Embun Qolbu
Bulan Ilahi itu Ramadlan namanya. Allah Turun
ke muka bumi, dengan Ridla, Mahabbah, Dloman, Ulfah dan Nur-Nya.
Katanya bulan itu melebihi pendaran seribu
purnama, karena Senyum Kelembutan Ilahi membungkus Gairah RinduNya atas
Kecintaan Agung kepada para hambaNya.
Bulan itu, Ramadlan namanya. Tak ada kenangan
paling indah sepanjang masa, kecuali kenangan yang sekaligus jadi impian
keabadian di masa depan.
Allah Meridloi kita, ketika kaki kita
melangkah pertama di pintu-pintu syurga. Allah mengunci bara nafsu dan
memenjarakan liarnya hewani kita, bahkan membelenggu syetan-syetan yang
berselingkuh di bilik urat nadi jiwa kita. Lalu Allah memaafkan kita, Allah
mencintai kita, Allah membebaskan kita.
Tak ada yang mengenang lebih panjang, lebih
indah dibandingkan dengan pelaminan syurga di muka bumi. Ketika dua pecinta
saling berpandangan dengan cahaya jiwa, lalu saling berpelukan dalam keteguhan
kesatuan hakiki, lalu saling melepas dalam jarak kerinduan yang agung. Ketika
seluruh cahaya berkumpul, Ruh-ruh suci menyatu, milyaran Malaikat berhamburan
dalam barisan-barisan yang digerakkan oleh Kemahabesaran dan Kemahaindahan..
Disanalah Malam Kepastian (Lailatul Qadar),
Mahkota-mahkota Pengantin Ilahi dikenakan. Keharuan yang melahirkan airmata. Airmata
yang bergolak dalam gelombang cinta dan kasih, kemudian menjadi bahan jagad
semesta-rayanya. Kelopak mata kita yang sembab adalah kelopak "Kun",
dan ketika "Fayakun", airmata itu membelah pipi-pipi tulip Kemaha-IndahanNya,
dalam KemahabesaranNya. Lalu selembar "Lauhul Mahfudz" di
GenggamanNya Sekedar untuk mencatat Kisah Cinta-Nya.
Lalu disana tertulis. "Puasa ini hanya
untukKu wahai hambaKu dan kekasihKu. Biar Aku sendiri yang membalas cintamu,
luruh kerinduanmu Karena Aku mencintaimu".
Duhai gulungan-gulungan ombak di samuderaNya,
Bunga-bunga dibermusim di Syajarah KauniyahNya Mengembang dengan warna-warni : RidlaNya
- MahabbahNya - DlomanNya - UlfahNya - NurNya.
Lima macam bunga yang menghapus seluruh
keindahan dan semerbak semesta. Entah apa namanya, bidadarikah itu, atau
Syurga-syurgaNya?
Yang jelas tarian-tarian syurgawi itu
mengepakkan sayap-sayap Keindahan. Sebab Mahkota Ilahi segera diturunkan,
diselubung rahasia gua Hira. Dalam pelukan Panglima Ruh Jibril.
Dari kesunyian itu cahaya muncah menerangi
kegelapan semesta. Kekafiran, kemusyrikan, kezaliman, ketidak-adilan,
ketakaburan, kemunafikan, kefasikan, kecinta duniawi, keangkuhan, ketakjuban
diri, kekeroposan, kedengkian dan irihati. Tipu muslihat, kedustaan dan
kebinatangan.
Lapisan-lapisan kegelapan itu hangus dalam
cahayaNya. Cahaya dari Maha Cahaya di Bulan Cahaya. Untuk melahirkannya
Sayyidina yang bercahaya. Muhammad yang bercahaya. Agar lahir hamba-hamba yang
bercahaya melalui malam paling bercahaya. Allahu Akbar.
(M.Luqman Hakim)

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.