Translate

Thursday, September 1, 2016

GOLONGAN MANUSIA



Firman Allah:
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (Q.S. Ath-Thur : 21)

Dalam ayat di atas Allah menjelaskan bahwa keberuntungan orang-orang yang beriman lalu mempunyai generasi anak cucu yang beriman pula, maka anak cucunya tersebut akan dikumpulkan bersama nenek moyang yang beriman walaupun derajatnya berbeda dan nanti akan disamakan derajatnya di sisi Allah SWT serta kemuliaannya di sisi Allah SWT walaupun amalannya berbeda-beda; ini suatu keberuntungan bagi bapak-bapak/Ibu-ibu sekalian alhamdulillah kita dijadikan Allah SWT orang yang beriman, semoga kita semua dijadikan Allah kembali nanti pada hari kiamat diberi kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT.

Para ulama menafsirkan pada ayat di atas orang-orang yang beriman yang mempunyai anak kemudian anaknya dihubungkan menjadi satu serta dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintai sebagai keimanannya, begitupula orang-orang yang mengikuti gurunya dalam keimanan akan dikumpulkan bersama gurunya walaupun tingkat amalannya berbeda. (Bughiyatul Mustafidz : 278).

Maka dengan ayat di atas meyakini bahwa para murid akan dikumpulkan bersama gurunya, apalagi gurunya itu membimbing muridnya agar keimanannya selalu untuk ditingkatkan dengan peningkatan amalannya itulah dengan selalu mengamalkan dzikir kepada Allah SWT (mengingat Allah SWT).

Sabda Nabi Muhammad SAW :
"Ada seorang Arab Badui yang datang kepada Rasulullah SAW kemudian berkata : Ya Rasul Mata As-sa'ah? Jawab Nabi Maada Adadta? jawab Arab Badui: hanya Allah dan Rasulnya mengetahui. Rasulullah SAW bersabda : Innaka ma'aman ahbabta. (H.R. Muslim).

Imam Annas bin Malik meriwayatkan menghadiri peristiwa tersebut dan jawaban Rasul membuat aku tidak pernah bahagia seperti gembiranya aku ketika mendengarkan hadits Rasul tersebut bahwa sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai. Anas bin Malik berkata: Ana uhibballoha warosulah, wauhibba Abu Bakar, Umar . "Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, akupun cinta kepada sayidina Abu Bakar, Umar walaupun aku belum bisa beramal seperti mereka.” Maka dengan ini kita sadari kita mencintai Allah dan Rasulnya, Imam yang empat juga para silsilah yaitu Guru kita semua, walaupun amalan kita tingkatannya amat berbeda, ini suatu nikmat yang diberikan Allah kepada kita semua. Manusia hidup di dunia ini hanya dua : Firman Allah: Faminhum saqoo wasa'iid, “Manusia itu ada dua macam ada yang celaka ada juga yang bahagia.”

Jika melihat pada hadits Rasul dan Firman Allah ini, masalah bahagia sudah Allah tentukan sejak kita berusia 120 hari dalam kandungan, termasuk rizki, umur, sudah ditentukan.

Akan tetapi Allah SWT memberikan kepada kita bimbingannya yaitu Al Qur’an, dengan diutusnya para Nabi dan Rasul serta Malaikat yang membawa wahyu untuk kita semua dan membawa alat keberuntungan untuk kita semua. lnilah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah".

Manusia dilihat dari sisi bahagia dan celaka diuraikan pada Firman Allah Q.S. Al-Baqoroh ayat 02. Dalam tafsir diterangkan manusia bahagia dan celaka ada tujuh macam tetapi yang tujuh macam ini bagian diringkas menjadi tiga golongan.

Firman Allah:
"Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan, Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga)." (Q.S. Al Waqi'ah : 7— 10)

Menurut ayat tersebut manusia dibagi tiga golongan :
*1. Golongan orang-orang yang celaka (ashabus syimal).
Dari ketiga golongan ringkasan dari tujuh golongan, oleh para ulama ahli tafsir dibagi lagi menjadi dua golongan yaitu : Pertama orang yang KUFUR, kedua orang yang MUNAFIQ. Dua golongan inilah yang disebut Allah orang yang celaka, tetapi dua golongan ini masih mempunyai kesempatan untuk bertobat kepada Allah SWT sebelum ajal menjemputnya. Ada cara(alat) pembasmi kedua golongan tadi yaitu dengan cara melakukan dzikir jahr dan khofi. Pangersa Abah Anom dari Pesantren Suryalaya berujar: "Bahwa kalimat tayyibah sebagaimana diketahui dapat membersihkan orang yang bersyirik jalli (kufur 'itiqad) dan syirik khofi (riya), semoga kita dibersihkan oleh Allah SWT dari kedua syirik tersebut.”

Selain orang Kufur, adalah orang munafiq. Orang Munafiq ini bukan orang kafir, maksudnya orang munafiq itu masih Islam, tetapi dalamnya kafir.

Imam Bukhari mengatakan :
“Bahwa lbnu Mulaikah (seorang tabi'in) menerangkan aku mendapatkan 30 orang shahabat Rasulullah SAW, semua shahabat tersebut takut apabila dirinya disebut orang munafiq.”

Untuk menghilangkannya sikap munafiq, mereka mengamalkan dzikir jahr dan khofi. Sehingga dari kelompok manusia yang berdzikir banyak atau sedikitnya ada empat yaitu :
+a. Sama sekali hatinya gelap (bagaikan Racun)
+b. Sudah ada dzikir tetapi masih sering lupa kepada Allah SWT (bagaikan penyakit)
+c. Lebih banyak dzikir daripada lupanya (penyakitnya mulai tidak ada)
+d. Full dzikirnya (bagaikan obat/sudah sehat kembali)
Posisi kita dapat diketahui dari sedikit atau banyaknya dzikir ini. Bagi yang belum pernah berdzikir, dapat diumpakan bagaikan racun yang sangat membahayakan, walaupun dia baik kelihatannya.

*2. Golongan Orang Yang Bahagia
+a. Amal baiknya sedikit amal buruknya banyak, tetapi ia tidak munafiq
+b. Amal balk dan buruk nilainya sama dan nantinya akan mendapatk ampunan
+c. Amal baiknya lebih banyak daripada amal buruknya

*3. As-Sabiquunas Saabiquun (Al-Muhib dan Mahbub),
 Golongan orang yang cinta kepada Allah dan orang yang sudah dicintai Allah. Model amalannya dapat bimbingan dari guru mursyid sehingga ia selalu berdzikir kepada Allah SWT. dan suatu saat agar dapat menjadi mahbub (orang yang dicintai).(KH.Soleh).

                                                          **********


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.