Embun Qolbu.
Pancaran matahati (Syu’aaul Bashirah), mempersaksikan pada anda, betapa dekatNya Dia
pada anda. Sedangkan kenyataan Matahati (‘ainul
Bashirah) itu sendiri mempersaksikan pada anda, betapa anda sesungguhnya
tiada, karena AdaNya. Adapun hakikat matahati (haqqul bashirah) mempersaksikan pada anda WujudNya, bukan ketiadaan anda, juga bukan wujud anda. Allah
ada, dan tiada sesuatu pun yang menyertaiNya, dan Dia saat ini, sebagaimana
AdaNya.
Hikmah
ini menegaskan betapa dekatnya Allah dengan kita semua. Kedekatan Allah itu
dipandang oleh hamba, menurut perspektif matahatinya masing-masing. Ada yang
memandangnya dengan Ilmul Yaqin,
dengan produk pandangan dan keseimbangan tertentu, begitu juga ketika
memandangnya dengan ‘ainul yaqin,
bahkan dengan haqqul yagin.






