Translate

Saturday, January 7, 2017

TASAWUF TIDAK BERARTI MENGASINGKAN DIRI


Muhassabah.
Tarekat atau tasawuf adalah sesuatu yang abadi bagi manusia seperti agama Islam yang hanif. Tarekat dalam sejarahnya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. dan para sahabat. Tarekat atau tasawuf ini memiliki peran sebagai pencucian jiwa manusia dari nafsu-nafsu. Oleh karena itu tarekat ini banyak sekali manfaatnya bagi manusia baik pada masa modern seperti sekarang maupun pada masa sahabat Rasulullah saw.

Makna hakiki dari tasawuf bagi kehidupan manusia, khususnya umat Islam adalah sifat urgensitasnya yang sangat terutama di zaman serba modern saat ini. Karena tasawuf harus menjadi semacam jembatan rohani dari ibadah ritual yang kita lakukan sehari-hari guna menuju kehidupan abadi yang diridlai Allah SWT., di samping menjadi jalan kearifan dan kesalehan sikap kita terhadap realitas kehidupan. Tasawuf juga bisa mengantarkan kita pada ibadah yang sesungguhnya pada Allah. Karena dalam tasawuf, ibadah tidak semata-mata dilakukan secara fisik tapi juga secara non fisik, oleh seluruh anggota badan kita, termasuk jutaan sel yang ada dalam tubuh manusia. Jadi semuanya beribadah kepada Allah SWT.

Ada anggapan dan kesan dari masyarakat awam, bahwa bertasawuf harus dan perlu mengasingkan diri dengan beruzlah atau menjauhkan kehidupan duniawi. Bertasawuf bagi seorang muslim tidak harus menyendiri atau mengasingkan diri di dalam rumah dengan hanya berdzikir dan menghitung-hitung bijih tasbih. Tidak demikian. Bahkan juga tidak harus menjaga penampilan, dengan setiap hari berpenampilan serba sorban dan gamis atau jubah dan jilbab yang mengharamkan model-model atau melarang merubah-rubah pakaian tradisional gaya gurun pasir. Tidak juga demikian. Masing-masing muslim mempunyai kebudayaan penampilan mode berpakaian sendiri-sendiri, yang penting aurat yang diharamkan agama untuk tidak terlihat sudah tertutup. Dan dalam kegiatan sehari-harinya, dianjurkan muslim yang bertasawuf dapat membaur dengan kehidupan masyarakat, aktif pada kehidupan dunia, turut serta bertugas melayani nasib manusia lain yang membutuhkan pencerahan dari kegelapan hidupnya. Aktif bekerja di berbagai organisasi sosial dan keagamaan. Tasawuf sekarang seyogyanya demikian karena manusia diciptakan Allah untuk berdakwah dan menjadi khalifah di muka bumi.

Saat ini jumlah tarekat yang diakui Pemerintah sudah banyak. Masing-masing dengan nama yang diambil dari pendirinya dan dipimpin oleh mursyidnya. Sebenarnya tidak ada yang namanya perbedaan antara satu tarekat dengan tarekat yang lain. Demikian pula dari segi ajaran dan amalannya. Sebaliknya antara satu tarekat dengan tarekat lainnya saling melengkapi. Kalaupun ada perbedaan hal itu hanya dari segi nama tarekat saja, sementara semua ajaran bersumber atau berasal dari Islam yang satu. Di dalam tarekat juga dikenal adanya madzhab-madzhab atau aliran-aliran sebagaimana yang terdapat dalam fiqih. Bila di fiqih ada empat nama madzhab besar, seperti Madzhab Hambali, Maliki, Syafi’i dan Hanafi, maka dalam tarekat madzhab atau aliran besar itu diantaranya Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Khalidiyah dan Syadziliyah. Jadi meskipun ada aliran-aliran tarekat semacam itu namun tidak ada perbedaan yang mendasar di dalamnya. Sebab satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa tarekat itu sendiri hanyalah suatu nama organisasi dari para pengamal tasawuf, di mana mereka berkumpul untuk melakukan ibadah dan berdzikir pada Allah bersama-sama.

                                                          ** + **
  



No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.