Muhasabah.
“Janganlah
niat himmah (citamu) melampaui tujuan selain kepada Allah. Karena Allah yang
Maha Pemurah itu tidak bisa dilampaui oleh angan-angan.”
Kita
tidak boleh melampaui batas niat himmah kita kepada selain Allah, baik dalam
amal, maupun dalam ahwal jiwa kita. Namun kita harus tetap berpijak pada
keyakinan bahwa Allah-lah sebagai pijakan yang cukup, Allah-lah sebagai tujuan
cukup, Allah-lah sebagai andalan kita semua.
Nabiyullah
Yusuf as., pernah berkata, saat ia keluar dari penjara, “Dibanding dunia
kalian, aku lebih cukup dengan agamaku. Dan dibanding agamaku, cukuplah
Tuhanku.” Begitu juga keteladanan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim as.,
ketika beliau berkata: - padahal ia berada di perangkap alat perang – “Cukuplah
jika aku harus meminta, bahwa Allah sesungguhnya mengetahui keadaanku.”
Allah
Yang Maha Pemurah memang tidak bisa dijangkau oleh imajinasi, baik dari segi
Dzat maupun SifatNya, serta tindakanNya, karena itu juga tidak bisa diukur
dengan lainNya. Kita dilarang memohon kecuali hanya kepada Allah SWT. semata.
Seandainya kita harus bertawassul, maka kita juga tahu bahwa yang mengijabah do’a
kita adalah Allah ta’ala. Tawassul itu sebagai perantara untuk ikut mendo’akan
kita. Para Rasul, para Nabi, para Wali adalah Titik-titik Ilahiyah yang
memancarkan Cahaya Ruhani kepada kita, dan ketika kita bergabung dalam
tawassul, mereka turut memberikan dorongan menuju kepada Allah Ta’ala.
Karena
itu Ibnu Athailah meneruskan: “Janganlah
anda memanjatkan hajat kebutuhan anda kepada selain Allah dimana Allah-lah yang
sesungguhnya menciptakan kebutuhan anda itu sendiri. Bagaimana anda memanjatkan
hajat anda pada selain Dia, dimana selain ia tidak layak? Jika seseorang tidak
mampu menyelesaikan kebutuhannya sendiri, bagaimana ia bisa selain kepadaNya
mampu menyelesaikan?”.
Allah
yang mendatangkan rasa butuh anda, karena anda sebagai hamba, dan anda pun tahu
Allah itu Maha Kaya, Allah itu Maha Kuasa, Allah itu Maha Kuat, dan selainNya
tentu tidak ada kemampuan dan kekuatan.
Allah
Ta’ala berfirman: “Jika anda berpegang
teguh pada Allah dengan adanya bencana, sesungguhnya tidak ada yang bisa
membuka bencana itu kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebajikan padamu, maka
tidak ada yang bisa menolak fadlalNya.” (Yunus : 107).
Sebagian
kaum ahli ma’rifat mengatakan: “Ada kata-kata yang muncul pada diriku diantara
tidur dan jaga, ‘Janganlah anda mengajukan kebutuhan anda selain kepadaKu, yang
menyebabkan aku gandakan kesengsaraan padamu, karena su’ul adab anda, dan
keluarnya diri anda dari batas ubudiyah anda. Bahwa Aku memberikan cobaan
melalui rasa kebutuhan anda itu, agar anda bergegas kepadaKu, dan anda
bertawakkal kepadaKu.’ Aku mencetakmu melalui kekurangan , agar kamu menjadi
emas murni, maka tidak akan luntur setelah dicetak murni, dan Aku membuatmu menghaluskan
melalui rasa kurang padamu. Aku memastikan diriKu melalui maha Kaya. Maka jika
kamu sampai pada KemahakayaanKu bersamaKu, Aku telah menghubungkan kamu dengan
sifat kayaKu. Kalau kamu menuju kecukupan melalui selain diriKu, Aku telah
memutuskan inti pertolonganKu padamu. Aku memutuskan sebab-sebab dariKu, untuk
menolak dirimu dari pintuKu. Siapa yang menyerahkan diri kepadaKu, ia
mendapatkannya. Dan siapa yang menyerahkan pada selainKu, maka ia akan hancur.”
(M.Luqman Hakim).
** & **

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.