Translate

Saturday, September 3, 2016

MEMAAFKAN SALAH-SATU PINTU SURGA

Embun Qolbu
Syahdan terkisah dimasa Sahabat Nabi Muhammad saw., salah satu sahabat sudah dijamin akan masuk surga bersama Rasullullah. Meskipun semua sahabat Nabi sudah pasti akan masuk surga, namun belum tentu masuk bersama-sama dengan Nabi. Apalagi setiap sahabat itu masuk masjid untuk sholat berjamaah dan datang untuk berkumpul bersama Nabi dan sahabat-sahabat yang lain; Kanjeng Nabi selalu memuji dan mengulang-ulang pernyataan; "dia adalah calon penghuni surga dan masuk bersama dengan aku (Nabi)". Tidak dimasjid saja, ditempat lainpun misalkan dikebun, dipasar atau dirumah sahabat lainnya, setiap sahabat itu datang, Kanjeng Nabipun selalu mengulang pernyataan diatas.

Hingga timbulah kepenasaran dikalangan sahabat-sahabat lain. Diutuslah salah seorang untuk menginap dirumah simutlak calon surga dan memata-matai ibadah apakah yang menjadikan dia amat istimewa dimata Nabi.

Siutusan itu diterima dengan baik dan diperkenankan menginap. Sepanjang malam siutusan itu melaksanakan tugasnya memata-matai ibadah sahabat tersebut. Dia menyimpulkan, tidak ada yang istimewa dari ibadahnya, semua sama seperti sahabat-sahabat yang lain, sama seperti yang diberikan Nabi Muhammad.

Pagi hari sebelum berpamitan, siutusan bertanya kepada sahabat calon mutlak surga, kenapa Kanjeng Nabi Muhammad selalu memastikan bahwa sahabat itu pasti akan masuk surga bersama-sama dengan Nabi. Ditanya demikian tentu sahabat itu menjadi bingung, karena dia tidak melakukan apa-apa selain yang diajarkan Nabi, sama dengan sahabat-sahabat lainnya. Tetapi dia ingat, bahwa sebelum merebahkan diri untuk tidur, dia selalu berdo'a kepada Allah, bahwa dia memaafkan semua kesalahan orang-orang kepadanya, baik yang dia kenal maupun tidak, kesalahan langsung maupun tidak langsung, dan memohon pengampunan kepada Allah semua kesalahan orang-orang itu.

Siutusan itu hanya manggut-manggut, memperoleh pencerahan luarbiasa, sebuah praktek dari muammalah dan ibadah yang sangat sederhana, tetapi dinilai demikian tingginya oleh Nabi Muhammad saw.

                                                     *** 0 ***


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.