (HR. Muslim).

Orang yang mati syahid fi sabilillah, dan jihadnya tersebut diniatkan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT., maka baginya akan disediakan syurga Firdaus pada tingkatan yang paling tinggi. (HR. Bukhari).

Para malaikat senantiasa akan menaungi dengan sayapnya setiap orang yang mati syahid di jalan Allah. (HR. Bukhari, Muslim).

ADAB BERJIHAD.

Adab Islam.
Macam-macam Jihad.
a). Berjuang melawan orang-orang kafir. Yaitu dengan harta, diri dan lidah kita. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).

b). Berjuang melawan orang-orang fasik atau ahli maksiat. Yaitu dengan tangan, lisan dan hati yang  membenci atas kemaksiatan mereka. (HR. Muslim).

c). Berjuang melawan syetan. Yaitu dengan cara berdakwah dan menjauhi segala  perbuatan dosa dan maksiat. (HR. Abu Daud – QS. Al Fathir : 6).

d). Berjuang melawan hawa nafsu. Yaitu dengan menaati pemimpin dan selalu berbuat dengan melalui musyawarah. (HR. Baihaqi).

Thursday, November 10, 2016

ADAB MENUNTUT ILMU.

Adab Islam.
Mancari Ilmu.
Sabda Rasulullah saw.:
Uthlubul ‘ilma wa lau bishshiini fa inna thalabal ‘ilmi fariidhatun ‘alaa kulli muslimin innal malaa-ikata tadha-‘u ajnihatahaa lithaa libil ‘ilmi ridha-an bimaa yathlubu.
Artinya:
“Tuntutlah imu pengetahuan, sekalipun ke negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang Islam, sesungguhnya Malaikat mengembangkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu, karena suka kepada yang ia tuntut (ilmu).” (HR. Ibnu Abdul Barr).

ADAB IKHLAS.

Adab Islam.
Kepentingan Ikhlas.
Ikhlas adalah semata-mata karena Allah. (HR. Syekh Nashr Samarqandi).

Kebaikan yang sedikit jika diiringi dengan keikhlasan maka akan menyebabkan berlipat-gandanya pahala. (QS. An Nisa : 40).

Barang-siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah maka hendaklah ia beramal dengan ikhlas dan jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam ibadah kepada-Nya. (QS. Al Kahfi : 110).

Wednesday, November 9, 2016

ADAB NIAT.

Adab Islam.
Segala perbuatan zhahir maupun bathin hendaknya dilakukan semata-mata karena mengharap keridhaan Allah. (QS. Az Zumar : 11).

Derajat amal perbuatan seseorang itu bergantung kepada niatnya. (HR. Muslim).

Allah SWT. hanya melihat kepada apa yang ada di dalam hati (niatnya) seseorang, dan tidak melihat kepada rupa ataupun harta seseorang. (HR. Muslm).

Apa yang disembunyikan dan diperlihatkan dalam hati dan perbuatan seseorang, Allah SWT. Maha Mengetahuinya. (QS. Ali Imran : 29).

ADAB KEPADA ORANG KAFIR

Adab Islam.
Kewajiban pertama bagi seorang muslim adalah tidak meridhai kekufuran seseorang. Dan hendaknya ada kebencian dalam hati terhadap kekufurannya, bukan terhadap orangnya. (QS. Al Mumtahanah).

Do’a dan Dakwah.
Disunnahkan jika ada kemampuan untuk menulis surat kepada kaum kafir dan menyeru mereka kepada Islam. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Sebagai seorang da’i, hendaknya tetap ada rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir, dan tetap mengharap hidayah Allah serta mengajak mereka agar memeluk Islam. (HR. Ahmad, Ibnu Majah).

ADAB KEPADA KAUM DHU’AFA

Adab Islam.
Sedekah Yang Paling Utama
Adanya kaum dhu’afa tidak lepas dengan sedekah. Bagi yang diberi berkecukupan harta oleh Allah SWT., telah diberi suatu cara untuk memberi barakah dan membersihkan hartanya, yaitu dengan bersedekah kepada kaum yang dinamakan “dhu’afa”.

Seperti sabda Rasulullah saw.:
Qaala rajulun linnabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama: yaa rasuulallaahi ayyush shadaqati afdhalu? Qaala: an tashaddaqa wa anta shahiihun hariishun ta’mulu ghinaa wa takhsyal faqra wa laa tumhil hattaa idzaa balaghatil hulquuma qulta lifulaanin kadzaa wa lifulaanin kadzaa wa qad kaana lifulaanin.
Artinya:
“Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah saw., sedekah yang bagaimana yang paling utama?’ Nabi bersabda: ‘Bahwa engkau bersedekah, sedang engkau dalam keadaan sehat lagi berhasrat, engkau ingin kaya dan takut jatuh miskin, kamu tidak menangguhkan sedekah itu, hingga saat nyawa sampai di kerongkongan, kamu berkata: ‘Untuk si fulan sekian, si fulan sekian’, padahal sungguh harta tadi sudah untuk si fulan.” (HR. Bukhari).

Tuesday, November 8, 2016

ADAB PEMIMPIN KEPADA RAKYAT.

Adab Islam.
Tanggung Jawab.
Setiap jiwa bertanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuatnya. (QS. Al Muddattisir : 38).

Menjadi pemimpin adalah suatu fitnah atau ujian yang besar. (HR. Imam awawi).

Sebenarnya tidak menjadi pemimpin adalah suatu keberuntungan yang besar karena terjauh dari tanggung jawab yang besar. Rasulullah saw. pernah berkata kepada seorang anak kecil: “Sungguh beruntung kamu wahai anak kecil, jika kamu mati belum pernah menjadi amir, dan tidak pula sekretaris, dan tidak pula menjadi instruktur (penanggung jawab orang banyak).”  (HR. Abu Daud).

ADAB KEPADA PEMIMPIN.

Adab Islam.
Kedudukan Pemimpin.
Diperintahkan oleh Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang yang memimpin kamu sekalian.” (QS. An Nisa : 59).

Hendaklah rakyat selalu bersyukur jika mendapatkan seorang pemimpin yang adil, dan pemimpin itupun akan mendapatkan pahala. (Syekh Abu Nashr Samarqandi).

Tidak diperbolehkan menghina pemimpin (amir), barangsiapa yang menghina penguasa di muka bumi, maka ia akan dihinakan oleh Allah. (HR. Tirmidzi).

Monday, November 7, 2016

ADAB ULAMA.

Adab Islam.
Ilmu ulama itu dapat menerangi wilayah matahari yang luas. (Al Ghazali).

Keutamaan orang yang berilmu (ulama) atas orang yang ahli ibadah, adalah seperti keutamaan Rasulullah saw. atas orang yang paling rendah di antara umatnya. (HR. Tirmidzi).

Para ulama adalah pewaris para nabi, maka mereka akan diuji dengan beraneka ragam musibah sesuai dengan derajat ketaqwaannya masing-masing.

Para ulama adalah pewaris ilmu kenabian. (HR. Abu Daud).

ADAB KEPADA ULAMA.

Adab Islam.
Keutamaan Adab Ulama.
Orang-orang sholeh berada dalam jaminan Allah SWT. Barangsiapa mengganggu mereka akan dituntut oleh Allah SWT. (HR. Muslim).

Jangan sekali-kali meremehkan alim ulama atau orang-orang sholeh. Barangsiapa yang meremehkan orang sholeh, maka lenyaplah (keutamaan) akhiratnya. (Sufyan bin Uyainah ra.)

Jangan sekali-kali ada rasa benci atau memusuhi alim ulama yang sholeh, karena barangsiapa yang memusuhi mereka, Allah SWT. menyatakan perang dengannya. (HR. Bukhari).

Sunday, November 6, 2016

ADAB HARI RAYA.

Adab Islam.
Disunnahkan agar memakai pakaian yang terbaik. Dan bukan berarti yang terbaru, setidak-tidaknya pakaian yang masih terlihat baik dan suci. (HR. Bukhari).

Rasulullah saw. mempunyai pakaian khusus yang dikenakan hanya pada hari Raya saja. (HR. Ahmad).

Dianjurkan makan sebelum keluar shalat hari raya Iedul Fitri. (HR. Bukhari).
[= Rasulullah saw. biasanya makan beberapa kurma dengan bilangan ganjil sebelum berangkat shalat Iedul Fitri.]

ADAB SAFAR (PERJALANAN).

Adab Islam.
Safar (perjalanan), adalah sebagaian dari siksa, yang mana seseorang akan terkurangi masa tidur, makan dan minumnya, maka jika telah selesai keperluannya cepatlah pulang. (HR. Muttafaq ‘alaih).

Disunnahkan agar mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat sebelum memulai perjalanan. (HR. Thabrani).

Berdo’a ketika keluar rumah;
Bismillaahi tawak kaltu ‘alallaahi laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi.
Artinya:
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali pada Allah SWT.” (HR. Abu Daud, Hakim).

ADAB MAJELIS.

Adab Islam.
Dalam setiap majelis (pertemuan) hendaknya harus banyak mengingat Allah SWT. (Nasa’i).

Didalam majelis hendaknya membaca shalawat kepada Rasulullah saw., paling sedikit satu kali. (HR. Nasa’i, Ibnu Hibban, Thabrani).

Yang hadir dalam majelis ada tiga macam:
+a. Ghani; yaitu, banyak mengingat Allah. SWT., tidak lalai di
       dalamnya.
+b. Salim; yaitu, berdiam saja, tidak melakukan apa-apa hanya
      mendengarkan pembicaraan orang lain.
+c. Syajib; yaitu, yang banyak membicarakan keburukan dalam majelis.
(HR. Thabrani, Ibnu Majah).