Muhasabah.
Surat
al-Baqarah ayat 60.
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air
hujan bagi kaumnya, maka Kami katakan: ‘Pukullah dengan tongkatmu pada batu,
maka memancarlah dua belas mata-air dari batu itu.’ Benar-benar setiap manusia
mengetahui tempat minumnya, makanlah dan minumlah dari rizki Allah, dan
janganlah melampui batas di muka bumi sebagai golongan yang merusak bumi.”
Syeikh
Muhyiddin Ibnu Araby mengatakan: “Ketika Musa as., memohon turunnya hujan ilmu
pengetahun, hikmah-hikmah dan makna-makna hakiki dari langit Ruh, lalu Allah
memerintahkan kepada Musa as. agar memukulkan tongkat nafsunya yang dijadikan
pegangan, karena keterkaitannya dengan tubuh, yang senantiasa menapak pada
tanah melalui fikiran, agar dipukulkan pada “batu otak” (otak yang membatu),
yang menjadi sumber dari akalnya.”
Lalu
memancarlah dua belas mata air, berupa air-air pengetahuan yang memancar
menurut jumlah rasa inderawi dan non inderawi manusia. Dua belas itu antara
lain: Lima berupa pancaindera lahiriyah, dan lima lagi batiniyah. Ditambah dua,
akal kontemplatif dan akal ilmiyah rasional. Rasulullah saw., bersabda: “Siapa yang kehilangan secara indrawi, ia
kehilangan secara ilmu.”
Manusia
telah meminum menurut pancaran sumber minuman pengetahuannya. Jika ia seorang
ahli dibidang iptek, dia juga seorang ulama misalnya, maka ia akan meminum
melalui saluran akal ilmiah rasional. Kalau ia adalah hukama’ dan ‘arifun, ia
akan meminum melalui kontemplatifnya.
Ahli musik ia akan meminum melalui suara-suara dan sebagainya.
Kemudian
dilanjutkan agar mereka semua makan dan minum rizki Allah, berupa ilmu, amal, ahwal dan maqamat. Dan jangan sampai meraih
minuman itu dengan cara destruktif, merusak, melalui kebodohannya atau
kejahilannya.
Untuk membuka mata air pengetahuan, memang diperlukan
memukul egoisme kita yang menempel pada fisik kita. Sebab egoisme yang
merupakan inti dari nafsu kita, sesungguhnya merupakan faktor pembuntu yang
menghalangi memancarnya sumber-sumber kebenaran dan cahaya Ilahiyah.
Rizki Allah secara lahir maupun secara batin, haruslah
diraih dengan cara yang benar dan halal menurut syariat, thariqat maupun
hakikat.
**
^ **

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.