Translate

Tuesday, March 28, 2017

10 TINGKATAN MURAH HATI yang TERBAIK DALAM ISLAM.

Embun Qolbu

Ditulis oleh Ibnul Qoyyum Al-Zaujiah, ada 10 tingkatan yang bermurah hati menurut Islam, yaitu dimulai dari tertinggi;

 *) pertama, bermurah hati dengan jiwa, dia akan resah jika tidak bisa memberi, tidak keberatan untuk mendo’akan baik diminta maupun tidak diminta, dan baik diketahui ataupun tidak diketahui orang lain.

*) kedua, orang yang bagus dengan kepemimpinannya, memberikan manfaat dan kemurahan bagi orang kebanyakan yang dipimpinnya.

*) ketiga, kemurahan dengan kesenangan dan kebahagiaan, artinya untuk dirinya sendiri, tidak mendzalimi dirinya dengan pekerjaan melewati batas kemampuannya, memberikan haknya yang tepat pada tubuhnya, hak untuk istirahat, rileks, hak untuk makan, hak untuk kebutuhan rohani. Dia bermurah hati terhadap dirinya, apalagi jika bicara untuk kemaslahatan orang lain.

*) keempat, orang bermurah hati dengan ilmu dan memberikannya dengan baik. Bermurah hati memberikan ilmu lebih tinggi derajatnya dibandingkan bermurah hati dengan memberikan harta. Karena ilmu kedudukannya lebih tinggi daripada harta.

*) kelima, orang yang memberikan manfaat dari jabatan yang digenggamnya. Manfaat dan kemudahan termasuk ‘zakat’ dari jabatannya yang diraihnya. Jadi orientasi perhatiannya lebih mencakup kepada orang-orang kecil dan lemah atau orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.

*) keenam, bermurah hati dengan kekuatan tubuh kita. Ada hadits yang mengatakan memindahkan duri dari jalanan adalah perbuatan yang baik dan adalah termasuk iman yang terlemah, walapun iman terlemah akan tetapi masih memberikan manfaat.

*) ketujuh, sejahteranya dan bahagianya hati, lapang dada atau meredakan hati terhadap perbuatan orang lain, termasuk murah hati. Ada orang yang melukai dengan perbuatan, kata-kata, sistem atau suasana, jika dia berusaha melepaskan diri dari rasa dendam dan dengki, itu juga termasuk bermurah hati. Murah terhadap kehormatan dirinya, tidak merasa dikecilkan, tidak merasa dilecehkan, dia alihkan perhatiannya kepada hal lain yang dapat melapangkan dadanya.

*) kedelapan, orang murah hati dengan bersabar, kemudian menanggung resiko, dengan cakupan pada konteks kemasyarakatan, suatu kebersamaan dimulai dari yang kecil yaitu rumah tangga, kemudian masyarakat, berbangsa bernegara. Ada gesekan-gesekan hidup, ada sesuatu yang sesungguhnya menyentuh perasaan yang mengurangi kehormatan orang lain, tetapi ketika dia sabar tidak memberikan reaksi-reaksi negatif, memberikan kesempatan orang lain untuk sadar. Sebab dia sadar hidup bermasyarakat pada tahap komunikasi atau pergaulan aktif, sedikit banyak  akan memberikan ketersinggungan atau kesalahpahaman, mispersepsi dan lain sebagainya, karena sepanjang dia belum duduk bersama dan menjelaskan yang menjadi ketidak sepahaman, pasti ada yang tidak menyenangkan, dan dia sabar dan menerima resiko kepada hal itu.

*) kesembilan, murah hati kepada makhluk dalam arti memberikan kabahagiaan dan kelapangan, memberikan kabar gembira, hal ini lebih tinggi kedudukannya ketimbang sabar terhadap manusia siapapun dia. Dianggap lebih tinggi karena lebih luas cakupannya, misalnya bisa jadi dia disakiti oleh makhluk lain, oleh binatang, kemudian dia sadar dan tidak memberikan reaksi yang tidak baik, dia termasuk diatas kesabarannya.

*) kesepuluh, murah hati dengan apapun yang dia tinggalkan yang berada ditangan orang lain, dan dia tidak mau lagi menolehnya. Misalnya karena suatu hal kita sedang lengah, kemudian orang lain mengambilnya, maka dia tidak lagi memperdulikannya, tidak mengklaimnya sebagai milik kita.

Dan penutup adalah amalan yang terbaik dalam Islam, memberikan makanan dan minuman dan memberikan salam kepada sesama Islam dan non muslim. Untuk non muslim mengucapkan salam adalah sallam ismun min asmanillah. Hadts Riwayat Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash.

                                                           ** & **


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.