Translate

Sunday, January 8, 2017

JIHAD MELAWAN SYETAN.


Embun Qolbu.
Sulthanul Aulia’ Syekh Abul Hasan asy-Syadzly berkata: “Barangsiapa yang menginginkan syetan tidak mempunyai peluang pada dirinya, hendaknya ia harus meluruskan iman, tawakkal dan ubudiyahnya, semata karena Allah di atas hamparan kefakiran, dan bersegera serta mohon perlindungan kepadaNya.”
Allah berfirman: “Sesungguhnya syetan itu tidak ada peluang (menggoda) baginya, terhadap orang-orang yang beriman, dan kepada orang-orang yang senantiasa tawakkal kepada Tuhannya.” “Sesungguhnya hamba-hambaKu, tak ada kekuasaan atas mereka bagimu.” (QS. al-A’raaf : 198). “Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah.”

Sedangkan pelurusan iman itu dilakukan melalui syukur terhadap nikmat-nikmatNya, sabar terhadap bencana dan ridha terhadap qadha’. Keabsahan tawakkal dengan jalan menjauhi hawa nafsu, melupakan makhluk dan bergantung pada Yang Maha Diraja dan Yang Benar serta melanggengkan dzikir.

Apabila ada rintangan yang menghalangimu untuk sampai kepada Allah, maka tetaplah dalam keteguhan. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau sekalian bertemu dengan kelompok (musuh), maka tetaplah kokoh, dan ingatlah kamu sekalian kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar kamu sekalian berbahagia.”

Pelurusan ubudiyah melalui pelanggengan kafakiran (kepada Allah), merasa lemah dan hina di hadapan Allah. Lawan ubudiyah adalah rubudiyah. Lalu apa fungsi rubudiyah bagimu dan apa yang seharusnya dilakukan bagi rubudiyah? Maka, tetapkanlah sifat-sifatmu dan gantungkanlah dengan sifat-sifat Allah.
Ucapkanlah dari hamparan kefakiran hakiki: “Wahai  Yang Maha Kaya, bagi orang fakir selain Dirimu.”
Ucapkanlah dari hamparan kelemahan: “Wahai Yang Maha Kuasa bagi orang yang lemah selain Diri-Mu.” 
Ucapkanlah dari hamparan ketidakberdayaan: “Wahai Yang Maha Kuat bagi orang yang lemah selain Diri-Mu.”
Sedangkan dari hamparan kehinaan ucapkanlah: “Wahai Dzat Yang Maha Mulia bagi orang yang hina selain Diri-mu.”
Engkau akan menemukan ijabah itu mengikuti tanganmu. Allah berfirman: “Mohon pertolonganlah kamu sekalian dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

Siapa yang menetapi bumi syahwat dan mengikuti selera nafsunya, sementara dirinya tidak ditolong oleh tajalli, dan terjauhkan dari tajalli, maka ubudiyahnya pada dua perkara:
Pertama, mengetahui nikmat-nikmat Allah atas karunia yang diberikan-Nya berupa iman dan tauhid. Sebab ketika Allah mencintainya, dan menghiasi hatinya, dan menjauhkan kontranya berupa kufur, fasik dan maksiat, maka ia mengatakan: “Tuhanku, engkau memberi nikmat kepadaku dengan ini.. Dan Engkau memberi namaku dengan nama ‘Rasyid’ (yang diberi petunjuk), lantas bagaimana aku bisa berputus asa dari-Mu, sedangkan Engkau menunjukkan diriku melalui karunia-Mu, walaupun aku berbeda? Maka aku sangat berharap agar Engkau menerimaku, walaupun aku ini pengecut.”
Kedua, senantiasa berkomitmen dan membutuhkan (Allah), dan Anda mengucapkan: “Selamatkanlah.. selamatkanlah.. dan selamatkanlah diriku.”

Tak ada jalan lain bagi orang yang tidak mampu dan terputus dari ibadah murni, kecuali dua perkara tersebut. Jika dua hal tersebut diabaikan, maka kesengsaraan akan menjadi miliknya, kejauhan menjadi kelazimannya, dan hanya kepada Allah-lah tempat berlindungnya.

Tiga Kerangkeng syetan adalah sebagai berikut;
*) Anda duduk sambil berpikir tentang faktor yang mendekatkan diri kepada Allah, lalu Anda melakukannya,
*) Anda duduk sambil berpikir tentang faktor yang menjauhkan diri kepada Allah, lalu Anda menjauhi faktor tersebut,
*) Anda duduk sambil berpikir tentang amal apa yang telah lakukan, lalu Anda bersyukur dan memohon ampunan.

                                                            ***


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.