Translate

Sunday, July 9, 2017

BUAH KESABARAN.


Muhasabah.

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah : 24).

Sabar adalah suatu kekuatan yang menjadi modal dalam kesuksesan seorang manusia. Siapapun yang memiliki sifat ini – muslim ataupun bukan – akan mendapatkan natijah (hasil) yang menyenangkan dalam hidupnya. Bagi seorang muslim, buah kesabaran adalah syurga, namun di duniapun kesuksesan akan diraih. Sehingga kesabaran memberikan dua sisi keuntungan, dunia dan akhirat. Itulah sebabnya mengapa Allah memerintahkan hamba-hambaNya berkompetisi dalam kesabaran melalui berbagai ujian kehidupan baik berupa penderitaan (kesengsaraan) maupun kesenangan.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155).


Rahasia Kekuatan Sabar.
Mengapa sabar membuahkan hasil yang manis dan indah? Apa rahasianya? Hal demikian karena sabar menjalani hidup dengan segala kondisi, tidak tergesa-gesa mendapatkan hasil dan tetap semangat menghadapi cobaan apapun adalah sikap yang bersinergi dengan sunnatullah. Sebaliknya, hidup yang penuh keluh kesah, tidak menerima terhadap keadaan, merupakan sikap yang bertentangan dengan sunnatullah yang akan berujung dengan kerugian dan penderitaan.

Lihatlah tanaman tidak langsung berbuah saat ditanam. Buahnyapun tak langsung matang saat muncul, bahkan harus menunggu berbulan-bulan untuk mencapai musim panennya. Barang siapa yang ingin memetik buah tanpa menunggu proses, dia tidak akan memanen ataupun mendapat buah yang matang.

“Sucikanlah nama Rabbmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan lalu menyempurnakan (penciptaan-Nya). Yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk, dan Yang Menumbuhkan rerumputan, lalu dijadikan-Nya (rumput-rumputan) itu kering mati kehitam-hitaman.” (QS. Al-Aa’la : 1-5).

Sejak kedatangannya di muka bumi, manusia harus menjalani proses. Sang janin dalam kandungan ibunya tak langsung lengkap anggota tubuhnya. Ia harus menunggu berbulan – bulan untuk menjadi sempurna. Allah menciptakan manusia dengan penuh kesabaran dan ketelitian, maka mengapa mereka harus tergesa-gesa.

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pecipta yang paling baik.” (QS. Al Mukminun : 12-14).

Manusia yang lahir prematur tidak akan sempurna, karena itu bersabarlah mengikuti proses. Allah bisa menciptakan manusia dalam sekejap hanya dengan mengatakan “kun fayakuun”. Tetapi tidak dikerjakanNya. Ini semua untuk mengajarkan pentingnya sifat sabar melalui berbagai proses hidup dan kehidupan.

Sabar menjalani proses perjuangan menegakkan agama dijalani para Rasul dan Nabi Alaihimus Salaam. Nabi Yusuf as. mengalami berbagai penderitaan yang mendera hidup beliau, dikucilkan saudara-saudaranya, dimasukkan ke dalam sumur, dijadikan budak, di penjara dan sebagainya – sebelum menjadi menteri dan perdana menteri. Kemudian Nabi Ayyub as. didera dengan penyakit, Nabi Yunus as. ditelan ikan paus selama puluhan hari. Demikian juga Nabi Sulaiman as. diuji dengan kekuasaan dan kekayaan yang melimpah.

‘Bapak para Nabi’ -  Nabi Ibrahim as. namanya diabadikan dalam sejarah karena menentang kemusyrikan sehingga beliau nyaris disiksa dengan dibakar namun Allah menyelamatkan beliau. Kemudian diuji cinta dan pengorbanannya dengan peristiwa-peristiwa besar seperti hijrah dari Shan’aa ke Mekkah, perintah penyembelihan putera tercintanya Ismail as., yang kemudian diganti Allah dengan seekor kibas. Beliau lulus pada cobaan itu karena kesabaran dan keyakinan akan perintah dan akan kebenaran ajaran Allah.

Lihatlah keberhasilan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya, setelah melewati penderitaan dan kesengsaraan di Kota Mekkah dari hujatan kaum kafir. Lalu ujian pertempuran-pertempuran yang sengit demi membela dakwah dan menyebarkan siar Islam. Demikianlah, seluruh keberhasilan para Nabi, harus melalui proses penderitaan yang harus dilalui dengan kesabaran dan keteguhan hati. Ini yang Allah nyatakan tentang kepemimpinan para Nabi dikalangan Bani Israil.

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-sajjah : 24).

Tiga Bentuk Sabar.
Untuk memudahkan pemahaman kita akan arti sabar, Imam Al Ghazaly dalam Kitab “Ihya Ulumud-Din” membagi sabar dengan tiga kategori;
Pertama, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Sebab untuk menjalankan semua rukun Islam dan ajaran Rasullah lainnya sangat membutuhkan kesabaran. Dalam ibadah, baik yang bersifat khusus maupun umum diperlukan kesabaran, misalnya saat mengerjakan shalat lima waktu.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha : 132).

Allah Azza wa Jalla mengaitkan antara sabar dan shalat bahwa seseorang tak akan menegakkan shalat dengan benar tanpa kesabaran dirinya. Hidup bersama dengan orang-orang beriman, membantu mereka, berdakwah bersama mereka, membimbing mereka menaati Allah, juga membutuhkan kesabaran.

“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan Dunia, dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaanya sudah melalui batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).

Bahkan ada tiga tugas pokok seorang Muslim yang ketiganya saling berkait tak terpisahkan untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu: saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran, dan saling nasihat menasihati dalam berkasih sayang.

Kedua, sabar menjauhi maksiat. Sabar mengendalikan gejolak nafsu sampai terseret kepada dosa. Sabar menahan diri dari perhiasan dunia yang selalu menggodanya. Sabar meninggalkan harta haram yang menggiurkan. Sabar untuk tidak mendekati jalan-jalan zina yang selalu memanggilnya.
Rasulullah saw. menyebutkan ini adalah jalan ke syurga;
“Syurga diselimuti dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, sementara neraka diselimuti dengan hal-hal yang menggiurkan.”

 Ketiga, sabar menjalani ujian Allah SWT. bahwa hidup dan mati, senang dan susah, mudah dan sulit, semua adalah cobaan belaka. Banyak orang bertahan pada saat diuji dengan kesulitan, namun terjatuh pada saat menghadapi ujian kemudahan dan kesenangan-kesenangan dunia. Banyak semut justru mati di dalam timbunan gula. Seekor kera tidak jatuh pada saat ditiup angin kencang. Malah ia jatuh pada saat dihembus angin sepoi-sepoi. Seorang mukmin harus selalu sabar, teguh dan tangguh pada saat diuji dengan kesenangan. Karena hal ini merupakan pangkal keberhasilan hidupnya di dunia dan akherat.

                                                            **&**


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.