Translate

Sunday, December 25, 2016

DOA MAKBUL PEMUDA BERPAKAIAN KUMAL

Makbul.
Satu ketika pada zaman seorang Khalifah terjadi krisis ekonomi yang parah. Keadaan semakin parah karena pepohonan mengering. Hujan sudah tidak turun selama beberapa bulan. Pemerintah mencanangkan agar semua rakyat turun  ke lapangan untuk shalat Istisqa’ dan berdoa agar Allah menurunkan hujan. Namun hujan tidak turun juga. Khalifah mengundang para ustad dan para abid yang berpengaruh serta mempunyai pengikut yang banyak untuk bersama-sama berdoa kepada Allah; tetapi keadaan masih tidak berubah.

Khalifah menjadi khawatir karena kemarau kian tidak kunjung berakhir. Beliau berusaha mencari orang yang mustajab doanya untuk tampil ke depan guna mengimami shalat memohon hujan. Akhirnya tampillah seorang laki-laki dengan pakaian yang kumal dan rambut kusut untuk berjumpa dengan Khalifah. “Ya khalifah, saya datang untuk menyambut seruanmu.”

DOA MAKBUL SAAD bin ABI WAQQASH Ra.

Makbul.
Jabir bin Samurah ra. berkata: “Penduduk Kufah mengadukan Saad bin Abi Waqqash ra. kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra., sehingaa ia dipecat oleh Umar dan diganti oleh Ammar bin Yasir ra. Sedemikian berat pengaduan mereka hingga mereka berkata: “Saad tidak pandai Shalat.” Maka Umar memanggil Saad dan berkata: “Hai Abu Ishaq, mereka ini mengadukan bahwa engkau tidak dapat shalat dengan baik.” Jawab Saad: “Demi Allah, saya memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw. Saya tidak mengurangi (menyimpang) sedikitpun. Jika shalat Isya’, saya melakukannya agak lama dalam dua rakaat pertama, dan rakaat ketiga dan keempat lebih cepat.” Umar berkata: “Demikianlah perkiraan kami terhadap engkau wahai Abu Ihaq.”

Kemudian Umar mengirim Saad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan kepada penduduk tentang Saad. Maka di setiap masjid yang didatangi ditanya tentang keadaan Saad. Ternyata hampir setiap orang memuji kebaikan Saad, kecuali ketika masuk di Masjid Bani Abas, maka seseorang yang bernama Usamah bin Qatadah yang digelari Abu Sa’adah berkata: “Kalau engkau menanyakan tentang Saad, maka Saad tidak suka keluar memimpin pasukan dan tidak membagi rata, dan tidak adil dalam hukum.” Berkata Saad: “Ingatlah, demi Allah, saya akan berdoa tiga macam,: “Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta, hanya menjilat dan mencari nama, maka panjangkanlah umurnya dan lanjutkanlah kemiskinannya, dan hadapkanlah pada berbagai fitnah.”

Kemudian setelah orang itu lanjut umurnya, jika ditanya ia selalu menjawab: “Orang tua yang kena bala’ oleh doanya Saad bin Abi Waqqash ra.”

                                                      ** $ **



DOA MAKBUL ALI bin ABI THALIB Ra.

Makbul.
Pada suatu ketika, Ali bin Abi Thalib ra. diserahi seorang pencuri untuk dihukum, kemudian ia bertanya: “Apakah engkau telah mencuri?”, kemudian dijawab: “Ya.” Kemudian setelah diulang pertanyaan itu sampai tiga kali dan orang itu selalu mengiyakan, maka Ali menyuruh agar orang itu dipotong tangannya. Kemudian pulanglah pencuri itu dengan buntung sebelah tangannya.

Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Salman al-Farisi yang kemudian bertanya, “Siapakah yang telah memotong tanganmu?” Ia menjawab: “Yang telah memotong tanganku adalah sendinya agama, menantu nabi, anak paman nabi, dan pemimpin orang mukmin, yaitu Ali bin Abi Thalib.” “Ia telah membuntungkan tanganmu tetapi kamu malah memujinya,” kata Salman heran. “Ya, karena dengan kehilangan tangan yang satu itu berarti ia telah menyelematkanku dari siksa,” katanya.

Kemudian Salman memberitahukan hal tersebut kepada Ali bin Abi Thalib. Maka Ali pun lalu memanggil pencuri itu. Dan setelah pencuri itu tiba diambillah potongan tangan pencuri itu untuk disambungkan lagi ketempat semula seraya ditutup dengan sapu tangan. Kemudian Ali berdoa kepada Allah untuk kesembuhan tangan pencuri itu. Akhirnya dengan izin Allah tangan itu tersambung kembali seperti sedia kala.

                                                              **&**