Translate

Thursday, September 8, 2016

PAKAILAH DZIKIR UNTUK BERSYUKUR.


Muhassabah.
Ketika manusia berdzikir karena menghadapi kesulitan ekonomi dan keterpurukkan hidup yang tidak berubah-rubah. Sadarilah mungkin dia telah mengubah dzikir untuk menjadi pengemis. Kita harus menyadari dan meyakini bahwa Allah lebih mengetahui kebutuhan kita.

Memang kita diharuskan berdoa dan meminta selalu kepadaNya. Tapi kita juga dituntut untuk pandai-pandai menilai diri, cukupkah ibadah kita untuk membeli doa-doa dan permohonan kita, hahikatnya perintah berdoa memohon kepadaNya adalah peringatan bahwa kita harus banyak-banyak  eling (ingat) kepada Allah. Janganlah iman selalu dijual untuk dunia, pandai-pandai mendulang amal menebalkan kantong amal kita.


Oleh sebab itu sibukkanlah dan basahilah bibir serta lidah kita dengan dzikir dan doa-doa untuk bersyukur. Kenapa harus bersyukur, karena Allah sudah memberikan segalanya dengan gratis. Coba hitung berapa harga kelima indra kita? Berapa harga seluruh anggota tubuh kita, berapa nilai air yang kita minum, seandainya tidak ada air didunia ini? Dan berapa oksigen yang kita hisap setiap detiknya? Berapa nilai kesehatan? Berapa nilai sinar matahari yang memanasi permukaan bumi setiap-harinya? Nilai makanan-makanan, sayuran-sayuran dan buah-buahan. Nilai kelapangan hidup dan lain-lain.

Kalau semua harus dihitung dengan uang siapkah kita ditagih. Jadi sudah patutkah kita berterima-kasih dan bersyukur kepadaNya. Ingatlah semua yang ada didunia ini dan termasuk diri kita adalah milikNya, jika Ia hendak berbuat berlawanan dengan kehendak kita, patutkah kita marah, menyesal dan meninggalkan ibadah. Berpaling dariNya, melupakanNya. Jadi kita harus tinggal dimana?. Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Dan hidup ini singkat, tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan. Dan juga jangan mati-matian mengejar yang tidak dibawa mati. Nabi suci, saw. bersabda : “Ingatlah! Sesungguhnya setiap raja memiliki sebuah padang rumput yang terjaga. Sedang padang rumput Allah ialah hal-hal yang dilarang-Nya.”

Ikhlas dan ridlo beribadah digambarkan bagai petani yang menggarap sawah. Pagi hingga petang tidak henti-hentinya mencangkul. Jadi jika sudah disawah rajin-rajinlah mencangkul agar sawah tergarap dan terurus, jangan kesawah untuk mencari belut. Lelah mengejar-ngejar belut. Belut akan keluar dengan sendirinya jika sawah dicangkul terus-menerus. Mencari ikan didanau, bukan dengan cara ngobok-ngobok (diaduk-aduk) danau, mendinamit danau, mengeruk danau. Cari cara termudah tanpa harus mengkeruhkan air-danau. Yaitu dengan memancing, cari alat pancing yang kuat dan lentur, tali yang kuat elastis dan cari umpan yang gemuk, maka didapatkan ikan besar dan gemuk.

Melakukan sesuatu karena nafsu, bukan karena perintah Allah, berarti menyimpang dari kewajiban dan menentang kebenaran. Melakukan sesuatu, bukan karena nafsu, berarti selaras dengan kebenaran, sedang mencampakkannya, berarti kemunafikan. Kesakitan mempunyai posisi diatas harta dan dibawah iman. Kesakitan bagi yang sabar akan merontokkan dosa-dosa. Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup.


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.