Translate

Saturday, January 7, 2017

MIMPI MELIHAT ALLAH.

Embun Qolbu.
Dalam dunia Islam, khususnya sufi, mimpi merupakan tema yang cukup urgen dalam spiritualitas kehidupan manusia. Dalam hadits Rasulullah saw. yang diriwatkan oleh al-Bukhari, disebutkan: “Mimpi itu datangnya dari Allah sedangkan mimpi khayalan datangnya dari syetan.” Hal ini dikuatkan pula dalam hadits lain masih seputar mimpi. “Barangsiapa bermimpi melihat aku, maka dia benar-benar mimpi melihatku. Sebab syetan tidak bisa menyerupaiku.” (HR. at-Tirmidzi).

Dalam Al Qur’an juga disebutkan: “Dialah yang  menidurkan kamu di malam hari, dan Dia  mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari.” (QS. a-An’aam : 60).
Jadi mimpi merupakan sebagian dari ilham Allah kepada para hamba-Nya. Hanya saja memang ada mimpi yang muncul dari syetan, juga ada mimpi yang benar yang disebut dengan “Ar-Ru’yah ash-Shadiqah.” Ketika bermimpi bertemu Allah, dan yakin bahwa apa yang muncul dalam mimpi itu adalah Allah, maka itulah memang mimpi yang benar.

Dalam mimpi itu yang melihat bukan lagi mata kepala tetapi adalah mata hati. Sebagaimana disebutkan bahwa Allah itu bisa dilihat dengan mata hati di dunia. Seorang sufi mengatakan dalam tidur ada makna-makna yang tidak dapat dilihat dalam jaga, antara lain bisa melihat Rasulullah saw., para sahabat, para ulama salaf yang tidak bisa kita lihat dalam jaga. Begitu juga dalam tidur kita bisa melihat Allah dan ini merupakan keistimewaan yang agung dan karunia yang suci dari Allah.

Sufi Abu Bakr al-Ajiry melihat Allah dalam mimpinya, Allah lalu berfirman kepadanya: “Mintalah apa kebutuhanmu.” Lalu Abu Bakr memohon: “Ya Allah, ampunilah seluruh pendusta dari ummat Muhammad saw.” Maka Allah menjawab: “Aku lebih utama daripada kamu dalam hal ampunan. Karena itu minta saja apa yang kamu butuhkan.”

Abu Yazid al-Busthami meriwatkan: “Aku bermimpi bertemu Allah lantas aku bertanya kepadaNya, ‘Bagaimana aku harus menempuh jalan menuju kepadaMu?’.” Allah menjawab: “Tinggalkan dirimu dan kemarilah!”.

Dikisahkan pula, bahwa Ahmad bin Hadhrawaih bermimpi melihat Allah, dan Allah Ta’ala berfirman kepadanya: “Hai Ahmad, setiap orang saling mencari sesuatu dari-Ku kecuali Abu Yazid. Sebab dia itu mencariKu!”.

Yahya bin Sa’id al-Qaththan bercerita: “Aku bermimpi melihat Tuhanku, lalu aku memohon : “Tuhan, berapa lama aku memohon kepadamu, namun belum juga Engkau kabulkan?” Allah menjawab: “Wahai Yahya, Aku sesungguhnya senang mendengar suaramu.”

Imam al-Junaid al-Baghdadi pernah bermimpi: “Aku bermimpi seakan-akan berada di hadapan Allah. Kemudian Dia berfirman: “Wahai Abul Qasim (al-Junaid), darimana engkau dapatkan kalam yang engkau ucapkan?” Lalu aku menjawab: “Aku tidak pernah bicara kecuali yang benar.” Allah berfirman: “Engkau benar!”.

Dalam kitab Ar-Risalatul Qusyairiyah, ada bab khusus tentang mimpi. Dalam bab tersebut tidak disebutkan takwil mimpi sebagaimana diburu banyak orang hingga saat ini, tetapi mengenai pengalaman-pengalaman mimpi para sufi bersama Rasulullah saw. atau bersama para sahabat, atau kalangan pendahulunya. Bab ini dimunculkan para sufi untuk mengetengahkan suatu aspek ruhani dalam mimpi, sebagai Ar-Ru’yah ash-Shadiqah atau mimpi yang benar, dan mengandung hikmah keagungan. Dan merupakan “saksi” atas perjalanan ruhani si pemimpi sendiri ketika sedang menuju kepada Allah.

Mimpi adalah bagian dari keghaiban yang tersingkap, atau disebut bagian dari al-kasyf. Di atas disebutkan bahwa apa yang muncul dalam tidur kadang-kadang tidak pernah muncul dalam jaga, karena keterbatasan saat jaga itu sendiri. Banyak makna universal atau penampakan universal muncul dalam tidur kita. Tetapi hendaknya kita jangan tercengang lebih jauh. Apabila kita mengalami impian-impian ruhani, sementara kita tidak mampu mewakili makna impian secara ruhani pula, kita harus bertanya pada orang sufi, agar penafsiran kita tidak keliru, dan kita pun bebas dari kebingungan. Bagi para sufi, mimpi apa pun harus dinilai positif, karena para sufi sama sekali tidak punya su’udhdhan kepada Allah.

                                                            ** & **


No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis saran dan kritik anda.