Muhassabah.
Ketika manusia berdzikir karena menghadapi
kesulitan ekonomi dan keterpurukkan hidup yang tidak berubah-rubah. Sadarilah
mungkin dia telah mengubah dzikir untuk menjadi pengemis. Kita harus menyadari
dan meyakini bahwa Allah lebih mengetahui kebutuhan kita.
Memang kita diharuskan berdoa dan meminta
selalu kepadaNya. Tapi kita juga dituntut untuk pandai-pandai menilai diri,
cukupkah ibadah kita untuk membeli doa-doa dan permohonan kita, hahikatnya
perintah berdoa memohon kepadaNya adalah peringatan bahwa kita harus
banyak-banyak eling (ingat) kepada
Allah. Janganlah iman selalu dijual untuk dunia, pandai-pandai mendulang amal
menebalkan kantong amal kita.
Oleh sebab itu sibukkanlah dan basahilah
bibir serta lidah kita dengan dzikir dan doa-doa untuk bersyukur. Kenapa harus
bersyukur, karena Allah sudah memberikan segalanya dengan gratis. Coba hitung berapa
harga kelima indra kita? Berapa harga seluruh anggota tubuh kita, berapa nilai
air yang kita minum, seandainya tidak ada air didunia ini? Dan berapa oksigen
yang kita hisap setiap detiknya? Berapa nilai kesehatan? Berapa nilai sinar
matahari yang memanasi permukaan bumi setiap-harinya? Nilai makanan-makanan,
sayuran-sayuran dan buah-buahan. Nilai kelapangan hidup dan lain-lain.
Kalau semua harus dihitung dengan uang
siapkah kita ditagih. Jadi sudah patutkah kita berterima-kasih dan bersyukur
kepadaNya. Ingatlah semua yang ada didunia ini dan termasuk diri kita adalah
milikNya, jika Ia hendak berbuat berlawanan dengan kehendak kita, patutkah kita
marah, menyesal dan meninggalkan ibadah. Berpaling dariNya, melupakanNya. Jadi
kita harus tinggal dimana?. Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan
akhir. Dan hidup ini singkat, tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata
penting tak terkatakan. Dan juga jangan mati-matian mengejar yang tidak dibawa
mati. Nabi suci, saw. bersabda : “Ingatlah!
Sesungguhnya setiap raja memiliki sebuah padang rumput yang terjaga. Sedang
padang rumput Allah ialah hal-hal yang dilarang-Nya.”
Ikhlas dan ridlo beribadah digambarkan bagai
petani yang menggarap sawah. Pagi hingga petang tidak henti-hentinya
mencangkul. Jadi jika sudah disawah rajin-rajinlah mencangkul agar sawah
tergarap dan terurus, jangan kesawah untuk mencari belut. Lelah mengejar-ngejar
belut. Belut akan keluar dengan sendirinya jika sawah dicangkul terus-menerus. Mencari
ikan didanau, bukan dengan cara ngobok-ngobok (diaduk-aduk) danau, mendinamit
danau, mengeruk danau. Cari cara termudah tanpa harus mengkeruhkan air-danau. Yaitu
dengan memancing, cari alat pancing yang kuat dan lentur, tali yang kuat
elastis dan cari umpan yang gemuk, maka didapatkan ikan besar dan gemuk.
Melakukan sesuatu karena nafsu, bukan karena
perintah Allah, berarti menyimpang dari kewajiban dan menentang kebenaran.
Melakukan sesuatu, bukan karena nafsu, berarti selaras dengan kebenaran, sedang
mencampakkannya, berarti kemunafikan. Kesakitan mempunyai posisi diatas harta
dan dibawah iman. Kesakitan bagi yang sabar akan merontokkan dosa-dosa.
Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan
membuat kita bisa bertahan dalam hidup.

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.