Embun Qolbu.
“Kemudian orang-orang yang zalim itu
menggantikan ucapan, tidak sebagaikan diucapkan kepada mereka. Lalu Allah
menurunkan kotoran dari langit kepada orang-orang yang zalim, karena akibat
kefasiqan mereka”.
Pandangan-pandangan
Ilahiyah yang begitu agung, di zaman Nabi Musa as. diselewengkan oleh mereka
yang bertindak zalim. Lalu wacana kebajikan Ilahi itu terlempar begitu saja
diganti dengan wacana duniawi yang
sesuai dengan selera hawa nafsu.
Kenyataan
demikian juga kita saksikan hari ini, ketika ucapan-ucapan Ilahiyah hanya
digunakan untuk legitimasi atas kepentingan pribadi, kepentingan golongan,
partai dan kekuasaan, yang ujung-ujungnya adalah kepentingan duniawi. Karena
itu di ayat lain Allah mengungkapkan:
“Dan diantara manusia ada yang
menciptakan pandangan yang sangat menakjubkan mengenai kehidupan dunia, bahkan
turun bersaksi pada Allah atas apa yang ada di hatinya. Padahal, sungguh dia
itu sangat kontra terhadap kebenaran”.
Mereka
meraih predikat melalui predikat-predikat egosentrisme, sebagai wujud tuntutan
hawa nafsunya, bukan merespon predikat yang ada dalam sifat-sifat Ilahiyah demi
meraih response Ruhiyah.
Akibatnya
Allah menurunkan kegelapan, kotoran dan siksa dari dalam jiwanya, dan dilemparkan
ke penjara nafsu, terjerumus dalam alam imajinasi fatamorgana, dan terhijab
dalam belenggu hawa nafsu. Mereka terus menerus terpasung oleh kehinaan,
keterhalangan dari Tuhan, ketika mereka menghasratkan cintanya kepada materi
yang rendah hina-dina itu. Dengan kata lain mereka terjerumus melalui kepatuhan
nafsu, bukan kepatuhan qalbu.
Itulah
yang disebut dengan kefasikan maniak yang mengerikan.
***

No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis saran dan kritik anda.