Embun Qolbu
Perdebatan antara ulama fiqih dan ulama
tasawuf sepertinya tak pernah berujung. Sejak dulu hingga kini, persoalan itu
masih terus bergulir, meski banyak buku-buku tentang sufisme yang menjelaskan
hubungan kedua ajaran Islam tersebut. Termasuk karya termasyhur Imam AlGhazali,
Ihya 'Ulumuddin. Biasanya ulama fiqih atau ahli syari'at selalu menuduh bahwa
ahli tasawuf banyak menyimpangkan ajaran Islam.
Tapi dalam dialog di sebuah majelis sufi.
seorang ulama fiqih kali ini seperti dibuat tak berdaya. Bahkan ulama tersebut
justru membenarkan pendapat yang dikemukakan ahli tasawuf.
"Menurut Anda," tanya ulama tasawuf
mengawali dialog, "jika Anda memiliki 40 ekor kambing, lantas berapa ekor
yang wajib dikeluarkan zakatnya?"
"Berdasarkan ketentuan syari'at adalah
satu ekor." Sang sufi pun manggut-manggut.
"Sebaliknya, berapa menurut Anda?"
Kali ini ulama fiqih yang bertanya. Secara hakikat, ya semuanya," jawab
sang sufi spontan.
"Kok bisa begitu. Buat apa kita memelihara
kambing kalau harus diberikan semuanya pada mustahiq, bukankah kambing itu
sebagiannya milik kita".
"Anda harus tahu, kambing yang kita
pelihara itu bukan milik kita, tapi milik Allah. Itu secara hakikat Kita hanya
diberi amanah oleh Allah, karena punya Allah maka kita tidak berhak mengklaim
bahwa kambing-kambing itu milik kita."
Ahli fiqih hanya bisa diam, dan mencoba
menggali makna terdalam dari ucapan ahli hakikat tadi.

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.